part 13

745 71 3
                                    

Bella, wanita 23 tahun itu telah menghebohkan rumah karena terbangun dipagi buta. Biasanya wanita itu bahkan tidak kunjung bangun meskipun telah berkali-kali dibangunkan. Musik orkestra mengalun dengan lembut menemaninya yang kini tengah berada dibawah guyuran shower. Rasa hangat dari tiap tetes air menjalar disekujur tubuhnya membari rasa nyaman tersendiri. Sudut bibirnya tertarik ketika bayangan wajah sang pujaan hati tiba-tiba terlintas dipikirannya.

Sapuan lembut blush brush menari diatas wajahnya. Bibir tipisnya mulai merona menambah kesan pada wajah cantiknya. Bella membawa langkahnya menuju walk in closet. Dibukanya ruangan itu, menampakan puluhan baju, tas, sepatu dan aksesoris dengan brand ternama. Tapi karena ini hari spesial, dia ingin terlihat sederhana dihadapan daffin. Jadi pilihannya jatuh pada dress casual yang memang sudah menjadi favoritenya sejak lama.

Harganya memang lebih murah dari yang lain tapi karena itu hadiah dari sang ayah maka bella sangat menyukainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harganya memang lebih murah dari yang lain tapi karena itu hadiah dari sang ayah maka bella sangat menyukainya. Bella sangat menyayangi ayahnya.

Selesai bersiap wanita itu melangkahkan kaki menuruni anak tangga dengan sudut bibir yang tertarik membentuk senyuman. Menyapa beberapa maid yang tak sengaja lewat dan juga beberapa kali membantu para maid yang kesusahan dalam pekerjaannya. Bella adalah wanita yang baik, pengertian dan penuh kasih sayang. Keluarga narendra mengajarinya banyak hal tentang kebaikan dan itu berhasil menbantuk karakter bella saat ini.

"pagi kak bian" sapanya pada pria dua tahun lebih tua yang kini tengah berjalan gontai menuju kamarnya dengan segelas air ditangan.

Sabian Alderan Narendra, putra sulung keluarga narenda yang kini tengah menjalani masa latihan sebelum diangkat menjadi seorang CEO. Dia cukup dekat dengan bella yang notabenenya adalah adiknya. Sifatnya yang jahil terkadang membuat bella gemas ingin memukulnya. Seperti saat ini, bian menatap sang adik dengan tatapan horor. Tak percaya bahwa seorang bella yang malas bisa bangun sepagi ini. Dengan cepat bian menyalakan ponsel dan betapa terkejutnya dia saat waktu dibenda pipih itu baru menunjukkan pukul 05.02.

"mau kemana dek? Tumben udah rapi, lo lagi nggak kerasukan kan? Apa jangan-jangan kemarin ada setan yang ngikut dari rumah januartha" selidiknya tak percaya.

"kak kalau ngomong tuh dipikir dulu mana ada setan dirumah mereka ih ada-ada aja. Aku ini mau kerumah daffin kemarin mama alena udah kasih aku alamatnya" jawabnya kemudian tersipu.

"ohh kirain, lagian tumben banget bangun sepagi ini, yaudah hati-hati ya jangan ngebut bawa mobilnya".

"tumben, biasanya jahil dulu".

"masih ngantuk gue bayy" bian melangkah pergi meninggalkan sang adik yang masih menatapnya tak percaya.

Mungkin itu lebih baik, karena bella tidak ingin moodnya yang sudah dia pertahankan sejak kemarin malam hancur karena kejahilan kakaknya. Wanita itu kembali melangkah keluar rumah menuju tempat parkir. Bella memanaskan mesinnya sebentar sebelum akhirnya berlalu memecah hening suasana pagi yang sejuk dan sepi.

Embrace Of The SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang