03. Alana Maherson

135 114 92
                                    

Setiap hari rasanya menyakitkan tapi setiap kali bertemu denganmu aku bahagia.
~Alana Maherson~
.
.
.
Happy Reading 🦋

Sesuai janji kini Alana berada dirumah besar bernuansa modern namun klasik. Gadis yang menjabat sebagai kekasih Kenzi ini sudah hapal betul seluk beluk rumah sang kekasih. Gadis yang sekarang memakai crop hoodie putih serta celana pendek jeans tak lupa tas selempang yang selalu ia bawa.

"Eh Alana kamu udah disini ya."sapa Ellena-ibu Kenzi itu berjalan masuk ke rumahnya dengan membawa dua kantong kresek.

Suara itu membuyarkan lamunan Alana. Alana tersenyum dan segera berdiri menghampiri Ellen untuk salam kepada ibu dari kekasihnya.

"Bun Alana bantuin ya?"tawar Alana.

"Ga usah sayang bunda bisa sendiri, lagian ga berat kok."tolak Ellen halus dengan senyuman khas Ellen yang membuat Alana selalu suka melihat wajah ibu dari kekasihnya ini. Menurutnya Ellen memiliki wajah yang tenang dan enak di pandang.

"Gapapa bund, Alana berbakti kepada calon mertua."candanya.

Ibu dua anak itu mengangguk saja. Ellen terkekeh dengan tingkah Alana, Ellen sudah memaklumi sikap Alana yang apa adanya serta rendah hati. Hal itulah membuat Ellen menyukai gadis ini. Mereka berdua memiliki sikap yang sangat dominan. Alana mengingatkan Ellen diwaktu muda.

Kini tibalah dua wanita itu di dapur, tidak lupa Alana membantu beres- beres hasil belanjaan Ellen. Tangan mungil itu perlahan membawa satu persatu barang, mengeluarkan dari persembunyian yang gelap.

"Ehh." Suara Ellen menghentikan aktivitas Alana.

Gadis itu menoleh kesampingnya dan bertanya "why bund?"

"Ini belanjaan bunda ada yang kurang, bunda mau ke supermarket lagi. Bunda boleh minta tolong kh?"

"Minta tolong apa bund?"

"Itu jagain Zhafira."

Zhafira Arundati merupakan adek dari seorang Kenzi yang masih terpaut umur 1 tahun. Dengan mata berbinar Alana mengiyakan permintaan Ellen. Kapan lagi coba Alana cosplay jadi mamah mudah?

"Bund."teriak Kenzi dari ujung tangga berjalan ke dapur.

"Iya."

"Alana kemana bund?"tanyanya. Pria itu duduk dan mengambil teko lalu menuangkan kedalam cangkir yang di pegangnya.

Ellen yang sibuk merapikan kerudungnya hanya menjawab singkat "Di kamar Fira."

"Ken bunda mau kee..." belum sempat habis Ellen berbicara, anaknya itu pergi begitu saja. Membuat Ellen menggelangkan kepala.

*****

Sekarang Kenzi berada didalam kamar yang bernuansa anak-anak, menatap heran adiknya yang bermain begitu saja tanpa ada penunggunya, ternyata makhluk yang disuruh jagain malah ketiduran. Dia duduk disebelah wanita yang terlelap itu. Kenzi tersenyum merapikan surai rambut Alana yang menutupi wajah cantiknya.

"Bukannya nidurin,malah dia yang tidur gimana sih."ucap Kenzi.

Namun aktivitas Kenzi membangunkan gadis itu dari mimpinya. "kapan Lo masuk?" tanyanya dengan menggosok matanya yang kicep.

"Udah 5 menit yang lalu."

"Lo cantik."

aaa Ken pliss jangan buat gue melayang kek gini. batinnya.

Namun Alana sebisa mungkin tanpa raut apapun, baru di bilang cantik saja Alana sudah terbang. Namanya juga Alana.

"Lo ngapain kesini?" tanya Alana.

Pertanyaan Alana menghentikan Kenzi yang bermain dengan Fira. "Kangen sama pacar." jawabnya santai.

Tanpa disadari tercipta senyum tipis, hal ini membuat Alana tersipu malu.

"Gue gabut,keluar yuk." ajak Kenzi.

"Tapi bawa adek lo ya, kasihan dia sendiri."

"Bunda emangnya kemana?"

"Bunda katanya ke supermarket
ada belanjaan bunda yang ketinggalan."jelas Alana. Tak lupa tangannya melakukan aktivitas menggendong Fira mendekap kedalam pelukannya. Melihat itu Kenzi terkekeh Alana ternyata cocok jadi mamah muda. canda mamah muda.

*****

Pikiran Alana sekarang tertuju pada sebuah taman. Ya sekarang mereka bertiga berdiam disebuah taman. Siapa saja yang melihat mereka pasti mengiranya keluarga yang bahagia. Mereka saling melempar senyum kepada lawan bicaranya.

"Gue senang liat Lo bisa tertawa."

"Makasih ya Ken."ucap Alana.

Alana melabuhkan kepalanya dibahu Kenzi, tangan kanan Kenzi kebelakang dan memeluk Alana sangat erat. Serta mencubit hidung Fira yang sedang makan eskrim.

"ihh Ken jangan atuh, kasihan Fira."kesel Alana.

"Iya deh tuan putri,kesayangan Kenzi."rayu Kenzi dengan gemas mencubit hidung Alana.

awww.ringisnya

"Al maaf kalau gue belum bisa jadi pacar yang baik."

"Gue janji buat Lo tersenyum terus."

"Lo kalau ada masalah cerita aja ke gue, gue tau Lo pasti berat banget kan menjalani hidup."

cup

Kenzi mencium dikening gadis yang ada  sampingnya, Alana terdiam mencerna semuanya. Disatu sisi dia senang dengan perlakuan Kenzi tapi di satu sisi lagi Kenzi yang menjadi penyebab luka. ahh sudahlah cape mikir, untuk sekarang biarkan bahagia.

masalah? masalahnya ada didiri Lo Ken gimana gue ceritanya.

Gadis itu hanya tersenyum, dan kembali menyuapi Fira.

Akhirnya selesai juga Fira memakan eskrim itu. Tidak lupa Alana menyapu bibir Fira bersih dengan sebuh tisu.

Alana berdiri dan diikuti Kenzi, Alana pengen melihat belakang taman yang ada bangunan baru yang bagus buat foto.

Disinilah sekarang mereka bertiga, Fira masih betah digendong Alana. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memotret mereka dari belakang.

Terlihat dari kejauhan ada sebuah kursi Kenzi berinisiatif untuk duduk kesana.

Kenzi sedang sibuk dengan ponselnya. Tak bergeming sedikitpun, Alana tak menyadari itu dia hanya fokus kepada Fira.

"Gue akan buat Lo hancur." batin seseorang.

"Alana gue harus pulang duluan deh, ada keperluan."

"Lo pulang sendiri ya."

"Maaf ya Al."ucap Kenzi, dengan mengecup singkat dahi Alana.

Belum sempat Alana bertanya kini Kenzi memilih meninggalkan gadis itu bersama Ade nya di taman tempat mereka duduk tadi. Alana sempat berpikir pasti karena Fiolisa. Kepala gadis itu menggeleng tidak mau nethink terhadap orang lain. Tak mau ambil pusing dia lebih memilih membuka aplikasi taksi online.

..TBC..

segitu dulu ya bestiee..
semoga kalian suka.
dukung aku dengan vote and coment kalian.
kalau sekalian follow juga gpp.
semangat untuk kita semua.

wish you a beautiful day.

𝐀𝐥𝐚𝐧𝐚 𝐌𝐚𝐡𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang