37. Sosok berharga

1K 303 51
                                    

Maaf ngk bisa tepat janji karena kemaren kuota tiba-tiba habis

Mungkin setelah part ini up nya agak lamaan, nunggu punya kuota dulu mungkin

○○○

“Selalu ada sosok berharga dalam hidup setiap orang.”

-Brandon Geovano Alatas

~~~

Hari masih sangat pagi, tapi Nevan sudah membuat suasana rumah menjadi ramai. Hari ini Altair juga tidak pergi bekerja membuat rumah juga semakin ramai, pria itu memang selalu mengambil cuti di hari minggu.

"Aku punya tuyul kecil ku beri nama Arthan, dia suka meloncat-loncat sambil ngompol di kasur." Pagi-pagi tapi Nevan sudah julit. "Tuyul ngik ngik ngik ... Kemari ngik ngik ngik."

"Etan." Arthan melirik sinis Nevan.

"Nevan nggak boleh gitu, Arthan juga," tegur Ajwa.

"Nevan cuma nyanyi, emang nggak boleh nyanyi Bunda?" Nevan memasang wajah polos.

"Ya boleh, tapi nyanyinya harus bener."

"Kalau nyanyi bener kayak gini Wa." Altair menyanyikan lagu aku punya anjing kecil dengan lirik yang berbeda. "Bener bener bener bener, bener bener bener bener. Bener bener bener bener, bener bener bener bener."

"Beneeer! Ner ner ner. Beneeer! Ner ner ner. Bener bener bener." Nevan juga ikut-ikutan.

Tidak bapak, tidak anak, sama saja. Untung saja Ajwa penyabar, sementara Aylin sudah geleng-geleng kepala. Arthan mengerjap polos, maklum dia masih lugu makannya tidak mengerti. Kalau mengerti pasti Arthan sudah ikut-ikutan.

"Ayah ndak boleh gitu." Arthan yang duduk di pangkuan Altair kini membekap mulut Altair.

"Kakak jangan ngajarin yang nggak-nggak, harusnya Kakak ngasih contoh yang baik." Ajwa bukannya sok pintar, ia hanya memberitahu Altair.

Altair menunjuk Nevan. "Aku diajarin Nevan Wa."

"Ngaco." Nevan tidak terima dijadikan kambing hitam. "Nevan diajarin Ayah."

"Coba tanya Arthan, menurut kamu siapa yang nggak bener. Ayah atau Bang Nevan?" Altair meminta pendapat Arthan, berharap anak bungsunya itu akan berpihak padanya.

"Akak." Arthan menunjuk Aylin.

"Lah?" Aylin yang daritadi diam malah di sangkut pautkan.

"Di bilangin yang salah itu Nevan," ujar Altair.

Nevan menggeleng tidak terima dan kembali menyalahkan Altair, mereka kini saling menyalahkan dan tidak ada yang mau mengalah. Arthan bertepuk tangan seperti suporter bola, siapapun yang berada diposisi Ajwa saat ini pasti akan tertekan.

"Bunda, mending kita nonton film berdua di kamar."

"Ayo." Ajwa tampak bersemangat.

"Nggak." Altair tidak setuju dengan Aylin. "Bunda tuh mau habisin waktu berdua sama Ayah."

"Athan?" Arthan menunjuk dirinya sendiri dengan raut memelas.

"Sementara lo dilepasin dulu Yul, lumayan bisa nyolong susu kucing tetangga." Nevan masih sempat-sempatnya julit.

***

Aylin meluangkan waktunya untuk bersepeda, gadis itu tidak sendiri melainkan bersama dengan Brandon. Daripada Aylin dirumah mendengar julitan Nevan yang sebelas duabelas dengan Jojo, lebih baik Aylin bersepeda dan mencari udara segar.

"Ayo balapan Ay."

Aylin menoleh. "Tapi aku harus menang."

"Lah? Gimana ceritanya harus lo yang menang?"

Sehati namun tak seimanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang