22. GARDA INGKAR JANJI

194 10 0
                                    

22. GARDA INGKAR JANJI

Sebelum upacara bendera dimulai, Garda terlebih dahulu mencari Ashila ke kelasnya. Tetapi kehadiran gadis itu tidak ada disana. Kemudian Garda hendak mencarinya lagi ditempat lain. Namun tak disangka, tanpa sudah payah Garda justru menemukan cewek itu sedang memasang slayer kuning cerah berlogo PMI di lehernya lalu mengambil topi yang seiras dengan warna slayer tersebut di dalam loker.

Setelah bersiap, Ashila menutup pintu loker dan langsung mematung melihat Garda berdiri tidak jauh dari tempatnya menatap cewek itu juga. Ashila menelan salivanya. Mau apa Garda disini? terkanya. Lalu Ashila menggeleng kecil. Ngapain juga ia memikirkan apa yang akan dilakukan Garda. Buru-buru Ashila mengunci lokernya hendak cepat-cepat pergi ke lapangan menyusul rekan-rekannya. Melihat itu, Garda bergegas menahannya.

"Ashila tunggu sebentar. Gue mau nunjukin video rekaman CCTV yang ngerusakin motor lo. Gue udah dapet videonya. Gue juga udah tau siap—"

"Loli pelakunya. Iyakan?" Ashila cepat menyela. Ia tak mau banyak berinteraksi dengan cowok itu. "Kalo cuma itu yang mau lo bilang, gue udah tau semuanya kok dan gue udah liat videonya."

"Sorry, gue buru-buru," Ashila ingin menyalip tapi Garda bergeser ke sebelah tak memberikannya ruang untuk beranjak.

"Lo tau dari mana?" tanya Garda begitu jelas masuk ke indera pendengarannya namun diabaikan Ashila. Cewek itu malah memutar badan mencari jalan lain menuju ke lapangan membuat Garda mengekorinya. Ashila tidak peduli dengan keteguhan Garda yang terus ingin menyamai langkahnya dari belakang.

"Jangan ngikutin gue kenapa sih!" sungut Ashila tak nyaman.

"Jawab dulu, Shil," Garda terus mengikuti.

"Ashila."

"Shila."

"Dari Shwan ya, Shil?" tanya Garda sudah jelas jika itu jawabannya. Sebab yang mengetahui video itu hanya Shwan dan dirinya.

"Ya, udah kalau lo gak mau bilang. Gue gak maksa. Senang kalau lo udah tau. Gue sama Shwan kemarin yang ngecek CCTV bareng. Berarti usaha gue gak sia-sia. Gue gak mau orang-orang salah sangka sama lo dan ngececar lo terus-terusan," ungkap Garda pada akhirnya membuat Ashila spontan menghentikan langkahnya. Ia berbalik kearah Garda dengan dahi mengernyit lantaran mendengar kalimat yang menurutnya tidak masuk akal.

"Enggak salah ngomong lo?!" Garda tersentak mendapati pertanyaan semacam itu. Emang apa yang salah dengan ucapannya?

"Shwan yang ngecek CCTV itu sendiri! Bukan lo dan tanpa elo!" Ashila menudingnya.

"Lo cuma besar omong doang tau gak?! Katanya mau selesain semuanya tapi apa?! Giliran udah selesai kayak gini, lo malah datang terus bilang kalau lo juga ikut menyelesaikan semua?! Udah deh gue males denger lo! Omongan lo gak bisa di pegang! Minggir gue mau ke lapangan!" lanjutnya mencerca Garda habis-habisan. Kakinya hendak kembali melangkah, tapi lagi-lagi Garda mengambil posisi menghadang Ashila.

"Apa lagi sih?! Stop! Jangan ganggu gue!" damprat Ashila menerobos Garda tetapi Garda tetap kekeuh berdiri di hadapannya.

"Maksud lo Shwan yang ngecek CCTV itu sendiri apa?!" Garda kebingungan.

"Masih kurang jelas apa yang gue bilang barusan?!" Ashila menyentak.

"Semua itu gak bener, Shil! Gak mungkin gue diem aja. Malah justru gue yang ngajakin dia duluan," Garda menceritakan yang sebenarnya terjadi.

"Nih, gue juga dapat video yang nempel poto kita di mading—"

"Loli!" Ashila memotong.

Ashila menghela, muak. "Apalagi sih yang mau lo tunjukin ke gue?! Gue udah tau sebelum lo kasih tau! Semua udah selesai. Semua udah terjawab. Jadi, berhenti muncul di hadapan gue," Ashila mendahului Garda yang terdiam karenanya.

GARDASHILA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang