2. SAMUDRA; Persatuan Murid Bhayangkara

443 44 18
                                    

2. SAMUDRA; Persatuan Murid Bhayangkara

"Sekolah tanpa kasus, tiada kisah saat lulus" —Samudra

Samudra. Persatuan Murid Bhayangkara. Siapa yang tidak mengenal geng besar yang sekarang berada di bawah kuasa Garda Haidar Naksa. Tidak seorang pun yang berada di sekolah ini tidak tahu akan hal itu. Bahkan, tidak sekolah di SMA Bhayangkara saja bisa tahu perkumpulan itu begitu familiar dimana mana. Samudra yang sudah turun temurun sampai saat ini memiliki banyak anggota. Dan masa angkatan Garda tersebar dari kelas X hingga kelas XII dengan jumlah 156.

Garda Haidar Naksa. Ketua Samudra. Membuat sosoknya begitu disegani. Dengan postur badan tinggi tegap serta pandai bertarung, kini dirinya menyabet gelar murid ternakal nomor satu di sekolah. Meski tak luput dari berbagai macam skandal, Garda tetap menjadi idola satu sekolah. Cowok itu sangat dominan dari segala sisi. Seramai apapun lapangan sekolah, semua orang tahu gaya jalannya. Seribut apapun koridor sekolah, orang bakal tau suara beratnya. Karena dia center diantara kelima temannya. Dewan, Nugi, Ago, Hendry dan Seno.

Dewan si pencinta wanita itu merangkul pundak Garda. "Gimana Bos sama yang semalem? Janji malemnya lo gak langsung sleep call ayang ayangan?"

"Ayang dah mamam beyom? Ayang mamam pake apa? Mau aku Gofood? Jangan lupa besok aku jemput ya. Goodnight kesayangan Garda," Dewan sudah bisa menebak chat orang baru jadian pasti begitu.

"Apaan sih lo, Wan! Gue gak ada hubungan apa-apa sama dia!" Garda sontak kesal. "Dia nolongin gue ya gue cuma bales budi doang! Makanya otak lo jangan perempuan mulu!"

"Ah, yang bener?" Dewan menggodanya.

"Refleks bilang hati-hati gak tuh," Hendry ikutan nimbrung.

Seno tertawa ngakak mendengarnya. Lalu, memperagakan gaya bicara Garda kemarin. "Hati-hati."

"SENO!" sentak Garda. Merasa malu sekaligus jengkel.

Garda mendorong Dewan. "Sana lo!"

Lantas, cowok itu berjalan cepat mendahului kelima temannya yang berjalan di belakang ditemani pembahasan yang awal semula biang keroknya nya selalu Dewan.

"Biasanya yang sensitive sensitive kek gigi berlubang gini, belum juga start udah di pukul mundur duluan sih," ujar Hendry memicu gelak tawa Dewan, Ago dan Seno hingga mengundang fokus orang-orang pada mereka.

"Gak ada harapan, Heng. Tuh, liat aja. Orang bangornya nauzubillah. Yang ada takut duluan cewek liatnya," timpal Ago mendapat dua acungan jari tengah dari Garda yang dinistakan oleh anggotanya sendiri. Tapi tak ayal membuat nyali mereka ciut. Malah tawa mereka tambah menggema di lorong seperti bapak-bapak.

"Salah sendiri enggak berguru sama yang berlogo MUI, bersertifikat SNI," Dewan menyombongkan diri.

"Dih si anying! SNI apaan lu! Setahun juga kagak ada yang sampe. Paling-palingan juga tiga bulan. Itu juga cewek lo yang berjuang mati matian," cibir Hendry pada Dewan.

"Kok mau maunya cewek tu sama si pantek ini?" sangat membingungkan bagi Seno. Sekali pun mereka tau jika Dewan seorang playboy tingkat akut tetap saja cewek-cewek menempel padanya.

"Minta di serut beneran mulut lu, No," Dewan tidak terima dan memiting kepala Seno.

"Fixs, emang yang paling bener dari lo pada cuman gue seorang emang," diantara keenamnya cuman Hendry lah yang sudah taken. Dewan juga. Cuman sudah putus beberapa hari lalu sebab ketahuan menggandeng cewek lain.

"Halah, baru dua minggu, itu juga LDR," Dewan mencibir.

"Pacaran kok jarak jauh. Itu niat pacaran apa tendangan bebas?" Ago ikut-ikutan. "Lo disini cewek lo disana. Tiati Heng, biasanya yang LDR LDR nih gak bertahan lama."

GARDASHILA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang