Sudah diperingatkan ini lapak geto uke
Selamat membaca^^Hari ini, mereka bertiga yaitu Geto Suguru, Gojo Satoru, dan Shoko Ieiri menjalankan misi seperti biasa. Misi kali ini yaitu membawa seorang gadis yang menjadi sebuah wadah kutukan tingkat khusus
Semua berjalan sesuai rencana, namun tiba - tiba sekelompok musuh tingkat 1 menghalangi mereka. Terlalu sibuk dengan para musuh, tak disangka bahwa sang wadah telah mati tertembak.
Mereka gagal.
Geto membawa mayat gadis itu yang telah mendingin, berniat mengistirahatkan raga sang gadis yang menjadi wadah dengan tenang.
Selama perjalanan, mereka dihadiahi tatapan sinis dari para warga sekitar. Bahkan suguru mendapatkan berbagai cacian dan telur yang pecah mengenainya demi melindungi mayat gadis itu.
Suguru menggigit bibirnya. Ia kesal, kenapa mereka dipandang bagai monster yang paling menjijikan yang pernah mereka lihat.
Hei, mereka bertiga lah yang melindungi para warga tak tahu terima kasih itu. Mereka rela mendapatkan luka yang menyakitkan dan bertarung hanya demi melindungi para manusia biasa itu. Sungguh, Geto sangat ingin berteriak kepada manusia itu tuk diam.
Larut dalam lamunan sampai tak sadar bahwa sang patner bersurai putihnya telah memanggilnya sedari tadi.
" Oii, Geto ! " ujar Gojo sambil menepuk pundak Geto.
" cepat masuk ke mobil, kita harus segera kembali. Para tetua memanggilku lagi "
Geto yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas. Selalu saja alasan itu yang diucapkan oleh Gojo, tetua, tetua, dan tetua. Bahkan misi yang seharusnya bukan tugas mereka kembali dibebankan oleh tetua itu, dengan alasan bahwa ia dan Gojo lah yang terkuat. BULLSHIT
Mereka bertiga masuk ke mobil. Selama dalam perjalanan tidak ada yang membuka pembicaraan. Ieiri yang tertidur karna kelelahan dan Gojo yang masih sibuk menjawab telfon dari para tetua itu menjadi pemandangan menyedihkan sendiri bagi Geto. Miris sekali, mereka bak boneka yang bisa digerakkan semaunya hanya demi ketamakan para tetua itu.
Geto kesal.
Setelah sampai di SMA Jujutsu, Gojo langsung pergi menuju tempat para tetua, meninggalkan Geto yang menggendong Ieiri yang tertidur sambil menatap kosong ke arah punggung Gojo.
Selepas Geto membawa Ieiri ke kamarnya, ia menunggu di depan vending machine tempat biasa ia dan Gojo duduk bersama.
Tak seberapa lama terdengar langkah kaki mendekatinya. Geto mengdongakkan wajahnya dan melihat Gojo yang tengah menatapnya sendu. Ia menyerahkan kaleng soda pada teman albinonya itu.
" maaf karna memyeret kalian dalam urusanku " ujar Gojo sambil mendudukkan dirinya pada bangku disamping Geto.
Hening melanda mereka, hanya terdengar hembusan angin malam dan suara jangkrik yang saling bersahutan memecah dinginnya malam.
Hal itu terus berlanjut sampai kemudian terdengar helaan nafas lelah Geto, kemudian ia berujar " tidak bisakah kita kabur saja ? " sambil memainkan botol kaleng sodanya.
" ... "
" aku lelah satoru, kita lelah. Hanya menjadi pion bagi para tetua sialan itu, tidak kah kau lelah ? "
" maaf, besok aku akan meminta ijin cuti untuk kalian " Gojo memalingkan wajahnya dari sang pujaan hati yang dia pendam.
" bukan itu yang kumaksud. Tidakkah kau sadar telah dimanfaatkan oleh mereka ? Kau itu kuat, lawanlah mereka, aku lelah melihat dirimu yang kekurangan waktu istirahat hanya demi mereka. "
" Gojo Satoru, ayo kita pergi bersama dari sini"
Gojo yang mendengarnya pun sontak melebarkan matanya tak percaya. Ia menatap rang surai hitam dengan raut yang tak dapat dibaca. Lalu sebuah kalimat keluar dari bibirnya.
" maaf, tapi masa depan klan Gojo ada ditanganku " dengan itu ia berjalan meninggalkan Geto (lagi) dalam kesunyian.
Sekarang hanya Geto yang ada disana, ditemani langit malam yang indah. Setelah beberapa saat, Geto berjalan menuju kamarnya, ia lelah dan butuh istirahat.
Hal itu berlainan dengan Gojo, pria albino itu tengah merendamkan tubuhnya pada air hangat di bathup. Ia bingung, entah mengapa ucapan Geto tadi mengganjal di hatinya. Apakah pilihannya salah ? Ia yang terkuat, sudah sewajarnya dia untuk diandalkan oleh orang lain, terutama dengan fakta bahwa ia satu - satunya anggota yang tersisa dari klan Gojo.
Jujur, ia juga lelah. Tapi kewajiban tetaplah kewajiban bukan ? Ia yang sedari dulu digadang - gadang masa depan bagi era penyihir Jujutsu saat ini merasa semakin terbelenggu dengan label itu.
Tapi bagaimana dengan Geto dan Ieiri ? Ia merasa bersalah telah melibatkan mereka dalam urusannya, terutama Geto sang pujaan hatinya yang kini juga ikut khawatir dengan dirinya.
Ia tak suka melihat raut wajah sang pujaan yang sedih, raut wajah yang kesakitan karna luka yang diderita selama menjalankan misi, raut lelah karna terus - menerus melakukan misi tanpa istirahat.
Ia sedikit merasa kesal dengan julukan yang terkuat yang diberikan semua orang padanya dan Geto.
Tapi mau bagaimana lagi, semua sudah diatur dengan baik. Dan ia yakin semua akan baik - baik saja. Benar kan ?
Ya, semua akan baik - baik saja jika tetap mengikuti alur yang ada.
Tapi apakah ia sadar dengan pilihannya itu ?
Apakah itu pilihan yang benar ?
Ia tak sadar, pilihannya itu akan berujung pada hal pilu yang akan mereka alami.
Yah.. kita hanya bisa menerka apa yang akan terjadi.
.
Jangan lupa vote sama komen yaa♡
See you on the next chapter
Bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally, i found you [SATOSUGU]
Fanfic" suguru, kita yang terkuat kan ? " " ya, kita yang terkuat " . " suguru, kembalilah..... ayo kembali bersamaku " " ..." . " akhirnya aku menemukanmu " . Bercerita tentang Suguru yang muak dengan dunia Jujutsu, dan Satoru yang menyesal terlalu patu...