(1)

464 127 155
                                    

Tiada warna jingga, yang ada hanyalah warna kelabu.

Mendung.

Itulah definisi cuaca saat ini. Langit kelabu, angin yang berhembus kencang serta rintik hujan yang mulai berjatuhan.

Gadis berambut hitam pendek itu seolah tak mempedulikan cuaca yang sangat dihindari orang orang disekitar sini. Jalanan sangat sepi, karena mereka tentu nya sudah menduga bahwa ini akan hujan.

Namun hal itu tidak berlaku untuk Reiski Andrinia, gadis tomboy yang akan mengerahkan seluruh usaha nya demi datang ke konser band favorite nya.

Ia mulai membuka ransel abu abu miliknya dan mengeluarkan payung abu abu juga. Dikembangkan nya payung kelabu itu, tak lupa juga untuk memakai jas anti air atau yang biasa orang sebut sebagai jas hujan.

Ia tak segila itu untuk tak mengecek ramalan cuaca terlebih dahulu. Tentu saja ia mengeceknya kemudian mengatasinya, bagaimanapun juga ia harus menonton konser ini!!

Rintik hujan yang tadinya berjatuhan dengan pelan dan bergantian kini sudah menjadi hujan lebat hingga suara kendaraan pun tak terdengar. Rei masih kekeuh untuk menempu perjalanan ke gedung konser diselenggarakan.

Meski kabur tapi ia bisa melihatnya.
Seorang laki laki tengah terkulai lemas di aspal.

Dan sebuah mobil yang tampak pergi dari tempat lelaki itu, apa lelaki itu baru saja dibuang?

Tanpa berlama-lama ia berlari, masih dengan keadaan memegang payung. Ayolah ia tak segila itu untuk melepaskan payung hanya karena hal seperti ini bukan? Jika ia ingin menolong orang tetapi ia sakit bagaimana?

Warna merah kental.

Satu hal yang pertama kali Rei lihat dari dekat. Ia segera berlari kecil, kali ini membiarkan payung nya terbang entah kemana.

"Lo gak apa apa?"

"J-jangan bilang.. lo habis dibunuh? Wait kok gak mati?" monolog Rei.

"...."

Tak ada respon yang ia dapatkan, mungkin karena lelaki ini juga merasa aneh dengan kalimatnya.

Rei perlahan mendekat...

"A..aku takut hujan," lirih lelaki itu.

Tanpa berlama lama lagi Rei melepaskan hoddienya guna untuk menutupi kepala lelaki itu, kemudian Rei memeluk laki laki yang sudah terkulai tak berdaya ini. Ia semakin menguatkan pelukan nya lalu berucap. "Lo kuat karena udah bertahan sampai sejauh ini, Hujan gak akan nyakitin lo, ada gue di sini."

"Gue gak tahu apa udah terjadi sama lo, mungkin memang udah takdir tuhan buat mempertemukan gue sama lo. Lo ikut gue untuk sementara."

Setelah mengucapkan kalimat yang begitu panjang, laki laki itupun menangis, terisak cukup keras. Memukul mukul dada nya sendiri.

Sebenarnya ada apa dengan lelaki ini?' batin Rei

Setelah kondisi cukup tenang. Rei membawa laki laki yang terlihat sepantaran dengan nya itu untuk pergi ke indoapril terdekat.

"Nama lo siapa kalau boleh tahu?" tanya Rei seraya membantu .... untuk mengeringkan rambut dengan handuk yang baru saja dibeli.

"Haikal Wiranegara," ucap laki laki itu dengan teramat lirih.

Untung saja pendengaran Rei cukup tajam. Bayangkan saja dengan suara hujan deras tentu suara haikal takkan terdengar bukan?

Rei cukup yakin bahwa jika pembaca berada diposisinya takkan ada yang bisa mendengarkan cicitan Haikal itu.

We Are Not Strangers || Haeryu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang