NGL (Never Gonna Lie) 3

85 6 0
                                    


Part 3: The Waiting For The Wound Heals 


"Oiii, lu udah selesai ngemarching?" tanya Kianu basa-basi saat melihat Jefferey menghampirinya.

"Iya barusan." Jefferey duduk di sebelah Kianu.

Hening memenuhi mereka untuk beberapa detik.

"Ada apa cuy?" tanya Jefferey memecah keheningan yang canggung itu.

"Jeff..." Kianu memanggil Jefferey dengan tatapan lurus ke depan, menghindari kontak mata dengan lawan bicaranya.

"Iya," balas Jefferey yang menatap Kianu dengan menahan napas.

"Gue gak tahu, tapi kenapa rasanya gue beruntung banget," ucap Kianu.

"for what?" tanya Jefferey yang bingung.  

"for having you i guess?" Kianu memutar kepalanya hingga matanya dapat menangkap ekspresi Jefferey yang sedikit terkejut.

"Hehe, syukur deh kalau gue bisa jadi keberuntungan buat lu." Jefferey terkekeh.

"I mean it... seriously." 

Tidak ada balasan Jefferey setelah Kianu mengucapkan hal tersebut

Jefferey mengubah ekspresinya menjadi datar. Nada bicara kianu tidak terdengar sedang bermain-main. Entah kenapa panas menjalar di seluruh tubuh Jefferey. Jantungnya berdetak lebih cepat. Tenggorokan serta mulutnya kering sekali. Apakah yang Kianu maksud dengan 'seriously' adalah hal yang sama yang dipikirkan Jefferey.

"Jeff, can i-" Kianu tampak ragu menyelesaikan ucapannya.

"A-apa?" tanya Jefferey dengan sedikit gemetar dan tidak menatap mata Kianu. 

"Can i hug you?" Muka Kianu berubah menjadi putih kemerah-merahan akibat rasa gugup yang tidak tertolong.

"Ya bo-LEKHHH." Tanpa menunggu Jefferey selesai berbicara, ia segera merentangkan tangannya dan menangkupkannya dengan brutal pada tubuh Jefferey. 

Begitu pula dengan Jefferey. Saat Kianu memeluknya, jantungnya seperti meledak rasanya. Disertai sedikit rasa kejut yang menohok.

"Your number 1 protector and lover. It's you right? My hidden secret admirer that turns out my super Jefferey." tanya Kianu. Tebakan Kianu tidak salah. Hal itu mengejutkan Jefferey. Benar-benar hal tak terduga yang telah membuatnya menggila dalam batinnya.

Kianu memeluk tubuh Jefferey begitu erat. Ia menenggelamkan kepalanya pada bahu Jefferey.

Namun, beberapa saat setelah berpelukan, kegilaan di dalam hati Jefferey berubah menjadi ketenangan. Jefferey dapat merasakan kehangatan dan kebahagiaan lewat sentuhan lengan dan tubuh Kianu. Ia secara gamblang dapat merasakan cinta yang mengalir dalam keheningan dan pelukannya.

"Kalau beberapa hari yang lalu lu nangis di pelukan gue, kayanya sekarang gue yang bakalan nangis dah, Ki," ucap Jefferey tanpa dibuat-buat

"You can, if you want. Lu udah jadi tempat gue buat nangis dan ngeluarin semua perasaan gue, dan gue pengen jadi tempat ternyaman dan terbebas buat lu," balas Kianu.

Tidak ada jawaban.

"Selama ini gue baru sadar, kalau lu selalu ada buat gue setiap saat. Ya nggak setiap saat juga sih, gak mungkin juga lu ada pas gue lagi berak. Intinya lu selalu nemenin gue saat gue sedih atau lagi happy. Lu yang dukung gue buat ngelakuin hal positif yang gue mau lakuin. Lu yang selalu ada dan nenangin gue di saat gue udah gak kuat lagi dengan kehidupan gue  yang berantakan. Lu kaya Indogrosir dah, serba ada," jelas Kianu panjang lebar dengan posisi masih berpelukan. 

Antologi SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang