Kalau kalian penasaran dengan ceritanya bisa tekan tombol vote yah dan kalau ada saran silahkan comment.
Happy Reading~
Author POV
Hembusan angin terasa lebih kencang dan dingin setelah matahari benar-benar tenggelam menyisakan cahaya bulan. Aera yang merasa bersalah telah mengotori pakaian pria yang baru ditemuinya itu, akhirnya memutuskan mengajaknya ke sebuah minimarket terdekat disana. Aera sesekali menggerutu selama perjalanan, menyesali dirinya yang terlalu ceroboh.
"hais kau bodoh sekali Aera" Aera mengacak-acak rambutnya setelah memastikan pria yang sedari tadi ikut di belakangnya itu melihat kearah lain. Setiba di minimarket Aera bergegas menuju rak tisu dan mengambil beberapa yang ia perlukan. "Apa anda ingin soda atau kopi?" tanya Aera menghampiri pria tadi yang masih berdiri di depan pintu "aku ingin soda dan wafer nona" ia menampilkan senyumnya.
'huft untung di tidak minta banyak, aku kira dia akan mengambil kesempatan karena telah mengotori bajunya, tidak aku harus mengurangi prasangka buruk pada orang lain' Aera menggelengkan kepalanya membuat pria dihadapannya menatap bingung.
"ada apa nona?"
"ah tidak, kalau begitu anda tunggu saja di kursi depan"
Pria itu mengangguk, semetara Aera bergegas mencari sesuatu yang diminta pria itu. Setelah membayar di kasir, Aera lalu menghampiri pria tadi dan duduk tepat di sampingnya. "ini untukmu" Aera memberikan sekaleng soda, wafer dan tisu basah. "untuk apa ini?" tanya pria itu "noda di baju mu masih belum hilang jika tidak segera dicuci maka akan membekas, sebaiknya bersihkan saja dengan tisu itu"
"sudahlah, aku akan membersihkannya di rumah nanti, kau tidak usah memikirkannya, lagi pula kau juga tidak sengaja nona"
"tapi tetap saja aku benar-benar berminta maaf" Aera memutar mutar tutup botolnya yang belum terbuka sepenuhnya. "ah sedari tadi aku hanya memanggilmu nona, kenalkan namaku Jean, Kim Jean, apa bisa ku tau siapa namamu?" Jean menoleh sambil mengulurkan tangannya menunggu jawaban wanita itu, detik berikutnya Aera mengangkat kepalanya dan menoleh ketika melihat uluran tangan di depannya "eoh, aku Lee Aera-imnida" Aera menyambut uluran tangan Jean sambil tersenyum "senang berkenalan denganmu Jean-ssi?" Jean tertawa ringan, setelah berusaha mengatasi kecanggungan dan obrolan yang terlalu kaku, Jean berusaha keras membuat Aera nyaman berada di dekatnya. Di kepala Jean hanya berfokus bagaimana bisa mendekatkan diri pada Aera agar ia bisa cepat membawa wanita ini pada Hekate. Hampir dua jam mereka bercerita dan berjalan-jalan disekitar taman akhirnya Aera memutuskan untuk berpamitan untuk segera pulang "baiklah kalau begitu, sepertinya aku sudah harus pulang, senang bisa berkenalan denganmu Jean-ssi" Aera membungkukkan tubuhnya empat puluh lima derajat namun saat melangkah Jean malah membuka suara "Sebentar!" Jean menggaruk bagian belakang kepalanya berusaha untuk memikirkan sebuah alasan "nee? Ada apa?" tatapan mata Jean bergetar saat Aera menatapnya penuh tanya, ia lalu menarik nafas dalam "eh..bisakah aku m-meminta nomor ponselmu?" Aera terkejut dan membulatkan matanya "memangnya ada apa?" Jean membasahi bibirnya "ani kau tau kan apa yang baru saja kau lakukan tadi sore? Lihatlah ini, lihat" Jean menunjukkan noda yang masih terlihat di pakaiannya. "t-tapi tadi kau sudah mengatakan untuk tidak terlalu memikirkannya, bukankah itu artinya sudah tidak masalah lagi?" Aera berusaha berbicara dengan hati-hati "aku tahu, tapi setelah sampai dirumah dan ternyata noda ini tidak bisa hilang bagaimana? Setidaknya aku bisa menghubungimu untuk meminta bantuan" kening Aera berkerut mendengar penjelasan Jean yang sedikit kenakan-kanakan menurutnya.
"hm bukankah kau bisa mencari cara membersihkannya di website, atau membawanya ke laundry?"
"tidak, setidaknya dengan memiliki nomormu, itu bisa menjadi bentuk pertanggung jawaban nona Aera" Jean melipat tangannya di depan dada dan menatap serius ke arah Aera "jadi apa kau masih tidak ingin memberikan nomormu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANÁTHEMA [END]
FanfictionKetika seorang vampire abad 21 dengan kehidupan yang sempurna, menginginkan kebebasan dan berubah menjadi manusia. Ia menggunakan segala cara agar keinginannya dapat tewujud, meskipun ia harus mengorbankan nyawa, atau dikutuk menjadi seekor anjing h...