(6)

164 85 47
                                    

Rei kira puisi tentang semesta yang suka bercanda hanyalah susunan kata dan kumpulan diksi. Nyatanya dimainkan oleh semesta semenakutkan itu ya?

Setelah pulang dari sekolah Rei seolah dipermainkan oleh keluarganya. Perumpamaan nya seperti menaiki wahana yang ia benci.

Rei membenci wahana menyeramkan dan menegangkan. Salah satunya adalah Roller coster.

Jika dalam wahana aslinya itu sangat memicu detak jantung, membuat kita merasakan keringat dingin, dan seolah jantung pun berpindah tempat.

Maka dalam perumpamaan nya Roller coster berarti suasana hati yang berubah dalam kejapan mata, seperti Roller coster yang tak terduga ada berapa kali naik dan turun.

Baru saja ia dipermainkan oleh kenyataan sekarang ia dipaksa berbahagia. Atas dasar bahwa hari ini adalah hari jadi kelahirannya.

"Happy birthday to you...."

"Happy birthday to you...."

"Happy birthday."

"Happy birthday."

"Happy birthday to you...."

Rei meluruhkan genangan air matanya saat itu juga. Mereka, orang orang yang baru saja menggoncangkan hatinya kini hadir.

Merayakan pesta ulang tahun kejutannya.

Bunda Zahwa, abang Zen, kak Dennis, Yera, Ghifari, Cello. Dimana Haikal? Rei menelisik sekitar namun tak mendapati satupun tanda tanda keberadaan Haikal.

Saat sibuk menelisik bunda Zahwa membawa dirinya kedekapam hangat itu. "Maafin bunda atas yang kemarin ya nak?" Bisik bunda padanya.

Rei mengangguk lalu melepaskan pelukan itu. "Beritahu Rei kalau semalam cuma prank!"

Krik.. krik..

Tidak ada yang memberitahunya, tidak ada yang menyangkal, tidak ada yang tertawa. Artinya ini bukan sebuah lelucon, yah lagipula jika dipikir secara logika. Lelucon macam apa yang menjual anaknya sendiri demi kepentingan perusahaan?

Rei melontarkan senyum masamnya, dengan tatapam teduh ia berkata. "Its okay, mungkin takdir tuhan memang begitu kan bun?"

Zen menggelengkan kepalanya kuat, ia tak terima bila adik kesayangannya itu akan di timang oleh anak dari mucikari itu. Keluarga bejad yang menjadi akar permasalahan ini semua.

Tak sengaja Rei bertemu tatap dengan Dennis.
Lelaki itu tampak menatapnya sendu, seolah ada rasa tak terima Rei pasrah begitu saja.

Tapi Rei harus menepis hipotesis hipotesis tak berdasar itu. Ia sudah move on, harus dan sedang ia lakukan.

Rei mendekat pada Yera yang memegang kue dengan lilin berangka 17, umurnya.

Ia memejamkan matanya lalu membuat permohonan.
"Izinkan aku melawan arus takdirmu, dan selamat hingga ending."

Tidak ada yang tahu Rei membatin apa, membuat permohonan apa. Jika saja mereka bisa mendengarkan suara batin Rei, maka mereka akan merasa simpati.

Yera kemudian meletakkan kue itu ke atas meja. Ia memeluk sahabat tersayangnya itu. "Lo harus cerita setelah ini, gue sahabat lo. Izinin gue meringankan beban lo!" Pinta Yera dengan isak tangisnya.

Rei hanya mengangguk lesu.

Kemudian Dennis mendekat. Tak segan Yera melontarkan tatapan sinis secara terang terangan pada dokter uks sekolah nya itu. "Tak perlu seperti itu, saya hanya ingin memberikan sebuah kado untuk Rei," ucap Dennis seolah mengetahui arti tatapan Yera.

We Are Not Strangers || Haeryu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang