7. Kisah Sepasang Merpati

341 70 40
                                    

Gaisseeuuu, gimana kabar kalian hari ini?

Kalian lagi ngapain pas notif ini muncul di hape kalian? Wkwkwk

Aku dateng lagi bareng Lintang cs, nih. Komenin yang banyak, ya'

HAPPY READING~

Sorry for typo.

***

Dua ekor merpati terbang di atas hamparan mawar putih yang indah. Keduanya terus berputar bersama, seolah ingin menunjukkan pada dunia bahwa cinta mereka adalah yang paling sejati.

Dari balik semak, seorang pemburu melesatkan pelurunya hingga mengenai merpati betina. Burung itu terjun bebas dengan darah yang mengucur deras, tapi merpati jantan tidak begitu saja membiarkan pasangannya terjatuh.

Dia terus mengepakkan sayap, berusaha mengejar si betina, tanpa peduli jika sayap-sayapnya mulai terluka oleh duri mawar.

Darah mereka menciptakan keajaiban, mengubah hamparan mawar putih menjadi merah, dan menjadikan kisah cinta mereka sebagai sebuah legenda.

***

Lintang menatap kaus kaki di tangan Arkana dengan perasaan geli. Pria itu masih berlutut, dan membuatnya sedikit kesulitan menahan tawa.

Maksudnya begini, seorang pria biasanya akan berlutut di depan gadis dengan kotak cincin, atau minimal setangkai bunga saat membuat pengakuan. Namun, Arkana benar-benar limited edition, dia justru memberikan kaus kaki. Apa yang dia lakukan benar-benar tak selaras dengan wajah tampannya.

Memenuhi janji? Bahkan satu kali pun, Lintang tidak pernah merasa mendengar Arkana membuat janji untuknya. Sependek ingatan gadis itu, kaus kaki yang dibawa Arkana adalah miliknya belasan tahun lalu. Yang dia berikan pada seorang pengecut.

"Oh, jadi kamu si pengecut itu? Pantesan malem itu bukannya ngelawan para preman, malah nyeret aku buat lari dengan kaki pincang," ucap Lintang sambil memungut kaus kaki di tangan Arkana.

Arkana berdiri dengan tatapan heran, entah apa yang ada di dalam pikiran pria itu sekarang. Isi kepalanya terlalu sulit untuk ditebak oleh orang  seperti Lintang.

"Bukan itu yang harusnya kamu inget," jawabnya sambil berdiri. "Kalau kamu inget sama kaos kaki itu, apa kamu lupa sama apa yang kamu bilang waktu ngasih kaos kakimu itu sama saya?"

"Apa?" Lintang tampak berpikir sejenak sambil mengingat-ingat. Lalu, gadis itu tertawa ketika neuron otaknya memutar kembali ingatan tujuh belas tahun lalu. "Jadi kamu nganggep serius ucapan anak kecil yang bahkan nggak punya nama?"

Lintang tertawa, lalu melemparkan kaus kaki di tangannya ke sembarang arah. Namun dengan gerakan sangat cepat, Arkana malah mencondongkan tubuh dan menangkap kaus kaki itu lagi.

"Saya udah simpen kaos kaki ini selama tujuh belas tahun, kamu nggak bisa buang ini gitu aja."

"Ya, udah, simpen saja. Aku nggak akan ngelarang." Lintang mulai melanjutkan lari dengan sepatu baru pemberian Arkana. "Ah, ya, omong-omong, terima kasih sepatunya. Nanti pasti rotinya kubayar. Sekarang aku nggak bawa duit," lanjutnya setengah berteriak karena Arkana masih berdiri di tempat semula, lalu mempercepat langkah dan berlari sambil mengulum senyum.

Dia sudah melihat berbagai jenis keromantisan pria  di drama Korea, tapi baru kali ini dia melihat manusia seperti Arkana, dan itu nyata. Jujur saja, menyimpan kaus kaki selama tujuh belas tahun dan menunggu pertemuan yang tidak pasti, itu adalah hal paling konyol sekaligus romantis menurut Lintang.

REPARASI TAKDIR |  ROMANCE FANTASYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang