Hari ini adalah hari yang sangat menegangkan bagi Jeongwoo dan teman-teman sekelasnya.
Setelah ujian tengah semester dilakukan di minggu kemarin, hari ini tiba saatnya untuk membagikan hasil nilai siswa siswi masing-masing.
"Sekarang akan Bapak bagi nilai kalian. Siap-siap yaa ... Bapak panggil satu-satu." ujar Pak Donghyuk kepada para muridnya.
"Asahi!" Panggil Pak Donghyuk. Asahi pun maju ke depan untuk mengambil kertas jawabannya.
Melihat nilainya, Asahi tidak terlalu terkesan, tapi juga tidak merasa bahwa nilainya buruk.
"Asahi! Nilai lo berapa???" tanya Jeongwoo.
"86."
"Anjirr, kok tinggi banget?"
"Kan gue gak lemot kayak lo."
Jeongwoo mengendus, "Hish, lo liat nilai gue berapa nanti." ucap Jeongwoo seakan-akan menantang.
"Jeongwoo!" sekarang giliran nama Jeongwoo disebut Pak Donghyuk. Ia maju ke depan kemudian mengambil kertas jawaban miliknya.
"Seperti biasa ya, Jeongwoo. Ditingkatkan lagi belajarnya." ujar Pak Donghyuk sambil memberikan kertas itu kepada Jeongwoo.
Ia tidak langsung melihat nilainya. Jeongwoo duduk di kursinya dan meletakkan kertasnya secara terbalik.
"Berapa tuh??" tanya Asahi kepo. Mengintip kertas yang dipegang Jeongwoo.
"Bentar! Orang gue belum lihat juga." ujarnya tidak membiarkan Asahi melihat nilainya. Kalau jelek kan malu.
Meskipun Jeongwoo yakin 100% persen nilainya tidak akan lebih besar dari jumlah murid di kelasnya.
Jeongwoo menarik nafas panjang sebelum akhirnya ia membalik kertas jawabannya dan melihat berapa nilai yang ia dapat.
"Hemm, seperti biasa yuhu." Jeongwooo tersenyum pahit melihat banyak nya coretan berwarna merah di kertas ujiannya.
Seperti yang ia duga. Nilainya sungguh adalah angka yang cantik.
Melihat nilai Jeongwoo yang seperti nomor bakpia pathuk itu, Asahi lantas memegang pundak Jeongwoo, "Kan, udah gue bilang. Ngewibu itu cuma boleh dilakuin orang-orang yang pinter dari lahir, Woo."
"Berisik." Jeongwoo memasukkan kertas ujiannya ke laci meja.
Terlihat Haruto baru saja dari depan mengambil hasil ujiannya. Ia duduk dan hendak memasukkan kertas satu lembar itu ke dalam tasnya.
Haruto pun sempat melempar senyum kepada Jeongwoo yang duduk dibelakangnya.
"ASDFGHJK GAWAT! Lihat dia senyum doang jantung gue langsung kena, njir. Kayaknya gue bener-bener udah kepincut sama dia, huhuu. Maaf, Haruto. Gue udah melibatkan lo ke masalah ini gara-gara gue salah paham tentang penghapus kemarin. Dia pasti jadi kepikiran dan nilai ujiannya mungkin jadi turun ...."
"Haruto, nilai lo berapa? Lihat kertas jawaban lo dong." tanya Jeongwoo penasaran ingin tahu.
"Ga seberapa, sih. Gue sendiri kurang puas sama nilai gue. Masih ada beberapa soal yang salah." katanya sambil memberikan kertasnya kepada Jeongwoo.
Jeongwoo tercengang ketika melihat nilai yang kata Haruto 'tidak memuaskan' itu.
"HAH?? Sem-sembilan puluh dua???" tangan Jeongwoo sampai gemetaran memegang kertas itu.
"Wahh, Haruto. Lo makan pake apa bisa dapet nilai segitu di matematika? Respect gue." sambung Asahi mengacungkan jempolnya.
"Cuma makan nasi biasa kok, haha." tutur Haruto menjawab pertanyaan Asahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loveraser • Hajeongwoo [On Going]
FanfictionJeongwoo adalah siswa SMA biasa yang ingin memiliki kisah cinta layaknya orang seusianya. Dia pun sudah memiliki tambatan hati seorang gadis manis yang duduk di sampingnya bernama Jihan. Namun, karena sebuah penghapus, dia malah terpaksa harus berpu...