Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu-aah lebih tepatnya sabtu.
Dimana anak sekolah seragam putih abu abu tengah bersantai dirumah mereka masing masing. Except Rei dan Haikal.
Dua sejoli itu tengah berkebun perintah dari sang ibu negara tercinta. Mereka berniat untuk melakukan barbeque di siang sejuk ini. Dan Haikal, Rei menjadi babu dadakan begitu saja.
"Ck mama siapa sih ngeselin banget!!" Cibir Rei membawa keranjang dengan sayur mayur yang sudah dipetiknya.
"Habis ini aku tebak kita ke warung," celetuk Haikal semakin membuat Rei memberengut kesal.
"Ucapan adalah doa gilaa!! Jangan ngucap yang engga engga napa," kesal Rei menghentak-hentakan kakinya ke tanah secara kuat.
"REI KAMU KE INDOAPRIL YA SAMA HAIKAL!!" Seru Zahwa mom membuat Rei menutup telinga nya rapat rapat.
"Tuhkan bener! Lo sih ngomongnya gajelas!!" Rei memberengut kesal.
"Really? Tapi tadi aku denger duluan waktu mama kamu panik kehabisan garam. Makanya aku tebak kita bakal disuruh," jelas Haikal dengan santai nya, tak mempedulikan tatapan tajam Rei.
"MAAA!!"
"Naik apaan? Motor kan dibawa abang sama bang jonjon!!" Seru Rei kesal seraya menghentak hentakan kaki nya.
"Kamu pikir motor kita dua doang? Pakai vespa!!" Cibir Zahwa mom.
"WHAT? VESPA? Mama masih waraskan? Itu vespa kakek lho ma, butut. Masa iya dipake ke indoapril?"
"Udah udah sih Rei, aku bisa kok pakai vespa. Kamu aku boncengin, oke?" Celetuk Haikal menengahi kedua ibu dan anak itu.
"Ck mama ngeselin!!" Ucap Rei beranjak meninggalkan Zahwa mom dan Haikal yang tengah terkikik geli.
*Di garasi
"Wahh gila, warnanya masih kinclong aja," decak Rei kagum melihat vespa butut itu.
"Lemari ketiga, dari atas kedua."
"Hah?"
"Kata mama kamu tempat helm nya disitu," ujar Haikal.
"Oh? Tuh disitu sana ambil." Tunjuk Rei pada lemari di pojok tembok.
Pict Rei Haikal
**Haikal hanya terkekeh melihatnya.
Teman baru nya ini sangat menggemaskan.
Dengan sangat terpaksa, catat! Terpaksa!! Rei akhirnya menyetujui untuk membonceng Haikal dengan vespa antik milik kakeknya.
Jalan nya memang tak selambat yang Rei bayangkan. Karena meski ini barang lama, keawetannya masih terjaga karena abang nya lah yang merawat vespa butut ini.
Vespa butut langganan bengkel mang Jamal, tak gratis tapi tak medit. Harga teman lah ya...
*Indoapril
"Ini kita disuruh beli apa aja Rei? Kok kamu ga minta catetan nya?"
"Lo ambil garem, lada hitam putih. Gue mau ambil es krim dulu," ucap Rei meninggalkan Haikal yang tengah melongo dibuatnya.
Bisa bisanya cewek itu malah membabuinya!! Memang buah tak jatuh jauh dari pohon nya.
Acara memilah dan memilih telah selesai. Lihatlah, bukan Haikal yang kewalahan membawa plastik indoapril tak ramah lingkungan itu. Melainkan Reiski.
Cewek itu memborong hampir semua jenis es krim yang ada disitu, dan sekarang cewek itu tengah kesusahan membawa es krim sedingin kutub selatan itu.
"Banyak banget ini Rei, kamu yakin kuat makan segini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Not Strangers || Haeryu ✔️
FanfictionRinai hujan kala itu, mempertemukan kedua insan yang terikat benang merah. Dengan trauma mendalam sebagi tantangan, sanggup 'kah seorang Haikal kembali berjuang setelah mengabaikan gadis pelengkap hidupnya? ==== ATTENTION Note : satu chapter 2000-2...