Di ruangan gelap dan pengap, seorang wanita mencoba tetap sadar. Napasnya sedikit memburu dan pandangannya mulai tampak buram. Rasa perih dan nyeri di punggungnya seperi dikuliti.
Pintu dihadapannya terbuka, membuat cahaya yang menusuk matanya.
''Ughh.. '' Fang yin menyipitkan matanya namun detik berikutnya berubah menjadi tatapan benci yang mendalam.''Jawabanmu?'' suara dominan itu datang dari pria yang sangat indah. Kaisar Qin, Berdiri dengan sombongnya. Pengawal di belakangnya menyerahkan cambuk kepada sang kaisar yang diterima nya dengan baik.
"Aku sudah memberimu cukup waktu. Jadilah selirku, apapun itu yang kau inginkan, semuanya. Akan ku berikan" Monolog sang kaisar.
"Apa anda meminta saya menikahi anda? Seseorang yang membunuh keluarga saya? Hamba lebih memilih dikubur bersama mayat mereka!". Jawaban Fang yin medapatkan cambukan yang cukup keras. Badannya sudah lama tanpa busana. Dicambuk, diobati, di perkosa. Bahkan pelayan menatapnya dengan jijik setiap kali dia di obati. Keluarga nya, bahkan kakaknya yang sangat dia cintai dibunuh. Semua karena dirinya menolak cinta sang kaisar.
1 cambukan, 2 cambukan, 3 cambukan. Kaisar tidak mendengar rintihan. Membuatnya mulai muak dan berjalan keluar.
" Berikan jawabanmu besok. Aku bukan orang yang penyabar. Bahkan darah kakak mu masih basah. Bukankah lebih baik kau menguburnya? Jangan membuatnya mengering seperti darah keluarga mu yang lain" Suara nya semakin menjauh. Ruangan itu kembali menggelap. Kakaknya yang baik, bahkan sampai akhir dia selalu berusaha untuk membebaskan nya. Bahkan saat posisi nya sebagai menteri di cabut, dia tetap memohon.
"Kakak yang bodoh, kau selalu mengatakan bahwa kau mengenal Kaisar. Dia bukan lagi sahabat mu setelah naik tahta. Kupikir,ini karena kesalahan mu yang mengenal kan ku dengannya. Aku membencimu" Lirih Fang Yin. Dia tau beberapa saat kemudian, akan datang orang yang mengobatinya. Tangan dan kakinya di rantai jadi dia tidak bisa banyak bergerak. Raga nya mulai melemah dan jiwanya cukup lelah."Pada akhirnya aku akan mati, lebih baik sekarang bukan.. Heh" Darah mulai mengalir dari bibir nya. Fang yin menggigit lidahnya sebagai upaya terakhir nya melawan Kaisar itu.
Kakak, aku tidak pernah membencimu. Maafkan ucapan ku yang tadi. Aku harap kau menunggu ku. Maafkan adikmu yang bodoh ini. Ibu, ayah maafkan putrimu yang tidak bisa menyelamatkan kalian. Dosaku, berikan aku kesempatan untuk menanggung nya.
"Apa apaan novel ini?! Bukankah genrenya romansa? Ini harusnya tragedi. Aku tidak menerimanya" Zhi fan, pria dewasa itu tampak sedikit kesal dengan novel yang ada di tangannya. Wajahnya tampannya benar benar mengkerut marah. Dia menutup novel yang baru setengah di bacanya.
"Ahaha.. Itu benar kak. Maksudku genrenya benar romansa. Apa kau mau ku beritau jalan ceritanya?" Adik nya zhi nan selalu suka memberikan novel favorit nya untuk kakaknya. Alasannya, respon kakak nya tidak pernah mengecewakan. Bukankah cukup menyenangkan untuk membicarakan alur cerita tokoh yang kita suka dengan orang terdekat? Oleh karenanya, dia selalu memberikan novel yang selesai dia baca kepada kakaknya.
"Apa? Bukankah pemeran wanitanya sudah mati? "
"Fang yin bukan pemeran wanitanya. Aku akan memberitaumu jika kau mau? Atau kau bisa terus membacanya"
"Nan nan, aku tidak akan membacanya lagi. " Jawaban kakak nya cukup mengejutkan. Walau bukan penyuka karya fiksi, Zhi fan termasuk tipe yang cukup penasaran. Biasanya novel nya akan dia selesaikan.
"Kenapa? Kau akan menyukainya nanti""Tidak akan. Ini bukan karena aku membencinya. Lusa aku akan membacanya lagi. Besok kakak akan ada quiz jadi malam ini harus belajar. Jika aku melanjutkan nya, kau tau sendiri pasti tidak akan berhenti-.. Cough.. Cough.." Batukan Zhi fan menginterupsi kalimatnya. Melihat raut khawatir adiknya, tangannya menggapai kepala adiknya. Mengasak sedikit rambut ikal pendek itu. Dia menyukai adiknya, menyayangi lebih tepatnya. Di hidup ini mereka hanya memiliki satu sama lain.
Orang tua mereka sudah meninggal cukup lama. Untungnya mereka meninggal kan harta yang cukup besar. Keduanya tidak perlu khawatir untuk kekurangan. Tapi tetap saja, sebagai yang tertua sudah kewajiban nya untuk memastikan adiknya tetap bahagia.
"Jangan khawatir, karena cuaca terus berubah tubuh kakak jadi sedikit demam. "
"Aku akan memasakkan bubur. Apa kau menyukai aroma pandan? Kudengar itu akan cukup menenangkan jika aku menggunakan nya" Zhi nan mulai berdiri dan menekan sedikit bahu kakaknya agar berbaring. Tangannya cukup cekatan untuk menyelimuti kakaknya. Ini bukan pertama kalinya kakaknya sakit.
"Kedengaran nya bagus-uhukk.. "
"Istirahatlah, aku akan membuatkannya untukmu kak. Kau bisa belajar setelah memakan bubur dan meminum obat nanti" Zhi nan berbalik dan meraih gagang pintu sebelum ucapan kakaknya menghentikan nya.
"Nan nan, kau sudah mandiri. Kau tau aku mencintaimu kan" Lemah tapi pasti. Zhi nan hanya menghela nafas sebagai respon. Saat sakit kakaknya cenderung menjadi manja seperti ini."Istirahatlah" Pintu tertutup. Zhi fan mulai mencoba untuk tidur. Adiknya sudah dewasa, dia tidak seperti anak yang dulu selalu menangis. Ada rasa lega dan sedih dihatinya.
Angin sejuk seperti menyapa kulitnya. Cahaya yang hangat, batin Zhi fan. Bukannya dia tidur saat sore hari? Apa ini sudah pagi?
Matanya terbuka perlahan,
'Ugh apa apaan'. Sinar nya terlalu terang. Dia tidak ingat kamarnya memiliki posisi yang bisa mendapatkan sinar matahari secerah ini.Netranya menangkap siluet indah yang menatapnya.
"Nan Nan? " Ucapannya mendapatkan kernyitan dari gadis dihadapan nya.
Mirip Nan Nan,tapi rambutnya.. Kenapa pirang? Batinnya mulai merasa kejanggalan. Dan juga, kepalanya yang nyeri tadi seperti sudah baik baik saja.
"Apa maksud anda kakak? Aku Fang yin""Fang-? Tunggu tempat apa ini? " Dan dia baru menyadari dia sudah berada di tempat yang sangat berbeda.
'Apa yang sudah terjadi? '

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Spring
RomanceZhi fan bertansmigarasi ke novel yang dia baca. Dan parahnya, dia ditakdirkan untuk mati. Awalnya yang dia pikirkan hanya tentang adiknya yang ia tinggalkan. Sampai saat ia melihat bahwa adik perempuan didunia barunya sangat mirip dengan adik kandu...