06. Alana Maherson

124 97 138
                                    

Aku ingin mencintaimu dengan cara yang paling rahasia. Sampai air mata pun tidak bisa menggambarkan kesakitan.
~Clark McKenzie~
.
.
.
Happy Reading 🦋

Masih dihari yang sama, tempat yang berbeda dua pasutri sedang bergulat dengan buku masing-masing. Mereka adalah Kenzi dan Fiolisa. Waktu terus berlalu tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 20:15.

Kenzi beranjak dari duduknya memasukkan buku yang berserakan kedalam tasnya. Ditengah-tengah pekerjaannya tiba-tiba tangan lembut memegang tangannya. Tangan itu menghentikan aktivitas Kenzi sekejap.
Cowo itu menoleh kesampingnya. Terlihat raut wajah Kenzi bingung.

"Ken Lo sayang kan sama gue?" tanya Fiolisa dengan mata berbinar.

"Iya gue sayang sama Lo." balas Kenzi. Dia melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

"Ken gue mau Lo sepenuhnya."

"..."

"Gue mau kita pacaran." tutur Fiolisa.

"Sa gue gabisa. Gue punya Alana, gue sayang sama Lo sebagai adek ga lebih dari itu."

Fiolisa memutar matanya jengkel. Dengan alis terangkat "Alana terus."

"Lo liat aja Ken, Alana besok bakal ada memar diwajahnya. Gue yakin itu."devil Fiolisa.

"Hah maksud Lo apa sa?"

"Gue yang udah laporin soal nilainya yang turun ke bokapnya. Gue benci Alana."

"Sebegitu bencinya Lo sama Alana. Gue ga habis pikir Sa, apa yang membuat Lo sebenci itu sama dia? Dia punya salah apa sama Lo?."

"Gue benci dia karena dia selalu mengambil kebahagiaan gue."

"Sa gue males berdebat sama Lo, gue pulang." pamit Kenzi.

*****

Gadis muda dengan rambut panjang terurai berantakan. Gadis itu menatap dirinya dari pantulan cermin. Seketika air mata turun lagi, sudah untuk kesekian air mata itu turun.

"Sakit banget." lirihnya.

Tangan gadis itu mulai membuka sebuah laci nakas ia menemukan silet didalam laci kemudian gadis itu mengambilnya dengan gemetar.

"Maafin aku Pa, aku belum bisa jadi anak yang papa harapkan."

Alana memejamkan matanya sesaat. "Pa maaf Alana selalu merepotkan papa."

"Bun maafin Alana."

Dengan gemetar Alana mengarahkan silet itu ke tangannya.

Srett

"ALANA BUKA PINTUNYA." gedor seseorang dari luar.

Suara pintu itu menghentikan aktivitasnya. Gadis itu segera membersihkan lengannya dan bergegas menuju meja belajar. Tak lupa luka akibat silet itu Alana tutup dengan sebuah hoodie.

"Kalau sampai papa liat kamu tiduran papa ga akan ampuni kamu!!" marah Adrian.

"ALANA BUKA PINTUNYA!!" titah Adrian.

𝐀𝐥𝐚𝐧𝐚 𝐌𝐚𝐡𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang