Hanya ingin mendengar suara mama untuk terakhir kali
-Faniya
Faniya dkk sudah sampai di mall terbesar di Jakarta setelah memarkir mobil lantas mereka masuk ke dalam mall.
Mereka sekarang lagi di toko barang couple faniya yang mengajak mereka kesini entahlah aneh bagi mereka karena faniya paling anti sma barang couple tapi skrng dengan ajaib nya dia mengambil kalung berliontin berlian yang berbentuk bintang."mbak saya mau yg ini buat 5 orang bisa kan?"tanya faniya."tentu kak sebentar saya bungkus kan dan ini surat-surat nya"balas sang pekerja toko tersebut lalu memberikan paperbag dan faniya langsung menyerahkan kartu nya guna membayar kalung tersebut setelah itu faniya memberikan masing-masing safu paperbag tadi ke teman-teman dan kakak nya."nih buat kalian dipakai jangan sampe ilang ntar klo ilang gw ngak mau ngomong lagi sama kalian"ujar faniya
"Hueeeeee seneng bgt akhirnya ada barang couplean sma faniya huhuhu mana liontin nya berlian lagi"heboh alexia yang diangguki mereka kecuali faniya."apaan sih lebay udah pakai sekalian kenang-kenangan dari gw"ucap faniya yang membuat mereka sedikit merasa aneh namun mereka menepis segala pikiran buruk mereka lalu menuruti perkataan faniya buat memakai kalung tadi.
Setelah selesai membeli kalung tadi serta sudah puas main ditimezone mereka langsung pergi ke tempat makan di mall karena jam sudah menunjukkan pukul 5 sore huh mereka melewatkan jam makan siang sangking keasikan menikmati semua permainan dan berbelanja.
"Mbak saya mau pesan"ucap anara kepada pelayan kemudian pelayan tersebut membawakan daftar menu makanan."ini kak silahkan dilihat daftar menu nya"ujar sang pelayan memberikan buku menu tadi.
Setelah puas melihat buku menu mereka sepakat untuk memesan makanan yang sama."mbak kita pesan beef tariyaki nya 5 terus pasta oglio Lio nya 5 terus minum nya jus anggur 5 buat makanan penutup nya kita pesan eskrim yg rekomend mbak nya aja"kata anara kepada sang pelayan.
"Saya ulangi ya kak 5 beef tariyaki terus 5 pasta oglio lio sma minum nya jus anggur 5 buat makan penutup nya eskrim klo yang paling rekomend disini eskrim rasa vanila choco cake kak"ulang sang pelayan setelah menuliskan pesanan mereka dan sekaligus menyarankan makanan penutup mereka."oke mbak kita pesan makanan penutup nya yg itu"serobot katrina saat anara mau bicara anara yg melihat itu hanya menggeleng kepalanya.
Setelah cukup lama menunggu pesanan mereka pun datang."Alhamdulillah yaallah gw udh laper banget"heboh alexia sudah seperti tidak makan setahun mereka yang di sana hanya menahan malu apalgi anara pengen banget rasanya menenggelamkan wajahnya di dada bidang valen.eh g
Setelah itu mereka menikmati makan mereka hingga makanan penutup mereka saat sudah selesai mereka langsung keluar dari restoran itu tenang sudah dibayar rachel kok.
Sekarang mereka sudah ada di parkiran saat ingin masuk ke mobil faniya melihat wanita yang amat dia kenali iya itu mama nya tapi tunggu ada mobil yang berjalan cukup kencang menuju kearah mama nya faniya yang melihat itu langsung saja berlari kearah sang mama tanpa mendengar teriakkan teman-teman dan kakak nya faniya langsung mendorong tubuh mama nya ke pinggir saat ini tubuh faniya ditabrak dengan keras oleh mobil yang melaju kencang tadi tubuh faniya terpental lumanyan jauh dari tempat kejadian.
Nia yang melihat itu saja sangat kaget anak yang selalu dia benci ternyata malah menyelamatkan nya anak yang selalu ia harapkan mati skrng tergeletak dengan darah mengalir deras dari kepalanya.melihat itu nia ingin menghampiri namun belum sempat diri nya menggapai tangan faniya dia sudah ditarik katrina."APA YANG KAU LAKUKAN KEPADA SAHABAT KU SIALAN"bentak katrina dengan air mata yang mengalir deras berbeda dengan rachel dia langsung menghampiri sang adik dan memangku kepala sang adik ke paha nya sekarang dia benar-benar takut jika adik nya pergi meninggalkan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAD GIRL AND CRAZY BOY
ContoFaniya Aldebaran sosok gadis yang dingin dan misterius tetapi menyimpan banyak luka. Dan entah bagaimana datang sosok reyvan dengan tingkah crazy nya yang mampu membuat faniya sedikit meluluh namun takdir berkata lain