Menelan ludah, Kaito akhirnya paham jika Vermouth sedang menunggu Gin. Matahari beberapa menit yang lalu sudah terbenam, hingga keadaan mulai gelap. Cahaya yang menerangi hanyalah dari bulan juga lampu temaram dari dalam dan luar bangunan.
"Nani? Kau tidak jadi datang? Kenapa? Ha? Ada ledakan di gardu listrik dekat sini hingga jalannya di tutup? No, sejauh yang aku tahu disini hanya ada satu jalan. Baiklah, aku saja yang akan menjaga disini, kau boleh pulang. Ya, tenang saja. Bye." Tutup Vermouth mengakhiri telefon.
Kaito akhirnya paham. Kudou sepertinya sengaja meledakkan tiang listrik di sekitar kawasan kumuh ini agar orang yang datang tak bertambah, hingga Kaito bisa dengan lebih mudah mengalihkan perhatian semuanya. Kaito menuju jendela kecil tanpa kaca di arah berlawanan pintu masuk. Tangan Kaito mengambil pistol di sakunya. Dengan cepat, ia memasukkan mulut moncong pistolnya kedalam bangunan dan menarik pelatuk.
DOR!
Sesuai dugaan, semua orang yang sedang bersembunyi akhirnya keluar dari tempat persembunyian. Suara ribut-ribut terdengar ricuh.
"Who is-?!"
Kaito segera kabur menjauh. Pasti sebentar lagi orang-orang itu akan berkumpul ke belakang bangunan untuk memeriksa darimana asal suara tembakan.
"One, two, three, four, five, six, seven ...."
Kaito menahan nafas. Kaget saat ia menghitung semua jumlah orang yang keluar, ternyata semua orang yang bersembunyi memeriksa keluar.
Berarti hanya Vermouth yang tersisa di dalam?!
Wah, kebetulan sekali. Rintangan di dalam jadi makin mudah di lewati.
Tungkai kaki Kaito berlari kembali ke depan bangunan, dan masuk. Maniknya segera beradu dengan Vermouth yang menatapnya tanpa ekspresi.
Brzzt!
Kaito menekan walkie talkie di telinganya. Menerima panggilan dari seberang.
"Kaito! Lapor kejadian saat ini!"
Kaito mendecih. Huh, padahal musuh sudah di depan mata, tapi Heiji malah minta laporan. Vermouth juga diam saja. Seperti menunggu Kaito yang duluan serang. Melihat itu, Kaito akhirnya menjawab.
"Aku sudah masuk ke bangunan. Tadi aku mengalihkan perhatian 7 orang yang bersembunyi ke belakang bangunan. Sekarang aku sedang berhadapan dengan Vermouth," jawab Kaito dengan suara Shinichi sambil tetap waspada. Bagaimana pun, suaranya pasti terdengar sampai ke telinga Vermouth dalam jarak sedekat ini. Satu tangannya menekan walkie talkie, satu tangan lagi menggenggam pistol. Berjaga-jaga jika hal yang membuat Vermouth diam itu tipuan untuknya.
"Gak ada bantuan yang datang?" Pertanyaan yang dilontarkan menyiratkan rasa bingung yang di alami pemuda berkulit gelap itu.
"Lah, ya gak ada, kan kalian udah buat ledakan di gardu listrik biar si Gin itu gak kesini?" Kaito malah balik bertanya bingung.
"Mana ada kita buat rencana yang bodoh sampai ngelibatin orang biasa. Kamu habis kejeduk sesuatu kah? Nuduh aku sama Kudou ngecelakain orang awam aja."
Kaito terpaku. Ia melirik Vermouth yang mengunggingkan smirk, bersamaan dengan suara langkah kaki dari belakang. Kaito berbalik, matanya terbelalak melihat pemandangan di pintu masuk.
"Kaito? Kok gak ada respon lagi? Kepalamu beneran terbentur?"
Suara Kaito yang bergetar menjawab, "iya, kayaknya kepalaku beneran habis terbentur, sampe dengan bodohnya masuk ke perangkap sederhana gini."
"Ap ..."
"Gomen! Nanti lagi kita komunikasi ya! Bye!"
Kaito menatap Gin yang berada di luar bangunan dengan antek-anteknya dengan tatapan tajam. Dengan santai, Gin tersenyum lebar.
"Apa kabar, Kudou Shinichi? Atau bisa kubilang, Hattori Heiji?"
Kaito terkejut, tapi ia segera berusaha mengontrol ekspresinya.
Ah, ternyata benar kata Heiji, ada pengkhianat di antara petinggi Mafia ....
"Jangan lupa tembak bintangnya. Ditunggu!" –Shiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Detective Conan
ActionON SLOW UPDATE "Kami memang tidak sedarah, tapi kami keluarga." -Kudou Shinichi, Godfather. Tidak bisa dipercaya! Kudou Shinichi yang berstatus sebagai Detektif terkenal itu membuat sebuah mafia!? Cerita ini tidak hanya menceritakan tentang kekuasa...