18. MENJAUH

204 11 0
                                    

18. MENJAUH

"Shil, ngeprint gambar dimana sih???? Mau gue cetak nih foto-foto gue bareng Nugi tadi," ujar Marsha.

"Di jonggol!" celetuk Athaf, nyeleneh.

"Apaan sih! Gue kan nanya Ashila bukan nanya lo! Dasar genteng!" balas Marsha, sewot.

"Di fotocopy, koperasi sekolah juga bisa," jawab Ashila. "Tuh, temen kelas ada yang open cetak polaroid. Ngapain jauh-jauh."

"Oiya, ege astaga," Marsha menepuk jidatnya. "Efek foto bareng crush gini nih, refleks lupa."

"Halah, emang dasar lo nya yang pelupa," sambar cowok yang berdiri di depan Ashila dan Marsha sambil merentangkan tangannya di besi pembatas pagar, menyantai. Sedangkan keduanya cewek itu duduk di bangku panjang depan kelas.

"Nyambung aja sih lo!" sungut Marsha.

"Lagian pertanyaan lo di luar nurul, anjir! Jadi selama ini lo ngeprin tugas-tugas lo dimana? Di panglong?! Yang ada di timpuk semen satu karung lo sama abang-abang penjaganya!" sembur Athaf.

"Sekali lagi lo ngomong gue sunat titid lo biar tau rasa!" ancam Marsha.

"Gak takut gue! Gak takut!" Athaf menantang. "Palingan elo duluan yang lari sebelum gue kasih. Mau liat?" ekspresi senyum jail Athaf membuat Marsha yang memandangnya bergedik ngeri.

"HIH DASAR ATHAF MESUMMMMM!!!" seru Marsha.

"Anjrit! Malah ngatain gue mesum! Dasarnya lo sendiri yang mancing-mancing gue. Giliran gue balas justru gue yang dituduh," ujar Athaf disalahkan.

"Cewek emang gitu suka mancing, giliran di pancing nanges," tambah Athaf.

Marsha menutup kedua telinganya. "Udah deh Tap! Bisa diem gak sih mulut lo! Suara lo tuh gak enak di dengar! Telinga gue sama Shila sakit dengernya. Suara lo tuh gak seganteng suara ayang Nugi. Suara lo mirip kaleng rombeng. Paham?!"

Athaf jelas tidak terima dihina. "Suara ayang lo tuh yang mirip kaleng rombeng! Enak aja ngomong suara gue! Suara gue tuh mirip Jungkook."

"Secara dari ujung rambut sampe ujung kaki, Jungkook sama gue itu beda tipis gantengnya," Athaf menyugarkan rambutnya.

Mimik wajah Marsha berubah ilfeel. "Kasian banget JK dimiripin sama lo. Gue sebagai Army garis keras sih enggak setuju ayang JK punya kembaran kayak lo. Banting banget."

"Semua semuanya lo klaim ayang lo," semprot Athaf.

"HARUS DONG," jawab Marsha menyibak rambutnya kesamping, bangga. "Selagi janur kuning belum melengkung, yang ganteng-ganteng itu adalah ayang gue."

"Shil, sebelum sakit jiwa nih anak nular, bagus lo mundur aja kata gue mah temenan sama dia. Sangsi, cewek baik, anggunly kayak lo ketularan bar-bar, gila kayak dia, hihhhh," tubuh Athaf merinding.

"Udah paling bener hidup di hutan. Tinggal bareng beruang. Main dokter-dokteran sama serigala eh malah merantau ke kota. Ya, gini nih kejadiannya, jadinya agak laen," ujar Athaf.

"Siapa sih yang bawa lo keluar dari hutan?" tanya Athaf pada Marsha.

"Sembarang! Lo kira gue Masha and the bear?!" ketus Marsha. "Gue Marsha, bukan Masha! Nama gue pake R kalo itu gak ada."

"Sama aja! Bar-barnya sebelas duabelas! Sono, sono, balik ke habitat lo!" Athaf mengusir. "Udah Shil cari teman lain saran gue," lanjutnya menganjurkan.

"GAK! GAK! GAK!" Marsha langsung bergeser memeluk lengan Ashila. "Ashila cuman cocoknya temen sama gue. Kalo sama yang lain enggak bakal cocok. Gue sama Ashila tuh udah saling melengkapi. Ashila pintar, gue-"

GARDASHILA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang