Konoha adalah desa kecil yang berada di pesisir daratan Jepang, disinilah tinggal seorang wanita yang menjadi duri dalam hubungan Kushina dan Minato suaminya.
Di sebuah rumah sederhana terlihat seorang wanita tengah berdiri diam di depan pintu,di depannya berdiri seorang pria yang selalu dirindukannya setiap hari, mata merahnya berkaca-kaca menatap tak percaya sosok pria yang sudah lama tak menemuinya.
"Minato--" gumamnya lirih air mata mengalir deras dari manik merahnya, tangannya terulur mencoba menggapai wajah tampan pria itu, namun sang pria mundur menghindari kontak fisik.
" Maafkan aku tapi aku menemuimu untuk mengatakan satu hal penting" ujar Minato tanpa basa-basi, wanita itu tersentak kemudian gelagapan mempersilahkan tamunya untuk masuk, namun sekali lagi Minato menolak.
" Disini saja, aku tak akan lama. Fumiko suruh putramu untuk tidak menggangu putra Kushina lagi, sudah cukup kebohonganmu selama ini, harusnya kau sadar setelah di asinhkan ke tempat terpencil seperti ini" Minato menatap tajam mata berair wanita itu, Fumiko bungkam ia syok dengan ucapan Minato.
" Bagaimana mungkin kau bicara seperti itu? Menma juga putramu! Di dalam dirinya mengalir darahmu Minato bagaimana kau bisa sekejam ini!" Teriak Fumiko tidak terima, wanita itu merengsek maju untuk memukul Minato namun dengan cepat Minato mencekal lengannya dan mendorongnya sedikit keras kearah kursi dan mendudukkan nya paksa.
Pria itu menjulang tinggi di hadapannya aura dingin mengintimidasinya membuat nyalinya menciut.
" Jika saja dulu kau tidak menjebakku dengan wine sialanmu itu tidak akan ada yang namanya menma terlahir di dunia ini! Putraku hanya satu dan itu Naruto, anak dari wanita yang aku cintai " wajah Minato condong ke arah Fumiko, mata yang biasa memancarkan keramahan kini terlihat menakutkan.
" Gara-gara dirimu sampai sekarang Kushina membenciku dan putraku tidak percaya lagi padaku! Kau di asingkan ke tempat seperti ini, kau pikir hukuman ini sudah cukup untukmu hingga kau mengirim anak itu ke tempatku? Kau wanita jalang yang berani menggertak ku hingga aku tidak bisa melakukan apapun," Minato menggebrak kaca di belakang wanita itu hingga retak, Fumiko memekik keras matanya terpejam erat tubuhnya gemetar ketakutan.
" Jika ingin hidup damai maka menjauhlah dari keluargaku, aku mengawasi mu selama ini bukan karena aku peduli, tapi karena aku ingin mencegah suatu hal yang buruk,namun nyatanya aku kecolongan. Tikus parasit yang berani mengkhianati ku, padahal dia sudah bekerja padaku cukup lama" Minato tertawa keras, matanya menatap nyalang pada wanita yang gemetar di depannya.
" Hanya karena kau memberikan tubuh kurus kering mu padanya dia sampai berani mengkhianati ku, sialan!" Kaca jendela di belakangnya pecah semua ketika Minato membanting kursi kayu yang ada di sana.
Fumiko berteriak ketakutan, suara pecahan kaca terdengar nyaring di telinganya, darah segar menetes di bagian pipi dan pelipisnya karena terkena serpihan kaca.
Meski keributan cukup bising namun tak ada orang yang datang untuk membantu karena letak rumahnya diatas bukit membuatnya tak memiliki tetangga,semua tetangga ada di bawah bukit.
" Jika kau tidak menarik anakmu kembali aku tak akan segan untuk membunuh kalian berdua!!" Ancamnya tangan besarnya menjambak rambut hitam wanita itu, menariknya keatas menjajarkan wajah mereka.
" Tapi Menma juga putramu! Dia anak yang ku lahirkan dari benihmu!" Fumiko memekik histeris kepalanya terasa sangat pusing saat Minato dengan tanpa perasaan membantingnya ke arah tembok.
" Anak sialan hasil dari benih yang kau curi tanpa seizin ku tidak bisa ku sebut anakku keparat!! Berhentilah mengganggu hidupku. Kau penghancur hidup indahku bersama Kushina, kau jalang sialan mati saja sana!!!" Minato berteriak marah, pria itu merusak teras rumah Fumiko hingga tak berbentuk, nafas keduanya terengah, Fumiko masih gemetar ketakutan,Minato mendengus kemudian berbalik pergi. Beberapa langkah ia berjalan pria itu berbalik dan menatap tajam wanita yang bersimpuh bersimbah darah di teras nya.