Part 3

174 22 0
                                        

Fang yin POV

Sebagai keturunan bangsawan yang cukup tinggi, aku selalu merasa peranku sangat penting untuk menjadi cerminan bangsawan lain. Darah yang mengalir dalam nadiku bukan sembarang darah. Sedikit kesalahan ku bukan hanya akan berimbas ke padaku saja. Tapi orang tua ku juga akan mendapatkan dampaknya.

Semenjak aku dapat mengingat sesuatu, kakakku selalu menjadi panutanku. Kakakku tidak pernah berbuat salah atau mengecewakan. Langkahnya sangat sempurna. Terlalu sempurna dan membuat ku kesulitan mengikutinya. Sejak kecil, jadwal kami tidak pernah membuat kami sibuk. Bobot yang ayah jadwalkan tidak membebankan kami. Walau begitu, bukan berarti kami akan memiliki waktu untuk bersama.

Kakak selalu terlihat sempurna. Setiap aku menghadiri pertemuan sosial, dia akan menjadi salah satu topik yang lumrah dibicarakan. Fakta bahwa kami saudara membuat ku merasa bahwa kami dibanding kan dalam segala segi keterampilan. Bohong jika aku tidak iri. Aku selalu berusaha mengikuti langkah nya. Tapi semakin aku mengikuti nya semakin berat setiap langkahnya.

Kakak selalu menjadi lebih sempurna dari hari ke hari. Sementara aku merasa bahwa diriku semakin mencapai titik batasku. Tapi aku tidak bisa membenci kakak karena kelemahan ku sendiri. Karena aku sebagai adiknya tau, setiap langkah kakakku tidak ada satupun yang dia buat tanpa pengorbanan. Dia mengorbankan waktunya juga kebahagiaan masa mudanya sehingga layak mendapatkan penghargaan atas usahanya. Kami berdua memiliki kesamaan, kami hanya ingin menjadi anak yang tidak mengecewakan orang tua kami.

Aku mengenal kakakku, bahkan lebih baik dari ibuku sendiri. Waktu sendiri yang kakakku lakukan itu hanya untuk mengevaluasi dirinya. Kegiatan itu bahkan akan selesai hanya dalam setengah hari. Waktu sendirj yang dia maksud bukan untuk bermain atau melakukan hal yang tidak beralasan. Tapi, kakak mulai berubah semenjak dia bangun dan sembuh dari penyakitnya.

Flashback on

''Nan Nan? '' panggilan yang pertama kali keluar dari mulut kakak adalah nama asing yang baru pertama kali aku dengar. Walau asing, aku tau itu adalah panggilan akrab.

Apa kakak punya kekasih? Tapi cukup aneh jika dia memanggilnya setelah melihat wajahku

Saat mengkonfirmasi bahwa aku bukan orang bernama Nan Nan itu, kakak mulai mengurung diri. Bukan untuk evaluasi diri nya. Tapi kali ini kakak melakukan sesuatu yang bukan seperti dirinya akan lakukan. Sesuatu tanpa alasan dan membuang buang waktu. Itu yang aku pikirkan saat itu.

Flashback off

Aku mulai berpikir itu cukup aneh sejak kakak mengurung dirinya lebih dari 3 hari. Bahkan dia tidak melakukan penyambutan formal untuk ayah saat beliau pulang.

"Hahhh.... "
"Apa ada yang Anda khawatirkan nona? Anda terlihat kurang nyaman"
Pelayan ini merupakan orang yang dulu juga pernah bekerja untuk kakak. Namun kakak menolak pelayan wanita ini sehingga aku membawanya bersamaku. Dia juga anak yang cukup lihai.

"Tolong tuangkan aku teh lagi" Dia melakukan segala sesuatu dengan lancar. Benar benar tipikal yang cocok untuk kakak. Sayangnya dia menolak pelayan ini.

"Hari ini cuaca cukup dingin, anda berada di halaman cukup lama. Apa Anda ingin saya membawa kain tambahan? "

"Tidak, aku akan masuk setelah menghabiskan tehku ini. Bicara tentang cuaca, apa tidak ada kabar dari kakak setelah 4 hari belakangan ini? Dia mengunci dirinya. Apa suasana hatinya cukup buruk karena pengaruh cuaca?"

Hmmm... Teh ini cukup nikmat. Aku akan mengirimkan beberapa untuk kakak nanti.

"Maaf nona, sejauh yang saya tau tuan muda masih dalam masa penyembuhan. Tuan muda mengatakan tubuhnya masih kurang sehat sehingga dia akan berdiam dikamar untuk beberapa hari kedepannya lagi"

"Darimana kau mendapatkan informasi ini? Jika dari pembicaraan para pelayan, aku tidak yakin itu berita yang cukup efektif" Aku tau kondisi tubuh kakak akan memburuk. Dia baru saja menyelamatkan seseorang dari kolam yang sekarang bahkan sudah membeku. Tentu saja tubuhnya tidak akan baik baik saja hanya karena dia sudah sadar. Aku merasa cukup buruk karena tidak bisa merawat kakak.

"Saya mendapatkan informasi ini dari dokter tuan muda saat dia berkunjung terakhir kali. Jadi informasi masih cukup baru. Saya pikir nona akan membutuhkan nya. Saya hanya berjaga jaga saja. Maafkan kelancangan saya nona" Aku melirik nya sedikit. Dia adalah pelayan yang tidak memiliki banyak ekspresi. Jika bukan seorang pembohong, maka mudah untuk mengetahui kapan dia bicara jujur dan kapan dia berbohong. Dan aku yakin dia sekarang berbicara jujur.

"Sudahlah, aku juga memang membutuhkannya. Hanya... Aku tidak tau jika kondisi kakak lebih parah dari dugaan ku"

Aku ingat kakak datang dalam keadaan pucat dan dingin. Hari itu cuacanya lebih dingin walaupun di awal musim. Tubuhnya saat sampai dimansion seperti mayat. Saat melihat nya aku yakin orang akan berpikir kakak sudah tidak bernyawa. Aku juga mendengar beberapa pelayan yang membawa kakak mengatakan detakan jantungnya sempat berhenti. Aku sangat ingin marah kepada setiap orang yang bertanggung jawab. Aku juga memiliki banyak pertanyaan. Siapapun yang akan menjawabnya aku tidak peduli.

Saat kakak tiba dimansion, ibu sudah tidak sadarkan diri. Beliau mengira kakak sudah meninggal. Aku hanya seperti orang bodoh yang hanya diam. Sebuah keajaiban kakak bisa membuka kembali matanya. Walau sekarang kakak seperti orang yang sudah sangat berbeda.

Fang Yin POV end

TBC

Love In SpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang