Millo menjauhkan wajahnya. Melihat reaksi Rose sampai sebegitunya, ia lekas tertawa lepas. "Bercanda Sayang, ih kamu mah serius banget."
Seketika Rose cemberut. Memukul dada bidang suaminya cukup keras sampai Millo termundur selangkah. "Nggak tau ah, Mas."
Kemudian berbalik badan dan meninggalkan Millo sendiri. Namun, pria itu langsung menyusulnya, membujuk istrinya sebisa mungkin.
"Ngambek ya?" Millo mengekorinya.
"Ih, si cantik ngambek. Maaf deh, maaf." Lanjut Millo, tapi tak ada tanggapan apapun.
Rose berlalu masuk kamar, Millo menutup pintu dan menguncinya. Rose menyingkap selimut dan hendak tidur, tetapi Millo menahan tangannya.
Memegang pipinya kemudian mempertemukan bibir keduanya dengan cepat. Rose terdiam, menikmati permainan bibir dari Millo.
Sementara tangan Millo kegatalan, ia perlahan membuka kancing baju Rose satu per satu.
"Kita lanjutkan yang pagi tadi."
Rose mengerang, mendesah kecil, pasrah dihadapan suaminya. "Kamu nggak boleh bujuk aku kek gini, Mas, aku pasti luluh."
"That's all it can do to melt your heart, Beb."
Millo kembali melanjutkan permainannya, ia menarik baju Rose setengah ke bawah, memperlihatkan bahu putih mulus Rose. Sedikit memperlihatkan pakaian dalam milik Rose.
Millo melirik bahu istrinya, ia membelai lembut dari atas bahu sampai ke telapak tangan.
"M-Mas," Desah Rose lirih, "jangan terlalu lembut. Ak-Aku sensitif."
Millo menatap Rose dalam. Malam ini akan jadi gejolak cinta keduanya. "Mari lakukan."
Millo melingkarkan kedua tangan Rose ke tengkuknya, ia perlahan melepas kancing bajunya, tatapannya lengket ke wajah Rose.
Kancing terakhir sudah terlepas, segera Millo mendorong Rose ke tepi ranjang. Menggerogoti tubuh Rose yang begitu bergairah akan api cinta.
***
Mata Rose perlahan terbuka, lampu tidur masih menyala. Di sampingnya ada Millo tertidur telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Rose pun sama.
Beberapa saat lalu. Mereka bermain cukup lama hingga lupa makan malam. Rose ingin cepat-cepat mengandung. Ia mengelus perutnya pelan.
Saat Rose menyalahkan layar gawainya, terlihat jam 03.00 tepat.
"Ada apa, Sayang?" Tanya Millo dengan suara sedikit serak. Sepertinya ia terbangun karena cahaya dari gawai Rose. Matanya sipit.
"Ah, bukan apa-apa, Sayang." Rose menjawab, segera mematikan gawainya.
Millo mengangguk pelan, ia maju kemudian mengecup dahi Rose mesra. Kemudian memeluknya, Rose tersenyum bahagia. Kemudian keduanya melanjutkan tidur.
***
"Kenalin, aku Millo Harrison." Dia menjulurkan tangannya.
"Salam kenal, aku Rose Grace. Senang kenalan sama kamu."
"Kamu jauh lebih cantik dari profil sosmedmu."
Perempuan itu tersipu malu. "Ma, makasih, Bang."
"Bang? Formal banget sih, umur kita cuma selisi 3 tahun loh."
"Oh iya, Maaf Kak." Ia terkekeh kecil. Gelagapan.
"Oh iya, dia siapa?" Tunjuk Millo ke sebelah perempuan itu.
"Oh, kenalin Kak, dia Esme Grace, adik aku. Es, kenalin dia Millo, temen Mbak."
KAMU SEDANG MEMBACA
R.I.P Love
Romance[KONTEN 21+] [HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN. PENULIS TIDAK BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL APAPUN TERHADAP PEMBACA] Baru sehari setelah pesta pernikahan usai, bumbu-bumbu perselingkuhan mulai tercium pada suami Rose, Millo Harrison, anak sulung dari keluar...