Bab 8 = Pahlawan dari Buku Jenaka

126 45 7
                                    

Hwang Hyunjin

"Kenapa kalian berniat bantu saya?" tanyaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kalian berniat bantu saya?" tanyaku. Aku terbaring di mobil jenazahnya milik Sunghoon sedangkan pemiliknya sedang mengendarai mobil tersebut. Disampingku ada Jungwon dan Chaewon. Mereka berdua melihatku dengan tatapan aneh.

"Karena kami disuruh Pak Kepala Desa," jawab Jungwon singkat.

Asumsi Pak Taehyung terhadapku begitu kuat sehingga aku harus meyakinkannya bahwa aku bukan pembunuhnya. Jika ada bukti yang mengarah kepadaku lagi, mungkin aku tidak akan selamat jika tidak ada kepercayaan dari Pak Taehyung.

Mobil jenazah berjalan menuju rumah yang tidak ada tetangganya sama sekali. Sunghoon yang mengendarai mobil menghentikan mesin mobilnya dan melihat ke arah belakang.

"Kita udah sampai,"

Sunghoon orang yang pertama keluar dari mobil, diikuti oleh Jungwon dan Chaewon. Karena aku tidak ingin sendirian di mobil, aku juga keluar dari mobil melihat rumah yang tidak ada tetangganya sama sekali. Rumah ini bertata tidak rapi namun sangat bersih.

Jika aku memilih untuk menempati rumah besar yang kulihat pertama kali, mungkin aku memutuskan untuk tinggal di rumah ini. Bersih dan asri.

"Ayo!" ajak Sunghoon memimpin jalan kami. Dia mengetuk pintu rumah tersebut. Dengan tiga kali ketukan, akhirnya pintu itu terbuka memaparkan wajah seseorang yang tampan lainnya. Tinggi badannya seperti Mingyu namun wajahnya seperti aktor yang sering kutonton di televisi. Dia seperti aktor kesukaan Yeji kembaranku.

"Kenapa?" tanyanya ketus.

"Ini adik detektif, dia butuh tempat perlindungan." kata Sunghoon.

"Gak tertarik!" lelaki itu hampir sukses menutup pintu rumahnya jikalau Jungwon tidak menahan pintu itu dengan kakinya.

"Arahan dari Pak Kepala Desa bang, gak bisa ditolak." jawabnya. Lelaki ketus ini melihatku dengan tatapannya yang tajam. Lalu menit kemudian dia membuka pintunya lebar-lebar.

"Masuk!"

"Masuk!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DESA KUNINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang