Daffin senang akhirnya setelah dua minggu berada di surabaya dia bisa kembali menginjakkan kaki dirumah mewahnya. Menghirup udara jakarta yang sudah makanannya setiap hari membuatnya begitu gembira apalagi kini ada yang dia rindukan. Walau dia tahu orang yang dirindukkan tidak akan merindukkannya.
"tuan sudah pulang? Sebentar saya panggilkan pak diman untuk bawa barang-barangnya".
Daffin mengangguk dan kembali melangkah masuk kedalam rumah. Tatapannya mengedar kesegala penjuru arah mencari keberadaan putranya. Bi inah baru datang dari luar dengan tas ransel milik daffin dan menyadari jika tuannya tengah mencari sesuatu.
"aga ada dikamar bibi, dari kemarin dia nungguin tuan".
"nunggu saya?"tanya daffin tak percaya.
"iya".
"kenapa?".
"saya juga tidak tahu".
Flashback
Ini adalah hari kelima daffin meninggalkan rumah. Aga bermain ditaman belakang bersama dengan pak diman yang tengah memotong tanaman. Aga sangat senang bermain disana karena banyak sekali bunga-bunga yang menurutnya sangat indah. Sesekali aga juga mendengar ocehan pak diman tentang pekerjaannya dan juga keluarganya. Tak lama saat sedang asik mengobrol datanglah bi inah membawa nampan berisi minuman.
"ini pak diminum dulu, nak aga juga susunya diminum dulu".
Aga berlari ke gazebo tempat bi inah berada, dia duduk disamping bi inah dan meneguk habis susu nya.
"pinter banget nak aga minum susu nya, biar cepet besar ya"bi inah mengusak gemas surai hitam aga.
"bibi"panggil aga.
Bi inah sontak menoleh namun yang didapatinya hanyalah aga yang sedang terdiam.
"kenapa?"tanya bi inah lembut, meski baru beberapa hari aga dirumah bi inah sudah sangat sayang pada anak itu, dia juga yakin bahwa aga memang benar-benar anak kandung daffin, Tuannya.
Tak perlu banyak alasan untuk mengungkapkan hal itu yang jelas bi inah bisa melihat bayangan daffin pada diri aga entah saat anak itu tengah melamun, tidur,ataupun tersenyum, sangat mirip dengan daffin. Ah dan juga aga alergi udang sama seperti daffin.
"itu".
"itu apa?"ujar pak diman sembari menyeruput jus jeruk nya.
"itu, dia kapan pulang? Kenapa lama?".
"dia?"bi inah mengernyit bingung lalu terdiam beberapa saat.
"ohh tuan daffin? Papanya nak aga?"tebak bi inah dan diangguki aga.
"katanya sih 2 mingguan jadi pulangnya masih lama, emang kenapa?".
"nggak papa".
Hari-hari berikutnya aga juga menanyakan hal yang sama pada bi inah maupun pak diman.
Flashback off
"kenapa aga nungguin saya?".
"saya juga tidak tahu, lebih baik tuan sendiri yang bertanya pada nak aga".
Karena sangat penasaran daffin bergegas menuju ke kamar bi inah, apa yang membuat aga sampai menunggunya? Bukankah pertemuan terkahir mereka berakhir buruk? Maksudnya bukankah seharusnya aga kembali menghindarinya karena merasa tidak nyaman?. Pintu kamar bi inah tidak sepenuhnya terbuka daffin dapat melihat aga yang tengah duduk dilantai dengan sebuah buku ditangannya. Aga terlihat seperti sedang membaca? Membaca?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace Of The Son
FanfictionBagaimana jika tiba-tiba mantan istrimu datang ke rumah dan membawa seorang anak kecil yang diperkenalkan sebagai putramu?. itulah yang sedang dialami seorang pria 24 tahun bernama Daffin Eza Januartha, pertemuannya dengan anak yang disebut sebagai...