"Mencintaimu tidak pernah ada dalam rencanaku, Hummi. Bahkan aku tidak pernah percaya akan cinta. Namun pada suatu hari dengan alasan yang belum aku pahami, tuhan menempatkanmu menjadi bagian terbaik di dalam hati dan pikiranku."
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You're Mine
Terkurung didalam Mansion mewah semenjak Minggu malam hingga Rabu siang membuat Hummi sangat tertekan. Pikiranya hancur berantakan.
Sepanjang siang dan malam ia habiskan hanya didalam kamar. Tidak diperbolehkan untuk keluar dari ruangan tersebut. Hummi benar-benar tidak memiliki celah untuk kabur lagi, semuanya dijaga ketat oleh para pengawal, solah tempat ini adalah penjara bagi dirinya.
Ditambah kejadian tadi malam membuat Hummi semakin tertekan. Suara tembakan dan pria paruh baya itu terus muncul dalam pikiran Hummi. Ia benar-benar merasa bersalah, seakan dirinya lah yang menyebabkan kematian pria tua itu.
Hummi berjalan menuju balkon menikmati angin pagi yang menghembus keseluruh tubuhnya. Langit sedikit berawan dengan suasana yang sepi membuat Hummi merasa sedikit lebih tenang.
Gadis itu memetik sebuah daun maple yang tumbuh tepat disamping balkon kamarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nona Hummi," panggil seorang wanita.
Tanpa Hummi sadari, seorang pelayan sudah masuk kedalam kamar dan menghampirinya. Hummi sontak terkejut lalu menoleh kearah pelayan itu.
Pada kedua tangannya terdapat sebuah dress cantik berwarna pink lengkap dengan hijabnya. Hummi menatap dress dan pelayan itu secara bergantian.
"Permisi Nona Hummi, maaf jika aku menganggu waktumu." ujar pelayan itu dengan ramah.
"Tuan Aeron berpesan padaku untuk memberikan dress ini pada nona Hummi. Tuan sendiri yang membelikan dress ini untuk Nona pakai." kata pelayan itu sambil tersenyum, memberikan dress pinknya pada Hummi.
Hummi segera menerima dress itu sambil tersenyum kaku. "Terimakasih."
"Baik Nona, kalau begitu aku pergi dulu." ujar pelayan itu seraya membalikkan badan hendak keluar.
