Terlalu lemah untuk tersenyum. Terlalu lelah untuk menangis.
~Alana Maherson~
.
.
.
Happy Reading 🦋
Hari semakin gelap, pukul empat tepatnya. Rupanya satu jam sudah perjalanan ini. Satu persatu sekumpul bayangan menyatu. Menandakan cahaya termakan gelap. Gadis berkulit putih porcelain itu menatap kedepan jalanan. Jalan tampak sepi, tak ingin berlama. Alana mendorong motornya menjauhi jalan. Jam tangan gadis ini memanggil tanda sebentar lagi magrib. Ingin rasanya Alana buang serta tinggalkan saja motor ini.Tepat ketika matahari sangat jauh di Barat terhalang pepohonan jingganya ada deretan lampu di ujung jalan, tidak banyak tapi itu berderet.
Kini tibalah Alana didepan rumah yang tampak minimalis namun berdesign modern, dilihat dari tampak depan rumah ini terlihat sangat kokoh dan mewah. Pintu depan yang besar dan berdesign modern saat ini, tidak terlalu banyak jendela yang ditampilkan namun rumah ini dominan dengan kaca-kaca yang bening.
Alana memasuki pintu utama dan tersenyum kala melihat seorang pria paruh baya sedang duduk disofa ruang tamu. Dia menghembuskan napas dan berlalu begitu saja.
"Anak ga tau diri, dari mana kamu?"geram Adrian.
Bukannya mendengarkan perkataan Adrian, Alana memilih berjalan dari anak tangga pertama. Namun langkahnya terhenti ketika genggaman kekar dari sang ayah mencengkeram begitu erat.
plak
Satu tamparan mengenai pipi mulus gadis SMA itu. Perih. Gadis itu hanya memejamkan mata, menerima semua umpatan dari sang ayah.
"DASAR ANAK GATAU DIRI."
"JAM SEGINI BARU PULANG MAU JADI APA KAMU."
Tangan Adrian menarik geram ujung rambut curly Alana. Pusing serta sakit yang Alana rasanya. Tubuhnya gemetar hebat. Jambakan itu terlalu kuat bagi gadis mungil ini.
"Sakit pa."ujar Alana lirih.
"SAKIT KATA KAMU. PAPA MALU PUNYA ANAK BODOH."
plak
Untuk kedua tamparan itu mendarat dipipi sebelahnya. Panas akibat dari tamparan itu.
"Lo bisa apa? apa yang Lo dapet selama ini cuma bisanya minta duit duit duit terus." ucap Adrian.
"Jadi anak ga berguna cuma bisanya nyusahain orang tua mulu."
Seorang gadis diseret paksa menuju kamar sang anak. aww. Gadis itu meringis.
Brukk!
Adrian menghempaskan tubuh mungil gadis itu ketembok dengan keras. Tidak sampai disitu Adrian semakin brutal. Pria paruh baya itu menendang keras perut Alana hingga tersungkur disamping kasur. Alana terpental jauh.
Seorang gadis merintih kesakitan sembari memegangi perutnya yang terasa nyeri akibat tendangan keras yang di berikan oleh seorang pria paruh baya didepannya dan jangan lupakan juga punggungnya yang linu karena menghantam keras tembok di belakangnya. Darah segar lolos dari hidungnya. Serta dipelipis ada bercak darah yang sudah mengering.
"Lo liat anak orang lain udah pada punya prestasi."marah Adrian.
"GAPUNYA OTAK JADI ANAK LO ANJING GA GUNA." teriak Adrian didepan muka Alana.
Tangan Adrian hendak mendarat lagi dipipi gadis itu. Namun dengan cekatan Alana menghentikan itu.
"Papa malu punya anak seperti kamu." ucap Adrian.
"PAPA SUSAH SUSAH KERJA BUAT KAMU, TAPI APA BALASAN KAMU."
"NGEDAPATIN NILAI YANG SEMPURNA SAJA TIDAK BISA."
"Pa, Alana juga ga mau lahir kalau seperti ini jadinya." tutur Alana.
"Papa pernah ga liat kerja keras Alana."
"Alana mati matian demi nilai yang papa inginkan."
"Tapi Alana gabisa pa, Alana manusia punya kekurangan termasuk papa. Papa juga punya kekurangan. Alana bukan robot pa. Alana cuma butuh support papa. Tapi apa yang Alana dapat? Ga ada pa. Papa selalu marahin Alana. Alana cape pa. Alana juga pengen seperti apa yang papa mau. Sampai detik ini Alana selalu takut pa. Alana takut papa marah marah seperti ini. Alana juga ga minta dilahirin. Pa Alana mohon kali ini aja, peluk Alana pa." jelas Alana dengan pipi yang sudah basah dengan air mata.
"Pa Alana pulang telat juga karena motor Alana bannya bocor."lanjutnya.
Benar yang gadis itu ucapkan. Karena dijalan hendak pulang sekolah tadi tiba-tiba motor yang Alana bawa bannya pecah. Dan sialnya gadis itu lupa membawa uang. Sehingga mengharuskan Alana mendorong motornya sendiri. Perjalanan pulang kerumah gadis itu bukanlah perjalanan yang pendek karena jarak dari rumah ke sekolahnya lumayan jauh. Pergi pake motor saja memakan waktu 45 menit apalagi jalan kaki.
Seketika gadis itu mengingat seseorang dan berharap orang itu bisa menolongnya. Alana segera merogoh kantong roknya dan menemukan benda pipih itu. Gadis itu menscrol mencari kontak seseorang. Dengan cekatan gadis itu mengirim sebuah pesan kepada seseorang diseberang sana.
Kenlop❤️
Ken tolongin gue, ban motor gue bocor:(
maaf Alana gue gabisa
Tapi Ken disini sepi
gue takut:(Lo udah gede bisa sendiri
Jangan manjaTerserah Lo Ken gue cape
(read)Begitulah isi pesannya. Gadis dengan kulit putih porcelain itu hanya bernapas kesal. Satu kesialan lagi menimpanya.
byurr
Air genangan mengenai tubuh mungil gadis itu. Seragam putih abu-abu yang ia kenakan menjadi basah. Bukannya berhenti untuk minta maaf. Cowo dengan motor sport itu melaju begitu saja. Alana yang geram melihat itu cuma bisa mengumpat.
"Anjing lo ya." umpat Alana.
"Basah gue bangsat." Teriak Alana.
"TANGGUNG JAWAB LO."
"GAPUNYA ETIKA BANGET LO, GUE SUMPAHIN LO KETABRAK BAJAJ."
Tapi sialnya teriakan Alana tidak didengar oleh siapapun. Gadis itu hanya merutuki dirinya. Hari ini sudah tiga kesialan menimpa dirinya.
"Alasan terus Alana, Papa muak liat kamu. Malam ini jangan makan. DAN BELAJAR KAMU SAMPAI DAPET NILAI YANG SEMPURNA KALAU SAMPAI PAPA LIAT NANTI KAMU TIDUR. HUKUMAN KAMU AKAN TAMBAH BERAT. INGAT ITU BAIK-BAIK!!"
Setelah mengatakan itu Adrian segera meninggalkan Alana sendiri. Pintu yang ditutup dengan keras menggema diruangan itu hanya menyisakan Alana seorang diri. Gadis itu menangis dalam diam.
... TBC...
VOTE+COMMENT KALIAN SANGAT BERARTI BAGI AKU.
TERIMA KASIH UNTUK KALIAN YANG SUDAH SUPPORT.
AKU SAYANG KALIAN.Dibuka kritik dan saran kalian.
jangan lupa share cerita ini ke teman-teman kalian atau media sosial kalian jika berkenaan.🖤
Selamat hari kemerdekaan Republik Indonesia 🇮🇩
![](https://img.wattpad.com/cover/208475743-288-k523517.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐥𝐚𝐧𝐚 𝐌𝐚𝐡𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧
Fiksi Remaja||Mengandung kata-kata kasar🚫Bijaklah dalam membaca|| Cerita tentang seorang gadis bernama Alana Maherson merupakan gadis periang dan juga pintar. Sebuah perubahan besar dalam hidup Alana ketika kehilangan sang Kaka. Serta tantangan besar bagi diri...