berserak saru beriak pilu

490 34 5
                                    

labiumnya rapat
sorot mata kuyu
terjerembab
pada bucu
jendela
jendela
jendela

menatap kain tipis
kucel putih pudar
menjuntai membingkai
kaca berbaret noda
getah dan debu tanah
separuh persilakan
sinar surya
lumat hampa
ruang
ruang
ruang

rotasi netra mencari
cari meraba
raba mengeja
gagap gugup
bagai bayi muda
bermantik majal
kekeringan kata
pun cengeng

sebab dadanya sesak
penuh kasak-kusuk
tidak sabaran
kepayahan sabar
gapai kominusi
asa robek

menjerit-jerit
kerontang hening
ajak dansa frustasi
terjemahkan
tiap-tiap tamu
fatal tempeli
hulu hati

kesulitan tarik obrolan
akrab kesulitan
tahu apa
yang dimau

terikat
keterbatasan tak sudi
dipisaui orang lain
tapi dia vonis
diri sendiri
mengumpan dinding
pada buku-buku
jemari
rupanya jadi alat
bantu

hakim

payah.

Reras RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang