Guys! Mommy lagi suka banget sama cerita ini. Wkekek
Rasanya setiap nulis, berasa kayak lagi bikin skenario drakor yang penuh teka-teki. 😂😂😂
Bantu komenin kayak biasa, yaaa. Mommy makasih banget buat kalian yang udah mau baca dan komen di cerita ini.
Happy reading~
Hope you like it
Ini part super panjang.
***
Serbuk keemasan membentuk koloni di udara, berjatuhan pada sebuah buku dengan sampul cokelat tua. Halamannya terbuka, menampilkan sketsa dua orang dan sebuah jam.
Perlahan, jarum jam dalam sketsa itu bergerak mundur dengan sangat cepat dan berhenti ketika membentuk sudut sembilan puluh derajat. Dua orang di dalam sketsa bergandengan tangan dan berlari di tengah guyuran hujan.
***
"Telah ditemukan mayat seorang gadis yang diduga merupakan korban pembunuhan."
Lintang memerhatikan televisi yang tengah menyiarkan sekilas info. Kilat cahaya dari kamera para pemburu berita dan juga orang-orang memenuhi tempat kejadian.
"Astaga!"
Gadis dengan rambut ikal yang dibiarkan tergerai itu kaget saat melihat wajah si korban. Dia adalah gadis dari ujung komplek yang belum lama ini menjadi bahan perbincangan banyak orang karena diduga telah hamil di luar nikah.
Matanya masih terpaku pada siaran berita ketika perut mendadak terasa seperti sedang didemo oleh ribuan cacing.
"Hei, Cacing, sabar dikit, bisa nggak? Gue lagi nonton berita," gumamnya sambil memukul perut pelan. "Ini kejadian langka, seorang Lintang nonton selain drama korea sama video EXO, harusnya kalian bisa sedikit lebih pengertian sama gue."
Bukannya reda, cacing-cacing itu malah semakin semangat menyanyikan keroncong. Mereka benar-benar tidak pengertian, padahal menonton adalah salah satu cara Lintang memberikan hadiah pada diri sendiri setelah seharian menulis dan memikirkan alur terbaik untuk kisah orang-orang di dalam proyek Reparasi Takdir.
Pada akhirnya, kaki gadis itu melangkah menuju dapur dan mencari mi instan. Betapa kecewa saat membuka lemari penyimpanan makanan di atas meja kompor, dan tidak ada satu pun yang tersisa di sana. Hanya ada seekor kecoa yang segera melarikan diri begitu pintu lemari terbuka.
"Oh, Tuhan, kayaknya semesta lagi pada sekongkol buat bikin gue mati kelaperan. Kenapa makanan harus habis di saat seperti ini, sih?"
Lintang mengembuskan napas malas. Mengambil jaket ke kamar, mengikat rambut asal-asalan, lalu pergi keluar untuk mencari makan.
Ini sudah hampir jam sebilan, biasanya Lukas akan berjualan di pangkalan dekat mini market. Lintang berencana untuk makan bakso sekalian mencari persediaan makanan ke mini market yang tidak jauh dari kompleks tempat tinggalnya.
Malam ini sepertinya langit sedang ingin mempermainkannya. Sudah jauh-jauh berjalan kaki, ternyata tukang bakso langganannya malah malah tidak jualan.
"Sungguh malang nasibmu, Cing," gumamnya sambil melihat ke arah perut dan mengusapnya dramatis.
Tidak ingin masuk berita selanjutnya karena mati kelaparan, Lintang segera masuk mini market dengan pintu bergambar lebah imut lalu mengambil beberapa cup mi instan dan camilan untuk teman saat menulis. Jangan lupakan kopi, itu adalah hal terpenting. Dia selalu menjadi partner paling setia saat Lintang harus begadang dan menulis cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
REPARASI TAKDIR | ROMANCE FANTASY
Teen FictionLintang, dukun MILENIAL yang bisa menulis takdir orang lain, namun tidak bisa mengubah takdirnya sendiri. Sampai suatu hari, dia harus menulis takdir seorang pemuda yang terikat dengan takdirnya, dan membuat gadis itu terlibat dalam misi penyelidika...