Prolog

9 3 2
                                    

"Pernah, pernah kecewa atas rasa kehilangan. Pada akhirnya, aku sadar jika semua yang terjadi, bagaimanapun dan apapun itu, akan tetap terjadi pada waktunya"

_AiraFidellyaAchmad_
__________________________

***

"Tokoh utama?"

Aku tersenyum, memandangi gantungan kunci bentuk koala biru. Hadiah ulang tahunku dari seseorang yang kukira adalah tokoh utama yang semesta kirimkan untuk sebuah cerita tanpa ending yang dapat kita tentukan sendiri. Setiap orang memiliki tokoh utama tersendiri di kehidupannya, sosok yang akan selalu disebut atau bahkan dibanggakan.

Aku merebahkan tubuhku di kursi panjang taman. Mengingat perdebatan dengan seseorang beberapa jam lalu. Untuk kesekian kalinya, Kak Ray memberikan luka. Ya, dia memang seringkali membuatku berharap yang berujung pada luka. Dan bodohnya aku, tak sedikitpun aku bisa membenci hal itu. Satu tahun lalu, aku yang berencana melupakan, merelakan bahkan ingin meninggalkannya sebelum hal ini terjadi. Sayangnya, itu akan tetap menjadi rencana sampai saat ini.

"Kejar kebahagiaan masing-masing ya?" Gumamku sedikit merinding mendengarnya sendiri. Aku tertawa kecil, sekeras apapun aku mencoba untuk tetap bertahan, mau beribu cara yang kucoba pun,, dia akan lebih mudah melepaskan diriku. Karena, bukan aku yang ia harapkan sekarang.

Tik...tik...tik...
Perlahan namun pasti, butiran air hujan jatuh semakin deras. Membuat udara sekitar menyeruakkan bau khas hujan. Aku sontak bangkit dan mengambil tas serta bukuku lalu pergi meneduhkan diri di halte yang tak jauh dari tempatku duduk tadi. Aku berdiri diantara banyak orang yang juga meneduh, cuaca akhir-akhir ini memang sulit diprediksi. Sebuah mobil hitam terhenti di depan halte, mungkin jemputan salah satu orang disini.

Seorang pria dengan kemeja hitam, celana katun hitam, topi hitam dan lengkap dengan masker hitamnya membuat bisikan yang lumayan ramai di sekitarku. Pria yang memegang payung dan Coat berwarna abu-abu itu melangkah mendekat, aku melebarkan mata. Kenapa aku? Aku mengenalnya? Sepertinya tidak, aku tak mengenali sosok yang berdiri tegak di hadapan ku saat ini.

"Sampai kapan mau jadi kucing hilang?"

Aku mengerutkan kening.
Suara itu?

***

Euphoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang