02; Rumah

694 108 13
                                    

Langit kini sudah berwarna jingga. Angin sepoi dingin bercampur hangatnya sinar mentari sore hari menemani akhir dari siang hari.

"Haruto!" panggil seseorang. Ia melemparkan bola basket ke arah Haruto.

"Ahh, sori-sorri." kata Haruto karena ia lagi-lagi tidak mendapatkan bola oranye itu dan malah memberi kesempatan lawan untuk mengambil bola.

(Prriiiiiitttt!)

Bunyi peluit, tanda latihan eskul basket hari ini telah usai.

Haruto meminum air putih dari botol minumnya. Ia duduk menyendiri, memisah dari para siswa lain.

"Ey, Haruto!" seseorang datang untuk duduk disebelahnya. Dia adalah Jaehyuk. "Lo kenapa? Dari tadi ngelamun mulu. Biasanya lo main bagus, hari ini lo kayak ga fokus gitu. Ada masalah?" tanya Jaehyuk yang sedari tadi menyadari. Mungkin ada hal yang mengganggu pikiran Haruto sehingga ia tidak bisa bermain dengan serius.

"Um, enggak kok." ujar Haruto. Ia sebenarnya juga tak yakin.

"Ohh, yaudah bagus kalo gaada masalah." Jaehyuk menepuk pundak Haruto dan berdiri, "Gue balik duluan."

"Eehhh, Jaehyuk!" panggil Haruto. ".... Gue mau tanya sesuatu boleh ga?"

Jaehyuk mengangguk, "Boleh. Tanya apa?"

"Eum," Haruto awalnya ragu, namun ia memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Jaehyuk mengenai hal yang mengganggu pikirannya, "Lo pernah punya pengalaman ada yang confess ke lo?"

Jaehyuk tersenyum dan menyipitkan matanya. Ia merangkul Haruto, "Eeeeeiiiii ... Haruto udah ada yang gebet nihh." ujar Jaehyuk sambil menaikkan alisnya dua kali.

"S-sebenernya gue ga yakin juga, sih." kata Haruto tidak percaya diri.

"Emang dia bilangnya gimana ke lo waktu confess?"

"Ga secara langsung. Cuma, gue ga sengaja lihat ada nama gue di penghapus dia. Dan ada lambang hati nya, haha."

Jaehyuk mengangguk pelan, "I see ... itu udah cukup kali buat buktiin dia emang suka sama lo. Percaya deh." kata Jaehyuk meyakinkan Haruto.

"Tapi ..."

"..."

"... Dia cowo." ungkap Haruto sambil menggaruk pelipisnya.

Jaehyuk sampai tercengang dibuatnya, "Haruto!! Gila, demi apa???"

"I-iya, makanya gue bingung."

Jaehyuk kembali merangkul Haruto, "But it's okkay selama lo sendiri ga masalah. Sekarang gue tanya, lo ada perasaan illfeel ga ke dia waktu lo tahu dia suka sama lo?"

Haruto mengangkat bahunya, "Sejauh ini, engga sih? Kayaknya." Ia sama sekali tidak merasa bahwa dirinya harus menjaga jarak dengan Jeongwoo.

"Yaudahh, jalanin aja dulu. Balik lagi ke diri lo sendiri kalo soal itu mah. Gue ga berani maksa lo buat gimana-gimana." kata Jaehyuk menepuk pundak Haruto, "Udah gue balik ya. Good luck."

"Hm. Makasih buat sarannya."

Haruto merasa sedikit lega sudah menceritakan hal itu ke orang lain.

Segera, ia bergegas pulang karena hari sudah mulai senja. Ia pulang berjalan kaki ke rumahnya.

Saat dia tengah berjalan keluar dari gerbang sekolah, bersamaan juga keluar lah seorang lelaki yang sedang mengayuh sepeda.

Melihat siapa orang itu, Haruto refleks memanggilnya, "Asahi!"

Asahi yang mendengar namanya dipanggil tidak langsung berhenti. Dia malah tetap bergegas karena Haruto yang-tidak dekat dengannya itu tiba-tiba mengejarnya, itu tampak sedikit menyeramkan.

Loveraser • Hajeongwoo [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang