Rei membuka mata nya perlahan, ia mendapati sosok yang baru saja ia kecewakan datang menolong nya.
"Haikal...," lirih Rei.
Haikal dengan cemas, gusar, dan khawatir tak menanggapi nya. Ia berlari secepat kilat, membawa Rei masuk ke mobil nya. Tujuan utama mereka adalah rumah sakit.
"Gue gapapa..."
Gadis itu merasa kesal karena tak mendapatkan reaksi apapun. Andai ia punya tenaga sudah di tendang lah Haikal hingga tergelinding dari mobil.
"Jangan bicara Rei! Kamu masih sakit..."
Rei mengernyitkan dahi nya. Sakit? Ia kan hanya kena obat bius? Cowok aneh!
"Cuma bius! Gak usah lebay!"
Haikal tak mempedulikan sebelum Rei kembali bersuara.
"Ha! Lihat ada yang ngikutin kita!" Seru Rei berhasil membuat Haikal bereaksi.
Terdapat dua mobil yang mengapit kanan dan kiri mereka, serta dua motor di depan mobil mereka.
"Mundurin mobil nya aja Ha! Jangan berhenti kalau gak mau cari mati!"
"Gak bisa Rei! Mobil kita udah di kepung!" Bantah Haikal.
Lelaki itu merasa gusar, ini bukan situasi yang pernah di bayangkan atau bahkan di harapkan.
Apa yang harus ia lakukan tuhan?
"GUE TURUN!" Tukas Rei membuat Haikal menginjak rem mobil secara mendadak.
"Yang bener aja Rei! Kamu tujuan mereka! Itu bahaya! Apalagi tadi kamu..." Haikal tak berani melanjutkan kalimat nya.
"Apalagi apa? Karena tujuan mereka gue yaudah lo pergi aja sana! Jangan cari mati! Toh kalau gue udah bayar utang ayah udah kelar kan masalah hidup?"
Jujur saja Rei merasa ngilu saat mengucapkan kalimat panjanh tadi.
Hm, benar.
Ia harus berkorban demi masa depan nya!
"GAK! AKU GAK SUDI KAMU NIKAH SAMA ROMA!" Seru Haikal tak terima.
Entah harus senang atau sedih sekarang perasaan Rei begitu tercampur aduk. "Rona bukan Roma! Lo kira dia makanan?"
"Oh? Iya ya!"
Asik berceloteh tak tahu waktu kaca mobil mereka telah di pecahkan satu di bagian belakang. "KELUAR KALIAN! SERAHKAN REI PADA KAMI!" Seru pria botak disana.
"Gue turun ya Ha? Jaga diri baik baik!" Ucap Rei sesaat sebelum membuka pintu mobil Haikal mendekap nya.
"No! Don't leave me alone!"
"So, what should i do?"
"Just stay here with me?"
"Sorry gue gak bisa!"
Sekali lagi Rei membuka gagang pintu itu namun tak bisa. Haikal menahan nya, saat ia lengah justru lelaki itu lah yang turun dari mobil kemudian mengunci nya dari luar.
Rei butuh waktu satu pukulan mendarat di perut Haikal sebelum tersadar bahwa ia harus menolong sang sahabat. "Bastard Haikal! Kenapa gue di kunci sih?!"
Ia menengok ke belakang, melihat kaca mobil yang sudah separuh di pecahkan. Mata nya menelisik sekitar guna mencari barang yang bisa mengurangi sisa sisa kaca tajam.
Ia menemukan tongkat baseball, apa ini persiapan Haikal saat menolong nya tadi?
Di pakai nya tongkat itu untuk memecahkan kaca yang lain. Butuh beberapa kali di ayunkan sebelum hanya tersisa sedikit serpihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Not Strangers || Haeryu ✔️
FanfictionRinai hujan kala itu, mempertemukan kedua insan yang terikat benang merah. Dengan trauma mendalam sebagi tantangan, sanggup 'kah seorang Haikal kembali berjuang setelah mengabaikan gadis pelengkap hidupnya? ==== ATTENTION Note : satu chapter 2000-2...