21. STALKING BERUJUNG OVERTHINKING

197 9 1
                                    

21. STALKING BERUJUNG OVERTHINKING

Garda membuang tasnya kesembarang arah. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas kasur dengan kaki menggantung dan menatap langit-langit kamar dengan pikiran melayang-layang. Sejenak Garda memejamkan matanya. Hembusan napasnya terdengar teratur. Cowok itu mencoba tidur untuk menenangkan pikirannya tapi hal itu sama sekali tidak membantu.

Garda kembali duduk dan tiba-tiba mengerang frustasi. Ia mengacak rambutnya. Tidak mengerti kenapa perasaanya bisa sekesal ini hanya karena melihat Ashila bersama Shwan.

"Gue kenapa sih?! Dari tadi bawaannya kesal mulu anjing?!" umpat Garda kembali merebahkan tubuhnya. Menutup matanya dengan sebelah lengan kanannya. Ia tak paham dengan apa yang ia rasakan mulai belakang ini.

Merasa kesalnya tak hilang sampai sekarang, Garda merogoh saku celananya. Mungkin dengan bermain ponsel bisa sedikit berkurang. Semoga kali ini berhasil.

Kening Garda berlipat bingung ketika menemukan ada beberapa panggilan tidak terjawab dari Dewan. Cowok itu menelponnya saat sedang dalam perjalan. Garda pun tidak merasakan ponselnya bergetar. Meskipun begitu, Garda tidak balik menelponnya. Biar kan saja nanti kalau butuh juga Dewan akan menelponnya sendiri. Lalu jari Garda beralih ke aplikasi instagram. Sosok Garda yang terkenal membuat akun cowok itu mempunyai banyak pengikut dibanding kelima temannya. Postingannya banyak di like dan selalu banjir komentar yang pastinya di dominasi oleh kalangan perempuan. Garda hanya membalas komentar-komentar teman-temannya saja yang ia kenal. Sebagian lainnya lagi tidak.

Mendadak cowok yang masih dengan seragam lengkap tersebut kepikiran mencari akun Instagram Ashila. Sebelumnya Garda tidak pernah kepo kehidupan pribadi seseorang lebih-lebih lagi perempuan tapi entah dorongan darimana kali ini Garda sepenasaran itu terhadap Ashila. Garda mengetikan nama panjang perempuan itu dan langsung ketemu di pencarian paling atas. Tanpa sadar wajah Garda termesem-mesem kesenangan. Garda mengkliknya dan masuk ke halaman Instagram Ashila yang memperlihatkan beberapa highlight serta posting cewek itu.

Garda membuka satu persatu highlight-nya. Isinya sih random-random. Seperti perempuan pada umumnya. View langit. Lirik musik dengan latar belakang pemandangan atau bangunan aesthetic. Kemudian poto bersama teman-temannya serta momen-momen lomba yang pernah cewek itu ikuti. Cewek ini juga sedikit aktif membuat video TikTok. Baik lipsing atau dance-dance simple yang hanya dengan tangan saja. Garda menonton salah videonya yang dibuat perempuan itu dengan Marsha di kelas. Seketika sudut bibirnya pun tertarik.

"Manis juga," ucap Garda tanpa sadar memperhatikan wajah Ashila lekat-lekat.

Namun, seperkian detiknya cowok itu spontan tersadar dengan apa yang ia katakan. "Apa sih ngaco banget!"

"Manis darimana? Biasa aja tuh," Garda menarik kata-kata barusan.

Tiba-tiba baterai ponselnya Garda melemah, melihat kondisi tersebut Garda lantas beranjak dari tidurnya dan men-charge ponselnya di atas meja kemudian berjalan menuju kamar mandi seraya membuka kancing seragam sekolahnya. Berbarengan dengan itu, Gitta baru akan naik menghampiri kamar Garda sebab ada sebuah kiriman paket atas nama cowok itu.

Gitta mengetuk pintu kamar adik laki-lakinya. "Garda, ada paket nih buat kamu?"

Sekali lagi Gitta mengetuknya namun tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar. Entah memang kebiasaan Garda yang enggan menjawabnya atau Garda sudah tidur akibat kelelahan pulang sekolah. Dari dapur Gitta tadi sempat melihat Garda pulang-pulang dengan wajah seperti menahan kesal. Biasanya Garda akan pulang lebih sore namun hari ini entah mengapa lebih awal.

"Garda ada paket ini buat kamu?" panggil Gitta.

Dengan pelan, Gitta membuka kenop pintu kamar Garda. Kepalanya sedikit mengintip ke dalam. Dulu Garda pernah melarang Gitta untuk tidak masuk ke kamarnya sembarang tanpa izin. Garda tidak suka apa yang ia katakan dibantah dan Gitta pun menghargainya agar hubungan persaudaraan mereka tidak semakin renggang.

GARDASHILA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang