23. Pulang sana!

1.5K 173 15
                                    

Jam tepat menunjukan pukul 9 malam tapi Mark sekarang berada di depan pintu rumah Johnny, mau mengetuk tapi ragu, nanti di tanya ngapain malam malam kesini? Mark kudu jawab apa?. Apa jujur aja bilang kalau dia kangen Haechan? Oke deh

Tangan Mark terulur berniat mengetuk pintu tapi tak disangka pintu terbuka dari dalam

"Eh ada anak sulung Jaehyun, masuk Mark"

"Ehe, iya om, makasih" Mark pun masuk dan duduk di sofa

awalnya Johnny mau kewarung beli rokok pas buka pintu ternyata sudah terpapang muka ganteng anak sulung sahabatnya, pasti Mark mau ngapelin Haechan

"Haechan ada dikamar kalo kamu mau ketemu dia, om mau kewarung dulu" setelah bilang begitu Johnny menampilkan senyum aneh di wajahnya sambil berjalan keluar rumah tapi balik lagi "tapi kalo mau bobol Haechan pelan pelan ya takut kedengaran istri saya, soalnya dia sudah tidur" abis itu Johnny beneran jalan keluar rumah

Mulut Mark terbuka lebar, dia masih gak percaya, jadi Johnny ngizinin dia buat nganu anak semata wayangnya itu? Agak gak bener tapi Mark suka. Berarti Johnny ngasih dia restu dong sama Haechan. Wah wah keren ini mah

Mark menuju kamar Haechan, ternyata pintunya gak ditutup "chan"

Haechan gak denger soalnya dia make aerphone dan rebahan ngebelakangin pintu. Mark masuk perlahan dan melepas aerphone yang Haechan pakai

"Ayahhh" pekik Haechan dan dia berbalik, biasanya ayah Johnny yang suka jahilin dia begini dan ternyata sekarang... "Bang Mark"

Haechan segera duduk setelah tahu siapa pelakunya, coba kalau ayahnya sebagai pelaku palingan dia ngambek dulu guling guling di kasur sambil merengek biar aerphone-nya di balikin

"Ngapain kesini?"

Mark duduk di kursi belajar Haechan "cuma berkunjung"

"Pulang sana, tidur, besok kuliah, entar telat lagi jemput gue" usir Haechan , karena dia lagi malas di ganggu, soalnya tadi dia lagi asik streaming malah di ganggu sama Mark

Mark berdiri dan berjalan kearah Haechan, dia berdiri tepat di depan Haechan yang duduk di tepi ranjang "Bentar, cara suciin bibir yang terkena najis gimana?"

"Heh! Bukannya pulang malah ngajuin pertanyaan yang menbagongkan begini, di cium anjing lo?"

"jawab aja dulu"

"Gosok pake tanah tujuh kali terus basuh pake air"

"Pake bibir lo, bisa?"

"Gak usah ngadi ngadi, pulang sana"

"Ssttt, kunci pintu kamarnya, jangan lupa" 

Itu Johnny, setelah mengucapkan kalimat tersebut dia langsung melesat pergi. Mark menuruti perintah dari Johnny, dia menutup pintu kamar Haechan dan menguncinya

Haechan meliat Mark menuju pintu kamarnya dia kira bakalan pulang ternyata Mark ngunci pintunya "Bang, ngapain lo?"

Mark mendekatkan wajahnya dengan wajah Haechan "Keliatannya?"

"Ish, pulang" Haechan mendorong Mark menjauh

"Gak mau" dengan seenak jidat Mark naik ke atas ranjang dan berbaring

Haechan berdiri dan menyilangkan tangannya di dada, dia menatap mark tajam "Gak ada yang nyuruh lo tiduran disini ya!!"

"Ayah Johnny yang nyuruh"

"Heh! Ayah ayah, itu ayah gue bukan ayah lo"

"Nanti juga jadi ayah gua"

"Ish, pokoknya lo pulang sana" Haechan menarik Mark biar tu dominan pulang tapi tetap saja gak bisa. Mark tetap berdiam di posisinya, tenaga Haechan gak bakalan cukup buat narik Mark yang jauh lebih kuat

Haechan ngambek, wajahnya cemberut. Mark yang melihat perubahan ekspresi Haechan yang awalnya kesel jadi cemberut itu membuat Mark beranjak dan berdiri

"Markk!!!" Repleks Haechan mengalungkan tangannya dileher Mark. Karena tanpa aba aba apapun Mark langsung menggendong Haechan ala ala pengantin baru lalu dibaringkannya badan Haechan di atas ranjang dan Mark ikut berbaring di sebelahnya

Pokoknya Haechan kesal sama Mark, Haechan menarik selimut dan membelakangi Mark. Mark hanya menyunggingkan senyum, bocah tengil ini ternyata menggemaskan ahaha.

Jam menunjukan pukul 11.00 tapi Mark dengan Haechan tetap terjaga. Haechan masih stay membelakangi Mark sedangkan Mark hanya memandangi pelapon kamar Haechan.

Haechan teringat sesuatu dan dia berbalik menghadap Mark, Mark sadar Haechan menghadap dia, Mark juga memiringkan badannya menghadap Haechan, jadinya mereka hadap hadapan

Mark yang peka kalau cowok manis didepannya ini ada yang mau di bicarakan "kenapa?"

Haechan menarik napas pelan, agak gugup kalau posisi mereka begini, satu ranjang berdua.

Mark masih menunggu "cerita aja"

Akhirnya Haechan buka suara dan dia menceritakan tentang Nisa yang melabrak dia waktu disekolah tadi pagi

BOCAH TENGIL (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang