Chapter 25

61 7 2
                                    

"Bagaimana bisa kau tahu kalau ini aku?"

Kaito mengubah suaranya menjadi suara Heiji, dengan intonasi yang tenang, sekaligus aksen Kansai khas nya.

Gin terkekeh, " tentu saja, karena kami punya tikus dalam organisasi kalian."

Kaito memasukkan tangannya kedalam saku celana. Memperhitungkan situasi kapan ia harus menyerang. Karena kelihatannya juga Gin masih mau bicara.

"Lagian lucu sekali, pemimpin kalian itu. Apa nama kalian memanggil pemimpin tertinggi? Godfather? Lucu sekali, itu panggilan kepada pemimpin terlucu yang pernah kudengar. Heran, kenapa Kudou Shinichi itu percaya diri sekali bisa menangkap kami dengan membuat Mafia seperti itu, dia pikir dia bisa menang dengan mempunyai koneksi?"

Baru saja Kaito ingin mengangkat pistolnya, ia merasakan peluru berdesing di telinga kirinya, dari arah belakang. Tentu saja, itu membuat Kaito terkejut dan refleks menjauhi tempat berdirinya tadi. Kaito melirik, dan menyadari kalau yang menembaknya tadi adalah Vermouth.

"Tangkap dia, tak peduli hidup atau mati. Karena dia juga bukan target Shinichi Kudou yang kita incar. Ingat, jaga jarak dengannya, karena dia jago Kendo, pertarungan jarak dekat," perintah Gin pada anak-anak buahnya.

Seringai muncul di bibir Kaito.

Heh, ternyata berguna juga aku menyamar menjadi Heiji. Mereka jadi menganggapku petarung jarak dekat ...

DOR!

Padahal aku ahlinya petarung jarak jauh!

***

Sementara itu di tempat lain, markas Organisasi Hitam.

"Kyogoku, Hakuba. Semua clear?" tanya Shinichi lewat walkie talkie seraya menyender ke pohon, bermaksud sembunyi.

"Belum, dikit lagi. Masih ada beberapa titik lagi yang harus di datangi." Terdengar jawaban dari Makoto.

"Aku sekarang sedang menuju keluar, urusan di dalam sedang kuserahkan sebentar ke Ryota. Aku ingin memastikan lagi semuanya non-aktif." Sekarang terdengar balasan dari Saguru

"Apakah ada hambatan disana?"

"Apa-apaan pertanyaan itu? Kau gak tau aja seberapa banyak penjaga disini! Aku kewalahan, tapi untung pasukan kita gak kalah banyak," omel Saguru, memanfaatkan kesempatan ini untuk menyalahkan Shinichi. Shinichi hanya menghela nafas maklum dengan sifat manusia satu itu.

"Tenang saja Kudou, aku bisa mengatasinya. Masalahnya hanya pada jika para petinggi Organisasi mulai berdatangan, aku gak akan jamin keadaan bakal baik-baik aja," pungkas Makoto.

"Ya, aku mohon bantuan kalian. Ketika nanti mereka sudah datang, hubungi aku. Shiho dan aku siap kapan saja."

"Yeah, pegang janjimu itu. Jangan tiba-tiba ngilang."

Shinichi tertawa pelan. "Aku bukan tipe orang pengkhianat janji. Jangan khawatir Hakuba."

Brzzt!

Shinichi memutuskan sambungan. Menoleh pada Shiho yang sibuk dengan laptopnya.

"Mau masuk sekarang?"

Shiho menggeleng.

"Sebentar, biar aku telusuri lagi file-file yang kudapat dari Organisasi, siapa tahu ada sesuatu yang penting, yang bisa berguna," ucap Shiho tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya.

"Baiklah, terserahmu saja. Tapi deadline kita sebentar lagi datang."

"I know. Sudahlah, bisakah kau mencari kerjaan yang lain saja selain mengingatkan dan menggangguku? Godfather kok nganggur," sindir gadis berambut coklat itu.

Shinichi mendengus, tapi pada akhirnya dia memutuskan membuka gadget juga, memutuskan untuk mencari siapa salah satu dari dua orang yang di curigai oleh Heiji sebagai pengkhianat.

Furuya Rei dan Okita Soshi.

Siapa di antara mereka...?

***

Sejauh ini, Kaito masih ada di atas angina karena kemampuan anak buah Gin menembak tidak sebaik dirinya. Jangan meremehkan kemampuan Kaito untuk soal keakuratan menembak, karena itu keahlian terbaiknya. Yang membuatnya lemah di pertarungan jarak dekat adalah ia memang lebih hebat memperhitung jarak dari jauh, bukan dekat.

Satu-persatu anak buah Gin tumbang. Gin hanya menonton, walaupun ia heran juga. Padahal kata mata-mata mereka disana, Heiji agak lamban jika melakukan pertarungan jarak jauh, karena akurasinya kurang efisien. Sayang sekali tadi ia tak mengajak Vodka untuk ikut menyaksikan.

"Hey," panggil Vermouth setelah diam-diam menyelinap mendekati Gin melewati Kaito yang masih sibuk. Beruntung bagi mereka karena anak buah Gin mengalihkan perhatian Kaito untuk membelakangi pintu keluar. Jadi mereka aman dari jarak pandang Kaito.

"Apa?" balas Gin.

"Kita dipanggil Rum untuk kembali ke markas. Ada penyusup."

***

Udah mulai ketebak kan, siapa pengkhianat nya~


"Jangan lupa tembak bintangnya. Ditunggu!"–Shiya.

Mafia Detective ConanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang