Kalau kalian suka dengan ceritanya bisa tekan tombol vote yah dan kalau ada saran silahkan comment.
Happy Reading~
Author POV
Disaat yang bersamaan, dari danau guardian tercipta sebuah cahaya yang menyilaukan para guardian yang berjaga. Jean terbang keluar dari danau dan terhempas ke pinggiran danau diiringi dengan hilangnya cahaya yang menyilaukan itu. Tubuhnya basah dan pakaian atasnya sobek. Dalam genggamannya terdapat sebuah belatih yang terlepas dari jantungnya. Para guardian segera mengangkat tubuh Jean sementara seorang peri ditugaskan untuk menyampaikan informasi tentang kebangkitan Jean pada orang tuanya "Aera" ucap Jean samar saat para guardian memapah tubuhnya ke kamar "aku ingin bertemu Aera" Jean sudah di baringkan di atas sebuah ranjang besar, sayapnya yang basah dibentangkan agar helaiannya tidak kusut.
Seorang peri akhirnya datang memberikan informasi 'maaf tapi di desa sedang kacau, ada banyak makhluk kegelapan dan mereka sedang berperang' Jean dengan kondisi yang masih lemah mencoba untuk duduk "perang? aku harus menyusul" para guardian lain memapah tubuh Jean yang masih sangat dingin dan lemah "tidak bisa, kondisimu tidak memungkinkan untuk terbang tuan"
"Kalau begitu bantu aku kesana, hanya aku yang bisa menghentikan peperangan itu, sebelum semakin banyak korban"
Para guardian berpikir sejenak lalu mulai memapah tubuh Jean untuk berdiri, dua guardian memegangi lengan kiri dan kanan Jean sementara dua lagi berada di depan dan belakang menjaga.
Peperangan di desa Vampire ternyata sudah cukup besar, ada banyak bola api yang terlempar dan membakar desa, di bagian depan, terlihat kedua orang tuanya dibantu Vin dan Jimin berusaha menahan serangan dari pasukan kegelapan.
"Hentikan semuanya!!" Teriak Jean yang baru saja menginjakkan kakinya di daratan desa, Vin dan ibu Jean menyadari kedatang Jean namun mereka tidak bisa melepaskan pertahanan, ada banyak Vampire yang sedang terluka bahkan tetap ikut menyerang. Para guardian tetap berada di sisi Jean menghalau tiap bola api yang terbang kearahnya.
Jean menyadari kekacauan ini berasal dari dirinya, ia memejamkan matanya mengumpulkan tenaga yang ia punya. Cakar mulai membentuk di kuku tangannya dan perlahan sayap hitam Jean mulai terangkat, tubuhnya bergetar memaksakan diri agar kekuatannya terkumpul. "Kalian semua minggir jika tidak ingin terluka" ucapnya pada guardian yang berdiri di sampingnya.
Jean membuka matanya yang sudah berubah menjadi merah, perlahan para guardian melangkah mundur "bantu para Vampire yang terluka" ucap Jean sebelum akhirnya melangkah maju mendekat kearah depan dimana para prajurit kegelapan sedang berusaha menerobos masuk perisai pelindung yang guardian bangun untuk desa Vampire "aku bilang berhenti sekarang!!" Jean mengepakkan sayapnya kuat hingga angin kencang meniup apapun yang ada di sekitarnya termasuk para prajutir dari kegelapan yang terdorong mundur.
Semuanya berhenti dan perhatian tertuju pada Jean, ibunya yang melihat putranya telah bangkit meneteskan air matanya "kalian ditugaskan oleh Hekate untuk menjemputkukan? Karena aku telah mengingkari janji" asap hitam yang melayang dengan mata merah dan kepala berbentuk kerbau itu tersenyum "memang benar, tapi keluargamu menghalangi jalan kami" Jean melangkan kearah ayahnya.
"Appa, biarkan aku menemui Hekate"
"Jangan gila Jean!"
"Appa jika terus bertahan seperti ini kita tidak akan kuat, dia hanya menginginkanku jadi biarkan aku pergi menemuinya" Jean berusaha meyakinkan "Jean kau juga tidak mungkin kesana sendirian, ibu tidak ingin kamu di tahan di dalam sana"
"Aku akan ikut dengannya"
"Aku juga"
Vin dan Jimin menawarkan diri menemani Jean. Ayahnya berpikir sejenak hingga dengan berat hati mengiyakan permintaan putranya "baiklah, pergi dan bertanggung jawab atas kekacauan yang sudah kau buat" ibu Jean yang menangis menggeleng menahan lengan anaknya "kau benar yakin nak, dewi itu sangat berbahaya eomma tidak ingin kehilanganmu lagi"
Jean menatap ibunya sendu "maaf eomma, tapi aku harus menyelesaikan ini sendiri" ibu Jean tidak bisa berbuat apapun untuk menghentikan Hekate, prajurit Vampire juga banyak yang terluka dan desa bahkan mulai terbakar karena bola-bola api yang berhasil menembus perisai guardian.
Saat itu juga Jean, Vin dan Jimin ikut dengan perajurit kegelapan menuju kastil Hekate.
Wanita dengan jubah hitam itu sudah menyambut kedatangannya dengan amarah, bayangan api muncul dari belakang wanita itu "kau membohongiku, kau ternyata sama saja dengan ayahmu! jika saja aku tau kau adalah anak dari Vampire sialan itu, aku akan menghabisimu lebih dulu" Semburan api mengarah pada Jean namun beruntung ia bisa menghindar "kita bisa bicarakan ini baik-baik, tanpa saling menyerang" Vin sudah mengeluarkan pedang yang ia bawa untuk perlindungan.
"Maaf, Aku memang mengingkari janjiku tapi apa tidak bisa kita membuat gantinya? aku tidak akan meminta menjadi manusia, aku hanya ingin semua kembali seperti semula, apapun yang kau minta akan aku kabulkan tapi tidak dengan menghabisi nyawa"
Hekate mengeluarkan tali berbentuk apinya dan mencambuk ke sisi ruangan "kau ingin bermain-main denganku!"
"Aku bersungguh-sungguh! Jika kau ingin belatih itu kembali, aku akan mengambilnya dari para guardian untukmu" Hekate terdiam beberapa saat hingga senyum terukit di bibirnya, ia baru menyadari jika Jean adalah keturunan bangsawan Vampire "aku tidak butuh belatih itu, bagaimana kalau kau mengorbankan sayapmu untukku" sontak Vin dan Jimin membulatkan matanya.
Sayap Vampire adalah salah satu bentuk keagungan bagi mereka, sumber kukuatan mereka dan sayap ini adalah sebuah syarat agar ia bisa menjadi penerus pemimpin Vampire, sayap milik Jean berbeda dari Vampire lainnya halaian bulunya lebih pekat dan berkilau. Semua Vampire tau fakta itu. Vampire tanpa sayap dinilai sebagai Vampire lemah yang hina karena tidak sempurna.
Jean menegak silvanya kasar "dengan syarat tidak ada lagi peperangan setelah kau mendapatkannya? Termasuk menjadikan Aera sebagai persembahanmu?"
Hekate tertawa kencang "tentu, aku tidak pernah mengingkari perjanjianku tidak seperti kaum kalian"
"Jean jangan terhasut" Jimin berusaha mengingat "jika itu bisa menghentikan segala kekacauan ini, kau boleh mengambilnya"
"Hyung!" Bentak Vin "ini keputusanku, kalian tenang saja" Hekate yang mendengar itu lalu memanggil kedua ajudannya, manusia setengah kerbau dan tubuh besar itu menghampiri Jean dan menyeretnya ke sebuah meja persembahan yang ada di pintu belakang kastil. Vin dan Jimin berusaha menahan tapi, tubuh keduanya segera diikat dengan tali api oleh Hekate, mereka hanya bisa menyaksikan Jean tengkurap dengan kaki dan tangan yang sudah terikat disana dan di kelilingi oleh banyak prajurit kastil kegelapan.
Hekate datang dan menyerahkan sebuah belatih api pada salah satu prajuritnya "segera potong sayap vampire bodoh itu" Hekate bukan dewi sembarangan, pembatalan perjanjian tentu tidak seharusnya di lakukan namun, ia melihat keuntungan lain, sayap Jean bisa memberinya kekuatan lebih sebagai penguasa dunia kegelapan.
Detik berikutnya hal itu terjadi. Jean merasakan panas dan sakit dipunggungnya, tangan dan kakinya berusaha memberontak tapi tidak bisa, kulit punggungnya terasa mulai sobek, terbakar dan melepuh. "Aaarghh!!" Jean berteriak kuat saat merasakan tulang yang menghubungkan sayap dan tulang belakannya ditarik paksa hingga terlepas. Sayap itu tergeletak ditanah. Para prajurit itu lalu mengambil getah pohon dan mengusapkan ke luka di punggung Jean.
Vin dan Jimin melihat kejadian itu merasa tidak percaya bahwa Jean akan mengorbankan dirinya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ANÁTHEMA [END]
FanfictionKetika seorang vampire abad 21 dengan kehidupan yang sempurna, menginginkan kebebasan dan berubah menjadi manusia. Ia menggunakan segala cara agar keinginannya dapat tewujud, meskipun ia harus mengorbankan nyawa, atau dikutuk menjadi seekor anjing h...