Malam semakin larut, dan Yoojin masih berada di ruang kepala sekolah, kantor pribadinya yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu. Ia baru saja kembali setelah mengecek wilayah yang akan dijadikan sebagai wadah bisnis anak perusahaan terbarunya karena sekretaris pribadi Alex sudah mengirimkan suntikan dana ke Ilhaehwe sebesar 20 milyar won, dengan tujuan agar Yoojin segera mempercepat pembangunan area bisnis.
Dana sebesar itu baru setengah dari total yang akan dikirimkan oleh Alex. Untuk masalah bisnis, perwakilan dari organisasi mereka yang akan mengurusnya, yaitu Valerie. Melalui sekretaris pribadinya juga, Alex meminta agar tidak ada campur tangan dari pihak Ilhaehwe terhadap bisnis mereka. Tapi jika ada suatu urusan di antara Valerie dan Yoojin, ia akan membiarkannya saja selagi tidak menjadi penghalang.
Meskipun semua itu sudah diurusnya, namun hari ini masih belum berakhir, karena Yoojin sedang menunggu kedatangan pemilik Baekho yang sebentar lagi akan berada dibawah kendalinya. Hanya tinggal menunjukkan kartu AS yang selama ini ia sembunyikan, dan Baekho akan menjadi milik Ilhaehwe.
Diam-diam ia sudah menantikan momen ini, saat dimana ia bisa menguasai Lee Dogyu dan Baekho sepenuhnya, ditambah sekarang Yohan sudah menjadi bagian di dalamnya sehingga ia tidak perlu repot-repot lagi memutar otak untuk menarik Yohan tanpa harus diganggu oleh anggota 4 men crew lain.
Sebenarnya Yoojin tidak berencana melakukan ini, tapi jika bukan karena Park Hyungseok yang duluan mengusik Ilhaehwe lalu mengguncang tiga anak perusahaan yang telah ia bangun dengan susah payah.
Mau tak mau, ia harus bertindak dan memutuskan untuk menyatukan 4 men crew agar bisa dijadikan tameng untuk melawan Choi Dongsoo, sekaligus memperkuat Ilhaehwe yang baru saja kehilangan kekuatannya setelah kepergian Han Sinwoo.
Itu sebabnya, ia harus menundukkan Baekho terlebih dahulu agar rencananya bisa berjalan lancar.
Yoojin menatap layar ipadnya dengan penuh perhatian, menyaksikan rekaman yang langsung ditunjukkan oleh Mandeok saat ia baru saja menginjakkan kaki di dalam sana. Wajahnya terlihat begitu tenang lantaran wakil pimpinan sudah mengurus semuanya sehingga ia tidak perlu turun tangan lagi hanya untuk membereskan ketiga murid perempuan itu.
"Mereka sudah diurus oleh komite kekerasan sekolah." Kata Mandeok, ia duduk di sofa yang ada di seberang meja Yoojin, bersebelahan dengan Mr. Cap.
"Begitu rupanya." Jawab Yoojin sambil memutar kembali video rekaman cctv dimana Valerie sedang berhadapan dengan tiga pelaku pembullyan yang seingatnya pernah ia tolong salah satu korbannya. Ia melakukannya hanya karena mereka menghalangi jalannya.
"Apa kau tau dia juga bisa bela diri?"
Yoojin mematikan layar ipad itu lalu meletakkannya kembali ke atas meja kerja. "Aku akan lebih terkejut jika dia tidak bisa." Ucapnya, lalu melipat tangan di atas meja sambil menatap lurus ke depan. "Alexander tidak ingin putrinya bergantung ke orang lain. Dia sudah menyiapkan Valerie sejak ia masih kecil untuk melatih mental dan fisiknya."
"Lalu kenapa kau membantunya padahal kau tau dia bisa menghabisi murid di kantin tadi?" Mandeok menunggu jawaban Yoojin dengan sabar, ia percaya bahwa pimpinannya itu pasti sedang merencanakan sesuatu untuk kepentingan Ilhaehwe. Sebenarnya ia tidak menaruh kecurigaan, hanya saja sebagai wakil pimpinan ia juga harus tahu jalan pikiran Yoojin dan apa rencananya kali ini.
"Karena Valerie akan kujadikan pengganti Park Hyungseok, kartu yang akan kugunakan untuk melawan Choi Dongsoo." Jawab Yoojin, pikirannya kembali pada kejadian siang tadi saat ia sedang merawat Valerie di ruang UKS. "Tapi sebelum itu, aku harus bisa mendapatkan kepercayaannya."
Yoojin tahu dengan pasti bahwa apa yang diucapkan Valerie tadi memang benar, tidak seharusnya ia merawat luka bekas jambakan bahkan itu tidak bisa digolongkan sebagai jenis luka karena tidak ada darah dan memar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Name | 18+
FanfictionCerita ini memuat konten dewasa seperti aktivitas seksual, penggunaan obat, tindakan kekerasan, konsumsi alkohol, kata-kata kasar dan perbudakan. Kalo ada yang tanya kenapa tokoh utamanya masih 17 padahal ceritanya 18, eits anda lupa umur Korea lebi...