Chapter 11

128 15 0
                                    

"Tuan, Underboss, Caporagimes A, dan spy ingin menemui anda."

Shinichi yang sedang mengacak rambut frustasi mengerutkan kening heran.

Kok bisa mereka bertiga barengan dateng gini?

"Suruh ketiganya masuk."

"Baik."

Pintu terbuka, menampilkan ketiga bawahan Shinichi dengan wajah yang keliatan tegang. Mereka pun masuk satu-persatu. Dan setelah mereka semua masuk, penjaga kembali menutup pintu.

"Y-yoroshiku, Godfather-sama," salam ketiganya dengan terbata-bata.

"Ada apa ini? Kenapa wajah kalian tegang seperti ini?"

"Ah, begini Kudou-."

"Aku duluan!" Heiji menyalak ketika Makoto membuka birai, membuat Makoto menatap Heiji kesal.

"Tapi laporanku lebih penting!" Okita juga tak mau kalah.

"Sudah! Aku akan memulai mendengar laporan buruk kalian mulai dari Hattori! Setelah Hattori, Kyogoku boleh melaporkan. Baru kau Soshi, kau yang terakhir. Laporkan laporan kalian dengan satu kalimat dahulu, baru nanti beritakan detailnya."

Semua mengangguk paham dengan deruan mereka. Walaupun mereka sebenarnya heran kenapa Shinichi tahu bahwa laporan yang dibawakan berisi berita buruk.

"Baiklah Hattori, mulailah."

Heiji mengangguk, setelah itu berusaha menetralkan nafas.

"Aku mendapatkan laporan bahwa Uchitel' meminta kasus yang dimintanya 2 hari yang lalu berhasil kita tuntaskan dalam waktu seminggu."

Shinichi mulai terlihat gusar dengan laporan Heiji.

"Lalu kau, Kyogoku."

Makoto mengambil nafas, lalu membuangnya perlahan.

"Sonoko berkata bahwa Ran menitipkan pertanyaan padaku, bertanya apakah aku tahu dimana kau berada."

Rahang Shinichi mengeras. Gadisnya menanyakan kabar dirinya pada Makoto? Kenapa ia bisa mencurigai Makoto?

"Terakhir, kau, Soshi."

Okita berdeham. Bukan karena ingin terlihat keren, tapi karena ia gugup.

"I-itu Kudou... Organisasi Hitam mulai menyadari keberadaan kita...."

Kini Shinichi mengusap wajahnya sangat kasar. Tidak senang dengan semua laporan yang didapatnya.

***

"Kau kenapa Ran? Kau terlihat lesu daritadi." Sonoko menatap heran Ran.

"Ah, umm... kau sudah ada ditelefon Kyogoku pekan ini?" Ran malah balas bertanya pada Sonoko.

"Sudah."

"Apa jawab Kyogoku-san?"

"Jawab apa?"

"Pertanyaan tentang Shinichi itu," kata Ran ragu.

"Ooh, Makoto bilang dia tidak tahu...."

Ran menghela nafas. Lagian apa yang diharapkannya saat menyuruh Sonoko bertanya pada Makoto soal lelaki itu?

"Tapi, aku rasa Makoto tahu," lanjut Sonoko agak berbisik. Ran menegakkan tubuhnya.

"Maksudmu?"

"Saat kutanya soal si maniak deduksi itu pada Makoto, Makoto langsung terdengar gugup menjawab pertanyaanku. Jadi, dugaanku.... Makoto tahu tentang dimana pangeranmu itu."

Ran terperangah.

Makoto sungguh tahu dimana Shinichi?

"Menurutmu gimana Ran?"

"Gimana apanya?" Seperti biasa, dengan polos Ran bertanya balik.

"Gimana kalau Makoto tahu keberadaan Shinichi, namun menyembunyikannya?" Sonoko gemas menjelaskan pada Ran. Ran langsung merenung perkataan Sonoko.

Benarkah? Tapi kenapa? Apa alasannya?

Pertanyaan demi pertanyaan berputar di kepalanya. Membuat Ran terasa jatuh.

Jauh sekali.

***

"Kau sudah menemukannya?"

"Belum, maafkan saya."

"Terus cari. Jangan sampai ada penyusup."

"Baik."

"Memang kau belum menemukan satu pun petunjuk?"

"Sudah ada satu."

"Apa itu?"

"Orang yang menyusup dan memata-matai kita adalah orang-orang dari sebuah Mafia bernama... Mysterious Familia."

Sang atasan mengerutkan dahi, tapi sedetik kemudian menyeringai. Gelas alkohol ditangannya ia goyangkan, lalu ia menaruhnya diatas meja.

"Mafia ya? Menarik. Aku baru tahu Organisasi kita memiliki musuh selain dari instansi pemerintah."

"Jangan lupa tembak bintangnya. Ditunggu!" –Shiya.

Mafia Detective ConanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang