rona ranum ruam-ruam

216 30 7
                                    







lidah pun bibirku gagap berucap
ia pecanggung nan malu-malu
aksaraku seperti bayi yang nasibnya
melas sekali, sebab, beribu sayang, tak
dapat becus kususui.

tanyaku mengatap tebal serupa
stratokumulus, sejak lama sekali.

apa sih yang kupandai?

baru-baru ini kutemui kesiuran yang
kupikir jawabannya:

rupanya aku pandai berceloteh dalam
bisu dan gaduhi hening dengan gelas-
gelas kaca dalam kepalaku.

aku pandai ngawur,
aku pandai menjadi disalaharti.

barangkali, harusnya aku mulai
berhenti-









Reras RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang