13. GARDA VS JASTIN
Garda Haidar Naksa: 15 menit lagi gue jemput.
Sudah entah yang ke berapa kali Ashila bolak-balik melihat chat terakhir Garda. Dengan lesu, Ashila merebahkan tubuhnya kembali di kasur setelah siap-siap. Malam ini pertandingan Garda dan Jastin akan dimulai. Ashila merasa tak siap. Kakinya yang menggantung bergerak mengayun. Matanya juga memperhatikan langit-langit kamar sambil memikirkan sesuatu yang ia sendiri juga tidak tau apa yang dipikirkan.
Jam menunjukan pukul sembilan malam. Untungnya Ashila sudah izin. Awalnya Ratna tidak mengizinkan putrinya keluar malam. Namun karena Ashila terus memohon-mohon dengan berbagai cara, pada akhirnya Ratna luluh juga meski hanya menjawab 'Iya' dengan nada malas. Ditambah wajah lempengnya.
Bukan Garda saja yang butuh perjuangan meluluhkan hati Ashila, melainkan perempuan itu pun juga butuh perjuangan yang amat keras untuk meluluhkan hati Mamanya. Ratna bukan tipe orang tua yang strict parents, tetapi hanya menjaga Ashila agar tidak jatuh ke pergaulan bebas.
Ting!
Mendengar bunyi notif, spontan Ashila mengambil ponselnya. Dengan kelabakan dan hampir menewaskan ponselnya jatuh ke lantai akibat terlalu berlebih, tau-tau merusak ekspetasi Ashila. Gadis itu kira dari Garda. Ternyata dari operator kartu. Ashila mendengus kesal melempar ponselnya ke kasur, kesal.
Detik selanjutnya, ponsel itu kembali berbunyi. Satu pesan masuk. Membuat Ashila menghentak kakinya kesal kemudian beringsut naik ke atas kasur untuk mengambil ponselnya kembali.
Garda Haidar Naksa: Gue di depan
Ashila berjalan cepat ke arah jendela lalu sedikit menyibak gorden kamarnya untuk memastikan bahwa benar jika Garda sudah datang? Benar saja, tatkala matanya menyipit, tepat di depan gerbang cowok itu sudah tiba dengan motornya. Lantas, Ashila buru-buru turun ke bawah sambil memasang slingbag miliknya.
"Ma, Ashila pergi, ya," ujar cewek itu ketika menghampiri Ratna.
"Pulangnya jangan malam-malam," Ratna mengelus rambut Ashila. Hal itu membuat Ashila jadi tidak tega serta merasa bersalah sebab telah mengatakan yang tidak sebenarnya pada Ratna. Wanita itu tidak tau bahwa telah dibohongi. Ashila berkata kalau ia ada acara open house dengan teman sekelasnya malam ini. Karena hanya dengan alasan itu Ashila bisa diberi izin keluar. Jikalau tidak dengan alasan itu apalagi coba? Ashila sampai pusing memikirkannya.
"Kamu sama siapa kesana?" tanya Ratna.
"Sama temen, Ma."
"Mana temennya? Udah di depan?" Ashila mengangguk. Lantas, Ratna mengantar Ashila keluar. Ibu dan anak itu melangkah ke arah pintu menemui teman yang Ashila maksud. Sesaat melihat siapa yang menjemput putrinya, Ratna langsung menyapa orang tersebut dengan riang.
"Oh. Garda."
Merasa namanya dipanggil, cowok ber-style jaket hitam, celana jens serta sepatu Nike itu menaikkan pandangan mendengar suara Ratna menyapa indera pendengarannya. Tadinya, Garda tengah menulis pesan untuk dikirim kepada Ashila. Bertanya apakah cewek itu sudah siap-siap? Kebiasaan seorang perempuan itu lama sekali berdandan. Tapi karena waktu bersamaan seperti itu, akhirnya Garda menghapusnya.
"Iya, Tan," Garda turun dari motor menyalami Ratna.
"Tante kira siapa," Ratna tertawa ringan. "Hati-hati bawa anak Tante, ya. Awas aja kamu kencang-kencang bawa motornya, Tante jewer telinga kamu."
Garda mengacungkan jempolnya. "Aman kok Tan."
"Tapi, bukannya kamu sama Ashila enggak satu kelas?" tanya Ratna mulai bingung menatap keduanya bergantian. "Ashila bilang acara open house temannya satu kelas. Kamu juga diundang kesana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GARDASHILA
Teen FictionKisah tentang dua insan yang tidak pernah bertegur sapa. Secara tiba-tiba semesta mempertemukan mereka dalam insiden yang begitu klise. Garda Haidar Naksa. Ketua Geng Samudra. Jika bergaul dengan cowok keras kepala ini, siapa saja akan tau bagaimana...