part 04

1.2K 104 4
                                    

"sepi amat nih rumah pada kemana sih?"pria berhodie hitam itu berjalan masuk kedalam rumah sembari menyeret koper besarnya.

Bibirnya menggerutu dengan kaki yang terus melangkah menaiki anak tangga. Sesekali pria itu menguap dan meregangkan tubuhnya yang terasa sangat lelah. Senang akhirnya bisa kembali kerumah besar itu, tak pikir panjang akhirnya pria itu memasuki salah satu kamar.

Cittt

"anj*ng apaan nih?!! Bikin kaget aja!!"umpatnya tatkala menginjak sesuatu yang ada dilantai. Di ambilnya benda yang berbunyi itu, dan ternyata itu adalah mainan bebek kecil berwarna kuning. Dahinya mengerut bingung, apa kakaknya sudah mulai gila sampai bermain dengan bebek kecil itu?.

"ngapain kak daffin punya mainan bebek kayak gini, buat apa coba?"gumamnya.

Di lemparkan bebek kecil itu kesembarang arah berusaha untuk tak peduli, mungkin kakaknya bosan hidup sednirian setelah lama menduda lalu dengan kasar dia bebanting tubuhnya kekasur. Ini adalah tempat yang sangat dia rindukan selama bertahun-tahun. Tapi dia merasakan ada sedikit perbedaan dengan kasurnya yang dulu atau itu hanya perasaannya saja? Ah mungkin karena sudah lama dia tidak meniduri kasurnya.

Saat hampir terlelap tiba-tiba dia dikejutkan dengan teriakkan anak kecil yang otomatis membuatnya kembali terbangun.

"WOI SIAPA LO?! TUYUL?!!"pekiknya terkejut.

Pria itu tak dapat melihat dengan jelas karena keadaan lampu yang mati tapi dengan jelas dia melihat siluet anak kecil tengah duduk dihadapannya. Penakut? memang. Badannya saja yang besar tapi nyalinya kecil. Pria itu sontak berlari keluar kamar lalu tak sengaja bertemu dengan bi inah yang sedang membawa keranjang pakaian kotor.

"eh eh eh eh tuan gavin? Kapan pulang? Kok bibi nggak tahu?".

"bi, kak daffin pelihara tuyul?"ucapnya panik dengan napas tersengal-sengal.

"ma-maksud tuan gavin apa?"bi inah mengerutkan dahinya bingung. Lagipula mana mungkin tuannya memelihara tuyul, dirumah juga tidak pernah ada kabar kehilangan uang selama ini.

"tuan pasti capek ya sampai halusinasi gitu".

"enggak bi beneran, tadi kan aku ke kamar ada makhluk kecil duduk diatas kasur, itu pasti tuyul aku yakin"gavin bersikukuh.

Gavin Edgar Januartha pria 22 tahun yang kini berstatus sebagai seorang mahasiswa. Dia merupakan putra kedua dari keluarga januartha, ya benar dia adalah adik dari daffin eza januartha. Tapi kepribadian gavin jauh berbeda dengan sang kakak.

Daffin itu bijak, polos, lembut, teliti, dan lebih penurut sedangkan gavin tidak. Sifatnya adalah kebalikan dari semua sifat kakaknya. Gavin tidak suka diatur dan cara bicaranya juga bisa dikatakan cukup kasar, dan dia sangat mudah marah. Berhati-hatilah saat didekat gavin, memang terlihat humoris tapi tidak ada yang bisa mengalahkan amarahnya.

Seseram apapun daffin saat marah masih ada gavin yang lebih seram.

Seperti yang sudah dikatakan bahwa sifat gavin adalah kebalikan dari sifat kakaknya, pria itu juga sangat keras kepala. Sudah berkali-kali bi inah mengatakan kalau tidak ada tuyul dirumah dia tetap ngeyel.

"nggak ada tuyul tuan, kalau ada mah uang dirumah ini udah habis".

"kan kakak yang pelihara bi, nggak mungkinlah uangnya bakal ilang".

Embrace Of The SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang