Orang yang paling kamu cintai adalah orang yang berpotensi menyakitimu.
~Daisy Liana~
.
.
.
Happy Reading 🦋Sepulang sekolah Alana memilih merebahkan tubuhnya diatas kasur. Masih mengenakan seragam SMA. Alana memejamkan matanya sembari memijit pelipis yang agak sakit.
Detik berganti menit, gadis berkulit putih itu bangun dan mencari ponsel didalam tas. Atensinya teralihkan pada sebuah amplop yang berada diatas nakas.
Perlahan tapi pasti Alana membuka amplop itu. Matanya membelalak ketika melihat isi dari amplop itu. Tangannya bergetar, tubuh gadis itu melemah. Hingga bokongnya menyentuh sisi ranjang. Mata hazel miliknya memanas.
"Tidak ini tidak nyata," gumam Alana.
Alana segera menghempaskan amplop itu diatas lantai.
"shitt.." Umpatnya.
"Ga-kk gak mungkin."
"Bukann. Pasti buk-ann."
*****
Gadis itu menoleh ke kiri dan kanan mencari Zia. Daisy melirik jam yang berada di pergelangan tangan kirinya. Gadis itu tampak gelisah. Tidak seperti biasa Zia telat.
Ting
Bunyi pintu cafe terbuka. Terlihat seorang pria dengan pakaian serba hitam. Pria itu berjalan menuju sebuah meja.
"Daisy, lo ngapain disini?" Pria itu bertanya dan menarik kursi didepan Daisy.
Daisy hanya diam tanpa menjawab. Kenapa Zia belum juga muncul? Orang yang akhir-akhir ini dihindari gadis itu ternyata sekarang dihadapannya. Mimpi apa Daisy malam tadi, sehingga dia bertemu pria itu.
"Maaf," ucap sang pria.
"Gue bisa jelasin semuanya. Apa yang lo liat semua itu tidak seperti yang lo pikirkan," lanjutnya.
"Apapun penjelasan lo, gue ga bisa nerima yang namanya pengkhianatan Za." Daisy menatap Altezza tajam.
"Maaf sy, gue khilaf," ucap Altezza lirih.
"Khilaf kata lo? Lo mikir ga, gimana gue diposisi itu. Lo mikir ga betapa sakitnya gue. Lo cowo brengsek," ucap Daisy gemetar.
"Maaf- ."
"Gue muak dengar kata maaf lo. Gue terlalu bodoh selalu percaya sama lo. Kata maaf lo ga bisa ngobatin luka gue. Pergi lo jangan pernah lagi hadir di hidup gue." Tangan Daisy mengarah ke pintu cafe. Mata gadis itu memanas kala mengucapkan itu.
Sungguh sakit ketika menatap Altezza sekarang. Daisy menunduk pertahanan nya runtuh hingga air mata keluar begitu saja.
"Maaf- ."
Daisy berucap lirih, matanya sudah dipenuhi air mata, "kadang kata maaf sudah tidak berarti lagi. Gue heran, kenapa orang-orang menjadikan kata maaf sebagai penenang. Seakan-akan kata maaf tidak ada harganya sama sekali."
"Sy jangan nangis."
"LO PERGI SEKARANG!!" Perintah Daisy.
Cowo itu menyingkap rambut coklat kebelakang dan berpindah posisi menghadap Daisy. Tangan kekar Altezza menarik pinggang Daisy dan lantas memeluk gadis itu.
Sebuah penyesalan menghantui dirinya. Ternyata rasa sakit yang pernah ia tanamkan pada gadis ini. Berefek besar terhadap kehidupan. Dia merasa kehilangan setelah kepergian gadis itu.
"Pergi."
"Lepasin gue- ." Tangan lembut Daisy memukul dada bidang milik cowo itu.
Namun kekuatannya tidak begitu besar. Ia lemah sehingga tidak ada merasakan kelonggaran dalam pelukan Altezza.
"Gue benci Lo Za."
Tangis Daisy pecah dalam pelukan Altezza. "Daisy," lirih Altezza.
Daisy tetap memberontak. "Lepasin gue Za...hiks."
*****
Diatas kasur sedang tidur seorang gadis. Gadis itu tampak lelap dalam tidurnya. Ketika azan maghrib berkumandang, tubuh gadis itu bergulat kecil. Bola matanya perlahan terbuka. Matanya membola ketika mengingat janji.
"Arghh bisa bisanya gue ketiduran."
"Bego Zia bego kenapa sih Lo lupa kalau ada janji," monolognya.
Zia segera meraih ponsel diatas nakas. Dan membuka room chat dan memencet tombol telpon. Zia berniat minta maaf atas keteledoran dirinya.
"Sy maaf gue ketiduran," ucap Zia ditelpon.
"Gapapa Zia," sahut Daisy dari ujung telpon.
"Sy gue bener-bener minta maaf. Jangan marah Sy."
"Lo ini santai aja kali. Kek ga kenal aja. Santai Zia, itu juga diluar kendali Lo kan? Nah ga perlu minta maaf lagi, Lo ga salah."
"Sy maaf ya."
"Udah deh maaf mulu Lo, gue dengar sekali lagi Lo minta maaf, gue beneran ga akan maafin Lo!!"
"Wehhh main ancam-ancam aja Lo."
Haha kedua orang itu tertawa.
"Eh Sy, Alana gatau kan soal ini?"
"Aman Ziaa."
"Semuanya terkendali hebat, siapa dulu dong gue gitu," sombong Daisy dari ujung sana.
"Daisy emang the best. Udah ya gue tutup telponnya. Mau sleep call bareng ayang."
"Dihh sliip col, sliip coll. Najis."
"Ir..."
Tuttttt Tutttttt
Sambungan telpon itu terputus sepihak. Zia terkekeh ria mendengar tuturan Daisy, yang begitu lucu baginya.
...TBC...
VOTE+COMMENT KALIAN SANGAT BERARTI BAGI AKU.
TERIMA KASIH UNTUK KALIAN YANG SUDAH SUPPORT.
AKU SAYANG KALIAN.Dibuka kritik dan saran kalian.
jangan lupa share cerita ini ke teman-teman kalian atau media sosial kalian jika berkenaan.🖤
Maaf kalau pendek🙏
Cuma segitu dapet ide 😭#Spamnext
![](https://img.wattpad.com/cover/208475743-288-k523517.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐥𝐚𝐧𝐚 𝐌𝐚𝐡𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧
Teen Fiction||Mengandung kata-kata kasar🚫Bijaklah dalam membaca|| Cerita tentang seorang gadis bernama Alana Maherson merupakan gadis periang dan juga pintar. Sebuah perubahan besar dalam hidup Alana ketika kehilangan sang Kaka. Serta tantangan besar bagi diri...