11

1.5K 204 18
                                    


"Bu apa aku yang sudah membuat Hinata jadi seperti ini?" Kushina terkejut mendengar ucapan lirih putranya,wanita itu menggeleng keras menyangkal semua ucapan anaknya.

"Tidak sayang! Itu tidak benar,kenapa kau bicara seperti itu,ini semua bukan salahmu, semua ini adalah musibah Naru! Jadi jangan pernah menganggap bahwa kau yang membuatnya seperti ini"ujar Kushina tegas, Naruto menitikan air mata hanya di depan orang yang ia sayangi Naruto bisa serapuh ini.

Menangis dan merintih rasa bersalah selalu ada meski memang ini bukan salahnya tapi tetap saja Naruto sangat sakit melihat gadis yang ia cintai terbaring tak berdaya dan hampir kehilangan nyawa hanya karena menolongnya.

"Hanya karena menolongku Hinata jadi kritis,aku... aku merasa tak berguna! Aku bahkan tidak bisa melindunginya, aku yang malah membuat dia terluka karena melindungiku,aku pria yang tak bisa melindungi wanitanya!"

"Cukup Naru! Cukup sayang jangan katakan lagi,kau tidak bersalah! Semua hanya musibah, Hinata akan baik-baik saja hiks.. jangan katakan hal itu lagi" Kushina menangis keras memeluk tubuh anaknya erat, hatinya sakit mendengar ucapan kesakitan Naruto.

Kushina tahu Hinata melakukan itu karena spontan,ia tak ingin orang yang ia cintai terluka meski imbasnya ia yang terluka,tapi itu murni bukan kesalahan anaknya, semua itu musibah Naruto hanya ingin mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya,dan Toneri mencoba mempertahankan haknya! Sedangkan Hinata tak ingin ada pertarungan untuk memperebutkan dirinya.

Tak ada yang menginginkan semua itu terjadi,dan semua pihak tak berhak saling menyalahkan!


***

Naruto menatap makanan yang tersaji di depannya dengan datar,ia tak berselera makan meski makanan itu buatan ibundanya!

"Ada apa Naru?!" Tanya Kushina lembut,wanita keheranan mengapa anaknya tak memakan sup kacang merah buatannya? Apa sup itu tidak enak? Tapi itu tidak mungkin Naruto sama sekali belum mencicipi masakan nya.

"Apa Hinata sudah makan? Aku makan enak di sini,apa Hinata bisa makan dengan lahap?" Tanya Naruto lagi, Kushina menatap sendu wajah putranya.

Hinata belum sadarkan diri sampai saat ini,dokter yang menanganinya mengatakan kondisi gadis itu sudah mulai membaik sejak operasi pengangkatan peluru di tubuhnya, walaupun pernah mengalami kritis tapi Hinata berhasil melewatinya dengan baik

Kesadaran gadis itu masih belum kembali,entah sampai kapan ia akan tertidur dalam kesakitan.

"Makanlah Naru,jika Hinata tahu kau menyakiti dirimu sendiri,ia akan sedih pengorbanan nya akan sia-sia jika kau menyia-nyiakan hidupmu seperti ini nak!" Ujar Kushina menasehati, Naruto menatap wajah cantik ibunya seksama.

Benar apa yang di katakan ibunya, Hinata sudah menukar posisi dengannya tapi ia malah bersikap seperti ini! Pengorbanan gadis itu akan sia-sia jika Naruto terus berlarut larut dalam rasa bersalah.

"Kau benar Bu,aku akan makan. Hinata selalu memarahiku jika aku tak menghabiskan makanan apalagi itu di buat spesial olehnya"ujar Naruto sebari terkekeh mengingat wajah kesal gadis cantik yang merajai hatinya ketika memarahinya karena tak menghabiskan makanan yang dibuatnya.

"Kalau begitu makan, makan yang banyak sayang. Setelah kau sembuh kita akan pergi ke Singapura untuk menjenguk Hinata di sana" Naruto mengangguk, dengan segera ia melahap semua masakan ibunya.

Kushina tersenyum sendu, anaknya sudah beberapa kali patah hati,dulu saat menjalin hubungan dengan seorang gadis cantik keturunan Amerika asmara mereka tak berjalan mulus.

Selain karena mereka masih labil,saat itu Naruto masih SMA dan bersekolah di negri paman Sam negri kelahiran ayahnya,ia berpacaran dengan teman satu kelasnya, karena ketidak pekaan pemuda itu membuat sang gadis jengah dan memutuskan hubungan mereka.

Missing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang