Di ruangan serba putih terlihat keluarga Aldebaran tengah bersiap-siap untuk kepulangan anak bungsu mereka dari rumah sakit menuju rumah mereka. Terlihat Leo tengah menelepon seseorang di luar ruangan, kemudian Nita yang tengah membantu sang anak bungsu membereskan pakaiannya dan Shaka yang juga tengah membantu mommy dan adiknya.
“Shaka tolong ambilkan handphone mommy di atas nakas itu,” pinta Nita kepada Shaka sembari menunjuk nakas tempat handphonenya di letakkan.
Shaka lalu berjalan ke arah nakas, mengambil handphone mommynya dan memberikan handphone tersebut kepada sang pemilik. Allena tengah memasukkan pakaian ke dalam tas dari atas ranjang tempat tidurnya,
“Mommy apakah Lena akan berangkat sekolah besok?” tanya Allena pada sang mommy. Seluruh atensi kini tertuju kepadanya. Melihat tak ada respons dari mommy Nita, Allena pun kembali menatap sang mommy.
“Mommy, kenapa diem aja? Bukannya besok awal semester baru ya, harusnya kan Lena juga sekolah kayak Bang Ar.”
Shaka dan Nita saling melirik satu sama lain, kemudian Nita mengelus pucuk surai cokelat bergelombang milik Allena. Nita merasa takut kejadian kala Allena jatuh dari tangga terulang kembali. Ingin rasanya menyuruh Allena untuk kembali home schooling saja, tetapi pasti Allena akan menolak usulannya.
“Besok sekolah berangkat bareng sama abang,” ujar Shaka singkat, padat, dan jelas.
Mendengar itu mata Allena berbinar senang dan senyuman manis tak luput dari wajah cantiknya.
“Beneran bang Ar, mommy?” tanya Allena pada kedua orang di hadapannya kemudian hanya di balas anggukan ringan.
“Yeyyy. Gak sabarnya ketemu cogan fiksi,” lanjut Allena dalam hati.
***
“Nah, selamat datang kembali ke rumah Princess Allena.” Allena menatap bangunan di depannya dengan mata berbinar tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Bangunan dengan luas 20 kali lebih besar dari rumah lamanya itu tidak bisa di sebut dengan rumah tetapi istana.
“Gila, ini rumah? Gue pikir istana. Betah-betah gue tinggal di sini,” batin Allena.
Bangunan dengan nuansa ala-ala Italia ini benar-benar sangat luas seperti istana di film-film Eropa yang pernah di tontonnya. Sepertinya keluarganya ini benar-benar sangat kaya raya, tadi saat akan memasuki mansion, mereka di sambut oleh para maid yang berjejer di depan gerbang depan mansion untuk menyapa mereka. Membuat Allena kembali berpikir apakah benar keluarga tokoh utama pria memang sekaya ini. Ia hanya menuliskan tentang keluarga Shaka yang terkenal akan kekayaannya di Asia tenggara dengan urutan ke 2 terkaya.
“Mommy, Allena langsung ke kamar ya? Pegal banget rasanya,” ucap Allena dan balas anggukan oleh sang mommy.
“Allena, nanti barang-barang biar di bawa sama bi Sumi aja. Kamu masuk aja ke kamar kamu terus istirahat. Biar bi Wati yang nganterin kamu,” ucap Nita. “Bi Wati tolong antar Princess ke kamarnya,” sambung Nita menitah bi Wati.
“Baik, Nyonya,” ucap bi Wati lalu mengantar Allena ke kamar. Kenop pintu kamar di putar oleh bi Wati. “Ini nona kamar anda. Jika anda butuh bantuan tinggal panggil saya saja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLENA
Teen FictionBagaimana jadinya jika jiwa seorang penulis novel romantis berpindah ke raga figuran dalam novel karyanya? Allena mati dalam perjalanan menemui sahabat lamanya. Ia berpindah jiwa ke raga seorang karakter figuran dalam novel karyanya dan masalah ter...