Jaga7: Malam Pertama (2)

25.3K 345 6
                                    

Heru agak menaikkan kaki Fadil yang mengangkang agar kontolnya leluasa merojok lubangnya. Kemahirannya menggerakkan pinggul menggenjot membuat Fadil melenguh dan mendesah keterusan sebab tidak ada jeda yang dikasih Bang Heru.

Plok! Plok! Plok! Plok!

"Aaah, lubang kamu seret banget, Dil, ahhh, ahhh, ahhh, Abang sukahhh, ouhhh, yeahhh, ahhh," racau Bang Fadil ditengah ia menggempur.

"Aaaahhh, iya, Bang, genjot yang dalam Bang, ahhhh, sampai mentok," Fadil memancing dengan ungkapan mesum agar Bang Heru terus semangat menggagahinya.

Heru mewujudkan permintaan Fadil, ia rojok kontolnya semakin dalam sampai pangkal. Heru bisa merasakan ganjalan kontol Fadil di perutnya dan geli gesekan rambut yang tumbuh di sekitar kontol dan buah peler Fadil.

"Awwww!" Fadil membelalakkan matanya saat lubangnya dirojok sampai mentok dengan kencang. Ia merasa penuh banget lubangnya sampai sesaknya terasa ke dada. "Eugh!"

"Ouhhh, ouhhh, sumpahhhh, Dil, lubang kamu sempit bangettthbb, kontol Abang dijepit pisan inihhhh, ahhhh, ahhhh, coba kamu kempot-kempotin lagi memeknya, ahhhh."

"Emphhh, ahhhh, begini, Banghhh?" Fadil memainkan otot anusnya seperti orang mengejan, lalu ia longgarkan lagi.

"Ouhhh, anjinghh, bener, gitu, ouhhh, enak pisanhhh, ahhh, yeahhh, kayak dipijet kontol Abanghhh, ahhh, lagi, Dil, kempotin lagi, ahhhh..."

Ketika sedang on fire begini, Heru bisa tahan lama. Apa lagi kemampuan Fadil yang meladeninya terbilang kuat, bukan yang manja dan akan mengaduh kesakitan, membuat Heru makin ingin menggempurnya habis-habisan. Meski diserang dengan hentakan kasar dan dalam, Fadil malah merem melek keenakan dan selalu minta diteruskan.

"Ahhhh, ganti gaya, Dil, Abang pengen ngewe kamu dari belakang ya!"

Haru mencabut kontolnya dan membantu Fadil membalik badan posisi merunduk dan menungging. Buah pantat Fadil menggoda sekali, bulat dan padat.

Plak! Satu tepukkan mendarat mulus meninggalkan bekas merah.

"Ahh, Banghhh..." lenguh Fadil.

Heru kembali meludahi kontolnya. Setelah merata beceknya, ia masukkan kembali ke lubang anus Fadil.

"Ahhhh...," Heru masih takjub saja dengan kesempitan lubang anus Fadil.

"Ouhhh, Banghhh... genjot yang kencang, Banghhh," pinta Fadil ingin dimulai.

Heru memegangi pinggang Fadil dan dia mulai merojok lubangnya sekuat tenaga sampai tubuh Fadil terguncang-guncang. Tubuh keduanya bersimbah keringat, nafas mereka terengah-engah.

"Emphh, emphhh, ahhhh, ouhh, Banghh, emphhhh," desah Fadil.

"Arhh, arhhh, arhhhh..."

Heru mengentoti Fadil tanpa ampun. Pinggulnya maju-mundur tanpa jeda. Permainannya maksimal.

Fadil benar-benar terkuras tenaganya. Durasi Bang Heru sangat lama. Ia tidak menyangka Bang Heru bisa tahan dalam durasi panjang. Fadil pasrah.

"Ahhhh, ahhh, ahhh, Banghh, Fadil capek..."

"Capek? Ahhh, tahan ya, Dil, Abang bakal cepetin ngecrotnya, ahhh, ahhh..."

"He'eh, Banghhh, ahhh, ouhhhh,"

Plok! Plok! Plok!

Heru mulai melepaskan kemampuannya menahan ejakulasi dan membiarkan pikirannya fokus mencapai kenikmatan. Setiap genjotan kontolnya ia resapi rasa enaknya. Batangnya bisa merasakan kelegitan anus Fadil dan itu membuat Heru mulai bisa merasakan gelenyar di batangnya yang mendorong ingin keluar.

SATPAM SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang