5

2K 227 9
                                    


"Siapa kau?!"

Hinata berkeringat dingin, melihat wanita cantik berambut merah panjang berdiri dengan tampang galak di depannya.

"A-aku..."

"Ooh kau pasti pacarnya Naruto ya! Anak itu kenapa tidak bilang pada ibunya kalau dia sudah punya pacar secantik dirimu? Astaga jika pulang aku akan menghukumnya" ujar Kushina Namikaze, ibunda Naruto tanpa tendeng aling-aling.

Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu masuk ke dalam apartemen,dan mengabsen setiap jengkal ruangan yang ada.

"Kau memang calon istri idaman,setiap kali aku berkunjung Naruto pasti mengunci pintu dengan password yang tak aku ketahui, dan juga kondisi apartemen ini sangat memprihatinkan,sampah berserakan dan jorok! Sekarang lihat setelah ada dirimu,tempat ini lebih bersih dan sehat sesuai ekspektasi ku, Naruto anak yang jorok" ujar Kushina lagi, Hinata bingung akan menjawab apa.

Ya memang semua yang di katakan oleh ibunya Naruto benar adanya, Naruto pria yang apa adanya ia cenderung lebih malas membersihkan rumah karena sibuk dengan pekerjaannya.

"Ano... Nyonya! Saya bukan.."

"Wait! Kau memasak? Wah ternyata kau jago dalam mengurus rumah, masakan mu juga enak sekali" Hinata menghela nafas panjang, Kushina tak memberikan ia waktu untuk menjelaskan bahwa ia bukan kekasih seorang Namikaze Naruto.

"Ya nyonya itu saya yang masak" jawab Hinata, Kushina mengangguk kemudian wanita itu mengambil minuman dari dalam kulkas.

"Dulu Naruto tak pernah mengisi kulkasnya sampai selengkap ini,dia hanya membeli ramen instan dan juga minuman bersoda lainnya,tapi sekarang aku tak khawatir lagi kau sudah ada di sini," Hinata tersenyum canggung, ibunya Naruto sangat antusias dengan prasangka sepihaknya.

Apa yang harus ku lakukan?





Naruto pulang dengan perasaan tidak sabar,ia tak sabar untuk bertemu gadis lavender nya, memeluk tubuh mungil berisi Hinata melepas rindu.

Oh ayolah Naru! Hinata itu hanya gadis malang yang kebetulan menumpang padamu dia bukan kekasihmu! Ingat itu!

Namun Naruto tak peduli meskipun Hinata bukan kekasihnya,tapi ia bisa menjadikan gadis itu kekasihnya bukan?

Ya,apapun akan ia lakukan agar Hinata mau menjadi kekasihnya.

"Hinata! Aku pulang" ujar Naruto saat membuka pintu apartemennya,hal pertama yang ia lihat adalah Hinata duduk di ruang tamu dengan keadaan canggung di sebelahnya sang ibunda duduk dengan tatapan tajam kearah dirinya.

"Selamat datang Naru" jawab Hinata, Kushina senyum-senyum gaje. Menurutnya saling membalas salam adalah awal yang bagus untuk hubungan anaknya itu,ia semakin yakin bahwa mereka berdua memiliki hubungan spesial apalagi mereka sampai tinggal berdua di apartemen.

"Naruto kenapa kau tidak bilang kalau kau punya kekasih secantik ini? " Tanya Kushina, Naruto menggaruk kepalanya yang tak gatal, canggung.

"Emm.. itu.. aku!"

"Kalau begitu kaa-san akan bilang pada Tou-san kalau kau sudah punya kekasih dan perjodohan mu dengan putri keluarga Miku di batalkan,lagi pula kaa-san lebih suka pada Hinata"Kushina lebih dulu memotong ucapan anaknya, membuat Naruto tercengang.

Mata birunya menatap Hinata yang memberi isyarat agar ia menyangkal semua ucapan ibunya.

Pria itu berpikir bukankah ini awal yang bagus? Ibunya juga menyukai Hinata dan dirinya sangat menyukai gadis itu. Jika ia mengikuti perkataan Hinata maka kesempatan untuk memiliki gadis itu akan semakin jauh.. jadi ia akan...

Missing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang