Joanne Haspran. Seorang gadis penghuni kelas dua di sekolah menengah atas serta dikenal dengan rumor-rumor negatif tentangnya, tetapi tidak pernah membuat gadis berusia legal itu menjauh dari kehidupan sosialnya.
Dia sangat mudah untuk diingat. Namun, keberadaannya selalu saja sulit untuk dirasakan. Jo–nama sapaan Joanne–tidak terlalu sering berpartisipasi di sekitarnya jika tidak ada acara khusus, dia lebih memilih untuk duduk menyimak orang-orang yang berlari di depannya daripada harus ikut merasa lelah.
"Jo! Awas kepalamu!"
Sebuah bola dengan cepat melesat ke arahnya, membuat Jo sedikit terhuyung ke belakang untuk menghindari gerakan bola yang melintas tepat di depan wajahnya. Melihat bola yang terbentur dinding pengaman dan berguling menjauhi lapangan, tatapan gadis itu langsung menajam melirik ke arah seorang lelaki.
"Alter ...." Jo menggeram. Membuat sekujur tubuh lelaki tersebut gemetar di luar kehendaknya.
"J-Jo! Tunggu! Jangan salah pikir! Yang baru saja menendang bola itu Ado!" kilah Alter.
Ado yang merasa diam sejak awal tidak melakukan apa-apa mulai bersuara, merasa dirinya disalahkan, dia dengan cepat menimpal perkataan Alter.
Di tengah perdebatan mereka berdua, Jo hanya dapat mengembuskan napas lelah. Namun, ujung netranya tanpa sengaja melihat segerombolan remaja menaiki satu per satu anak tangga. Jo kenal mereka. Mereka adalah anak-anak dari kelompok Star Gazers.
Gadis yang berambut pirang di tengah-tengah mereka, yaitu Minerva Faytham. Dapat dikatakan dia cukup populer dan memiliki banyak peminat, bahkan para jantan dari kelas lain pun rela menurunkan harga diri mereka agar dapat mendekatinya.
Kemudian, lelaki paling tinggi di antara angkatan Jo, Ray Howlson. Layaknya figur-figur idola para gadis seumurannya, Ray sangat berprestasi dan sangat mengirit kata-kata. Dia hanya akan berbicara kalau terpaksa memberikan penjelasan, perlu diakui penjelasan yang datang dari lelaki itu cepat mudah dipahami.
Terakhir dan yang paling menonjol di antara mereka bertiga, Cupy Roseheart. Seorang lelaki dengan tubuh yang jauh lebih kecil dari Ray dan Minerva, serta lebih ceria dan aktif itu mempunyai banyak koneksi pertemanan. Sikapnya yang asal ucap selalu memberikannya kesan polos dan menggemaskan layaknya anak kecil.
Jo terus memperhatikan mereka, tidak mungkin dia bisa bergabung dengan kelompok tiga orang itu. Hanya orang kuat yang bisa menoreh nama selama 4 angkatan berturut-turut, Jo hanyalah siswi biasa yang masih ditempa menjadi pribadi yang dapat memenuhi kriteria sekolahnya. Sedangkan Star Gazers? Mereka adalah orang-orang terpilih dan bahkan ikut campur tangan dalam proses 'mendidik' di sekolahnya.
"Yang berwenang, tetaplah akan berkuasa." Jo menoleh ke arah suara berat tersebut. Ado terlihat berdiri di belakangnya sembari memegang bola, dia pun menatap ketiga orang yang jauh berada di depannya.
"Mereka sama seperti kita," sahut Jo.
"Ya, tapi dengan wewenang," timpal Ado.
"Wewenang yang kamu maksud?"
Ado mengganti pandangannya menuju Jo. Dia berkata, "Sama seperti kamu memiliki kedua lengan dan kamu mempunyai hak serta kehendak untuk menghilangkan satu lenganmu."
Jo terkekeh. "Sedikit gelap, aku suka itu."
"Mereka pasti sedang membuat projek sesuatu." Alter yang sejak awal terdiam kini mulai berbicara, sorot matanya lebih tajam dari yang biasa Jo lihat. "Aku tidak ingin menjadi oknum yang menyebarkan berita palsu atau semacamnya, tapi belakangan aku mendengar bahwa Star Gazers mengusulkan program yang jauh lebih susah untuk diuji. Aku tidak tahu hal gila apa yang akan mereka publikasikan," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR [ON GO]
Teen FictionPandangan yang gelap tidak akan mampu membuatnya melihat bebas. Kehadiran sosok figur yang tidak pernah diketahui Jo menyimpan beberapa rahasia yang terkunci rapat. Teror demi teror menimpa orang-orang sekitarnya; penindasan dan malapetaka mengubah...