Bab 6: Berubah

2K 176 3
                                    

Setelah kehisterisan warga sekolah oleh kedatangannya, Zoya pun masuk ke dalam kelasnya. Baru saja ia akan mendudukan dirinya di kursi, suara teriakan memanggil namanya terdengar sangat keras membuat seluruh atensi teman sekelasnya berpindah kepada 3 orang gadis yang baru saja memasuki kelas.

Dilihat dari penampilannya yang memakai baju ketat dan berdandan menor, Zoya tebak mereka adalah teman-temannya, ah ralat. Teman-teman Zoya yang asli.

“ZOYA!” teriak Sasa.

“Lo kemana aja si? Kenapa pas kita chat gak pernah di bales? Kita kan kangen sama lo,” ucap Bella. Gadis dengan sweater kuning itu.

Kangen gue atau duit gue,batin Zoya terkekeh sinis.

Mereka bertiga mendudukan diri mereka dekat dengan Zoya, Sasa menarik kursi dan mendudukkan dirinya disamping Zoya sedangkan Bella dan Rina duduk bersebelahan di depan Zoya dengan mereka yang menghadap kebelakang.

“Lo gak kangen apa sama kita?” tanya Rina. Gadis dengan sepatu berwarna merah terang itu.

“Hhmm... Btw lo jadikan beliin kita mobil sports baru,” ujar Sasa dengan senyum berharapnya.

Zoya terkejut bukan main, ia yang mendengar itu hanya mampu merutuki pemilik tubuh yang di tempatinya ini, kenapa pemilik tubuh ini sangat bodoh. Mau saja dimanfaatkan oleh orang yang bersembunyi dibalik topeng kata teman.

Kembali menetral ekspresi terkejutnya, Zoya kembali tersenyum manis. “Nanti gue pikirin,” ujarnya lalu tersenyum miring di akhir kalimatnya.

“Yeyy,,, gak sabarnya dapat mobil baru,” celetuk Sasa kegirangan.

Btw lo gak nyamperin Shaka apa?” tanya Rina merasa heran karena biasanya sebelum masuk kelas Zoya akan terus menempeli Shaka.

Zoya mengalihkan pandangannya kepada Rina, “Gak, gue mau move on aja dari Shaka. Cape gue di tolak terus,” Zoya menunduk menatap meja.

Bella yang tak terima Zoya mundur begitu saja pun mulai menghasut Zoya kembali, “Kenapa Zoya? Padahalkan lo bisa terus berjuang, gue yakin kok sebenernya Shaka tuh suka sama lo,” ucap Bella penuh keyakinan.

Bella memang mendekati Zoya karena tau Zoya itu salah satu kandidat yang bisa ia manfaatkan untuk ia bisa dekat dengan inti Geng VICTOR. Ya, Bella menyukai Ziko. Maka dari itu ia akan terus mendekati geng VICTOR melalui perantara Zoya.

"Suka dari mana kalo ujung-ujungnya ngebunuh gue,” batin Zoya tertekan.

Zoya mendongakkan kepala menatap Bella kemudian menggelengkan kepalanya pelan, “Gak, gue udah cape di tolak terus bahkan sampai dicaci maki di tempat umum. Gue juga punya harga diri, ya kali udah ditolak tapi tetep berjuang. Lagian yang ganteng bukan dia aja,” jawab Zoya dengan ekspresi yang dibuat sendu.

Belum sempat Bella membalas perkataan Zoya, ketiganya di buat terkejut akan suara guru matematika paling killer di sekolah, siapa lagi kalau bukan pak Ken. Si maniak hormat yang hobinya menghukum murid yang tidak bisa mengerjakan soal darinya.

"Kalian siapa? Saya rasa kalian bukan dari kelas ini?" ucap pak Ken dingin.

Tanpa basa-basi mereka bertiga keluar dari kelas Zoya setelah meminta izin dari pak Ken dan untungnya pak Ken tidak sedang dalam mode maung.

Setelah kepergian mereka bertiga, kelas pun di mulai dengan pertanyaan, "Ada PR kemarin?"

Dan semuanya mulai mengumpulkan PR masing-masing dari mereka ke meja guru. Setelah semua PR terkumpul, kelas pun dimulai sampai bel istirahat berbunyi. Kemudian pak Ken keluar dari kelas diikuti para siswa yang satu persatu mulai menghilang dari dalam kelas.

Zoya membereskan mejanya yang berserakan sampah kertas di mana-mana. Mungkin karena tadi pak Ken mengajar matematika, jadi lah mejanya penuh akan sampah kertas coretan rumus perhitangan matematika. Untung saja, bell istirahat segera berbunyi kalau tidak mungkin otak meraka sudah keluar asap tebal.

Saat akan pergi meninggalkan kelasnya Zoya dihampiri oleh tiga orang gadis yang tadi sempat masuk ke dalam kelasnya. Siapa lagi kalau bukan sahabat dari sang pemilik tubuh, di hadapannya kini sudah ada Bella, Sasa dan Rina tengah memandangnya penuh harap. Seakan-akan kejadian memalukan di dalam kelasnya tadi tak pernah terjadi.

Zoya adalah tipe orang yang paling tidak suka dengan orang-orang yang tidak tau malu seperti mereka. Apalagi mereka dengan seenaknya meminta mobil sport kepada Zoya yang notabene nya hanya seorang teman, bukan keluarga.

“Zoya ayo ke kantin bareng.” Itu suara Sasa yang kini tengah menggandeng tangan Zoya dari samping kirinya diikuti Bella yang mengapitnya di tangan sebelah kanannya.

Saat memasuki area kantin kedatangan mereka tak pernah luput dari pandangan penghuni kantin, popularitas yang dimiliki Zoya membuat ketiga orang temannya itu terbawa terkenal.

Awalnya mereka bertiga berteman dengan Zoya karena Zoya adalah pion yang bagus untuk bisa lebih dekat dengan anggota inti VICTOR tetapi lama- kelamaan mereka mulai memanfaatkan Zoya seperti meminta dibayari saat makan dikantin dengan alasan lupa membawa uang ke sekolah atau tidak diberi uang oleh orang tua mereka. Zoya yang dulu pun tak masalah karena orang tuanya yang kaya raya tak akan membuatnya bangkrut hanya untuk membayari temannya makan. Namun, seiring berjalannya waktu mereka semakin berani untuk meminta lebih seperti contohnya meminta tas bermerek, pakaian yang bermerek dan mobil mewah sekalipun.

Mereka bertiga berteman dengan Zoya hanya karena ingin mendapatkan keuntungannya saja, terbukti dengan di ending novel yang menceritakan bahwa mereka bertiga lah yang memberi tahu Shaka bahwa Zoya yang ingin membunuh Amanda. Padahal saat itu Zoya tak tau apapun, dirinya hanya difitnah. Sampai akhirnya Zoya meninggal di tabrak mobil yang dikendarai sang pujaan hati.

Zoya sebenarnya merasa risih dan jijik berada di dekat mereka, tetapi karena sang pemilik tubuh berteman dengan mereka, alhasil ia akan mencoba menjauhi mereka bertiga secara perlahan. Dengan begitu mereka tak akan curiga.

Sesekali tertawa oleh candaan garing yang dilontarkan oleh Rina sampai mereka tak sengaja menabrak seorang gadis berkacamata. Awalnya Bella terkejut tetapi kemudian ia mulai memaki gadis yang terjatuh itu, memerahinya habis- habisan membuat seluruh atensi orang yang berlalu lalang di sepanjang koridor teralihkan kepada mereka. Gadis berkacamata itu terus menunduk sesekali meminta maaf karena takut akan Zoya dan teman-temannya yang notabene nya adalah seorang Queen bullying FIHS.

“Lo tuh punya mata di pake, kalo jalan tuh lihat ke depan. Jangan nunduk mulu. Kan jadi gak keliatan orang yang ada didepan lo,” ucap Bella. Membuat gadis berkacamata itu terus menunduk, sesekali meminta maaf dengan suara bergetar ketakutan.

“Ma-ma-maaf kak. A-aku minta maaf kak. Maaf sekali lagi kak,” ucap gadis itu.

“Udah lah Bel. Biarin aja. Gue ke buru laper nih,” ujar Zoya menengahi. Spontan membuat Bella yang tadi mengomel terhenti karenanya.

Bella cukup bingung dengan Zoya, biasanya jika ada orang yang melakukan sedikit saja kesalahan pasti akan di bully habis-habisan olehnya. Namun lihat sekarang, Zoya malah dengan mudahnya melepaskan mangsa yang empuk.

“Tapi Zoy...” ucapan Bella kembali terpotong oleh Zoya.

“Ayok lah Bell. Gue laper...” ajak Zoya dengan tatapan memelas. Akhirnya Bella menggangguk dan membiarkan gadis berkacamata itu pergi.

~o0o~

ALLENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang