"Aku laper banget. Ayo cepetan pesen makanan yang banyak."
Jihoon terkekeh. "Bukannya kamu tadi bilang udah makan?"
Yedam akhirnya memilih tempat duduk yang tepat berada di samping kaca, membuat keduanya lebih leluasa untuk melihat pemandangan jalanan siang hari di luar sana.
"Cuma gorengan doang, Ji. Ya jelas laper lagi, lah." jawab Yedam yang langsung menyambar buku menu yang ada di hadapannya. "Aku paket large satu, terus minumnya cola aja. Tapi nanti mau pesen sundae juga abis makan."
Jihoon mengangguk. "Yakin itu aja?"
Yedam kembali melirik isi buku menu, beberapa detik dia berpikir lagi sampai memberikan anggukkan pada Jihoon.
"Udah, itu aja. Tolong pesenin, ya.." pinta Yedam lengkap dengan senyuman manisnya.
Senyuman itu cukup mendorong Jihoon untuk balas tersenyum dan dilengkapi dengan usapan sekilas di puncak kepala Yedam. "Oke, aku pesenin dulu."
~~~^^~~~
"Makannya pelan-pelan, heh. Berantakan banget." tegur Jihoon sambil tertawa. "Sini deketan bentar."
Yedam bisa merasakan sapuan lembut di sudut bibirnya yang disentuh perlahan dengan tempo amat pelan oleh Jihoon.
"Jorok!" teriak Yedam saat melihat Jihoon menyesap jarinya yang tadi dipakai untuk membersihkan sisa saus di ujung bibirnya.
Yedam segera mengambil tisu lalu mengusapnya ke tangan Jihoon. "Itu kotor tau, emangnya kamu nggak jijik?"
Jihoon mengernyit kemudian menggeleng. "Lah ngapain jijik? Malahan ini tuh enak, soalnya kan bekas bibir kamu."
Yedam berdecak pelan sambil menghentak tangan Jihoon dengan sengaja. "Apa banget deh."
Yedam memajukan bibirnya sebal, yang kembali mengundang tawa dari Jihoon yang memerhatikannya.
"Kalo disamain kayak binatang, aku ini apa?" tanya Jihoon tiba-tiba.
Yedam menoleh karena pertanyaan tersebut, tidak butuh waktu lama untuk menjawab. "Kayak anjing."
"Iya sih, aku emang gemesin banget." balas Jihoon percaya diri.
"Justru sebaliknya, kamu tuh ngeselin." Yedam mendengus, tanpa menoleh pun dia tahu jika Jihoon sedang tersenyum lebar.
"Sayang.." panggil Jihoon.
Yedam berusaha mengabaikannya, dengan mengambil kentang goreng dan memasukkannya ke dalam mulutnya sendiri.
"Sayang.."
"Sayang.."
"Sayang.."
Yedam menghembuskan napas lelah, lalu mengalihkan matanya ke arah Jihoon kembali. "Apa sih?"
"Kalo aku tiba-tiba berubah jadi kentang goreng, kamu masih tetep sayang aku nggak?"
Nah kan, Jihoon itu adalah satu-satunya definisi manusia paling aneh, tapi entah kenapa Yedam malah menjadikannya sebagai pacar.
Yedam pura-pura berpikir sebentar. "Pertanyaan nggak penting, aku nggak mau jawab."
"Kok gitu?!" rengek Jihoon tidak terima. "Tapi kalo aku tetep berwujud manusia, kamu sayang kan?"
"Kita pacaran hampir dua tahun, kalo kamu lupa." jawab Yedam mengingatkan.
"Tapi aku butuh konfirmasi, kamu sayang aku kan?" tuntut Jihoon.
"Hm.." gumam Yedam.
"Cieee.. kamu naksir aku ya?" goda Jihoon semakin menjadi-jadi.
"Orang gila!" seru Yedam kesal, tapi kemudian berganti dengan senyum cerahnya.
Jihoon tertawa puas karena salah satu kegiatan favoritnya kini adalah menjahili Yedam, pacar kesayangannya.
tbc..
~~~^^~~~
Note:
don't expect too much, i just want to satisfy myself with this ship.. hehe<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things - [hoondam]
Fanfiction[COMPLETED]✔ Sedikit banyak, Jihoon dan Yedam mulai paham tentang hal-hal kecil yang disukai satu sama lain. Atau mungkin, isinya cuma cerita antara Yedam sama Jihoon yang pacaran. bxb short story harsh word bahasa non-baku attempt humor fiksi only...