01; Hai

734 135 20
                                    

Jam istirahat pertama.

Haruto duduk di anak tangga yang berada di depan kelasnya. Meminum susu kotak rasa stroberi sambil melamun.

Sedari tadi pikirannya kalut memikirkan satu hal. Ia bertanya-tanya bagaimana mungkin itu bisa terjadi?

"Masak sih Jeongwoo suka sama gue?" Ia merasa terheran heran. Haruto merasa bahwa tidak ada alasan logis seorang Jeongwoo yang tidak begitu akrab dengannya bisa menyukainya.

"Tapi jelas-jelas ada 'love' tadi gue lihat. Kalo maksudnya bukan suka, terus apa?" ia berpikir sangat keras seperti pada saat memecahkan soal matematika saja.

Haruto berusaha mengingat-ngingat interaksinya dengan Jeongwoo, dan sepertinya tidak ada yang mencurigakan. Contohnya seperti..

Saat Jeongwoo membagi minumnya tatkala dirinya tidak membawa minum..

Saat Jeongwoo membantunya ketika ia membawa buku dari meja guru..

Dan saat pulang sekolah cuaca sedang hujan Jeongwoo menawarkan payung untuk pulang bersama karena arah rumah yang masih sejalur..

"(Glek).." Haruto meminum susu stoberi yang ia beli sampai habis, lalu menelannya sampai jakunnya turun.

"Apa gue aja yang ngga peka?"

Setelah dipikir-pikir, ia sering juga berinteraksi dengan Jeongwoo. Jeongwoo juga baik kepadanya. Tapi ia tidak menyangka kalau ada perasaan seperti itu dari Jeongwoo untuknya, terlebih mereka sama-sama laki-laki. Bukannya Haruto merasa tidak nyaman atau bagaimana, ia lebih cenderung bingung harus berbuat apa untuk mengahadapi hal ini di kemudian hari.

"Haruto."

"Hah, iya??" Haruto terkejut bukan main saat orang yang sedari tadi mengganggu pikirannya itu tiba-tiba muncul menghampirinya.

Jeongwoo nampak santai. Ia duduk di sebelah Haruto dengan jarak kurang lebih satu ubin."Tadi, gimana lo ngerjain soalnya? Lancar?" tanya Jeongwoo basa-basi.

"Ahh, jujur, tadi gue ga terlalu konsentrasi sih waktu ngerjain. Lo sendiri gimana?"

"Gue?" Tunjuk Jeongwoo pada dirinya sendiri. "Gue mah jangan ditanya. Udah jelas mumet, hehe." ujar Jeongwoo sambil menggaruk kepala.

"Haha, oke-oke." timpal Haruto. Ia tiba-tiba merasa gugup.

Merasa udara disekitar mereka semakin canggung, Jeongwoo pun langsung mengutarakan maksud dan tujuannya, "Eee.. soal penghapus tadi.."

Haruto menoleh ke arah Jeongwoo. Apakah dia akan mengatakan sesuatu untuk meluruskan perihal itu?

"... nanti pulang sekolah, kita ketemuan di rooftop bisa ga? Ada yang mau gue omongin soalnya."

Kedua alis Haruto terangkat. "A-ah.. soal yang tadi," Haruto memang tidak ada eskul hari ini, namun bila bisa diselesaikan secepatnya, lebih baik sekarang saja kan? "Disini sekarang aja gimana?" tawar Haruto.

"Ck, mana bisa." Matanya memeriksa sekitar, "Nanti kalo ada yang denger gimana?" Jeongwoo berdiri hendak kembali ke ruang kelasnya, "Nanti pulang sekolah gue tunggu sampe lo dateng. Soalnya ini penting banget. Bye." Jeongwoo menepuk pundah Haruto sekali, kemudian beranjak dari situ.

"O-oke."

***

Jeongwoo kembali duduk di kursinya. Kedua tangannya memijat pelipis saat mengingat kejadian tadi saat ia menghampiri Haruto di tangga.

"Kayaknya Haruto beneran nganggep gue naksir sama dia deh." Ia sungguh merasa tidak enak karena telah berbohong. Apa boleh buat lagi? Keadaan memaksanya seperti ini.

Loveraser • Hajeongwoo [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang