bila diforsir jujur, saya suka bagaimana diri saya tercermin ketika saya terbalut dalam gaun itu.
bila diforsir jujur, saya suka setiap sentuhan lembut yang terlecup untuk saya, setiap afeksi yang diberikan kepada saya; meskipun saya tahu, setiap yang mendasarinya, sesungguhnya hanyalah sekumpulan alasan-alasan menyedihkan; yang tentu saja, sama sekali bukan padanan dari ketulusan.
setiap perhatian yang merayap untuk saya; bagaimana sensasi manis-pahit yang panik itu menggerayangi setiap inci diri saya.
saya ketakutan sejujurnya,
tetapi rasa ingin tahu itu terlampau meletup-letup, padahal saya juga sadar betul; semua yang saya lakukan di sana;apapun alasannya,
pada dasarnya, sepenuhnya salah.sebetulnya,
saya haus sekali.namun ceroboh,
semua yang saya lakukan malah terasa seperti saya justru memasukkan pasir ke dalam kerongkongan saya, alih-alih air; yang sesungguhnya saya butuhkan.
konyol, gila dan tolol.
[]