[005]

2K 261 125
                                    


DON'T DIE!

copyright, 17 Agustus 2022

.
.
.

CALE melempar sembarang ponselnya ke tempat tidur saat sambungan teleponnya tak bersaut. Melirik ke arah dua boneka kucing On dan Hong yang tergeletak di kasur dengan tatapan cemberut sebelum akhirnya berpaling ke arah cermin. Mematut dirinya sendiri yang saat ini memakai hanfu berwarna merah putih dengan aksen bunga-bunga yang mengelilingi rok dan sulaman brokat di bagian lengan .

Hanfu yang saat ini sedang ia pakai adalah hanfu untuk perempuan. Meksipun ia laki-laki namun, dirinya memiliki ketertarikan khusus pada baju-baju tradisional perempuan. Entah itu hanbok, yukata atau hanfu yang sekarang ini ia kenakan dan diantara ketiga jenis pakaian tradisional yang hampir memiliki kemiripan itu ia paling suka dengan hanfu.

Tak ada larangan ataupun diskriminasi yang ia dapatkan dari orang-orang ketika memakainya. Seolah mewajarkan, ia dengan bebas berkeliaran mengenakan apa pun yang ia inginkan tanpa takut akan hinaan.

Ya. Lagi pula siapa juga yang akan berpikir macam-macam tentang dirinya yang memiliki wajah cantik seperti perempuan? Walaupun gurat ketampanannya masih terlihat namun, proporsi feminimnya yang begitu kentara membuat siapa saja mengira bahwa ia adalah perempuan.

Terlebih dengan rambut merahnya yang berkilau seperti emas menjuntai panjang mencapai bahu, selalu terikat rapi oleh aksesori atau dibiarkan berantakan dengan satu jepitan menghiasi salah satu sisi rambutnya.

Cale menyadari bahwa apa yang ia lakukan merupakan sebuah penyimpangan namun, apa daya, ia suka dan siapa pun tak bisa melarangnya untuk melakukan apa yang ia mau.

Masa bodoh dengan gunjingan orang-orang yang mungkin merasa risih saat melihatnya yang seorang laki-laki dengan percaya dirinya memakai pakaian perempuan. Toh, tidak setiap hari ia memakainya selain ketika disaat-saat tertentu walau sejujurnya ia sendiri merasa jauh lebih nyaman berpakaian seperti ini.

Hm, tentu. Ia tidak berniat menyimpang atau ingin melakukan sesuatu untuk mengubah kodratnya hanya karena ia menyukainya dan kesukaannya ini hanya sebatas itu saja. Tidak lebih dan tidak kurang.

Dan dengan fakta bahwa ia sangat menyukai perhiasan membuatnya semakin tergila-gila untuk tampil cantik dan menawan. Aksesori untuk menunjang penampilan pun tak pernah ketinggalan entah itu cincin, anting-anting, gelang, kalung atau hal lainnya. Selagi itu termasuk dalam kategori perhiasan maka ia akan menyukainya dan sebisa mungkin untuk memakainya.

Sama seperti sepasang anting panjang yang terpasang di kedua telinganya yang merupakan perpaduan antara batu permata merah dan hitam yang seakan seiras dengan warna rambutnya yang diikat sebagian menggunakan pita merupakan salah satu dari sekian banyaknya cara yang ia lakukan untuk menonjolkan kecantikannya dalam balutan mewah namun, tetap sederhana.

Ekspresi cemberutnya yang terpantul di cermin semakin dalam saat ia terus menatap dirinya sendiri.

“Untuk apa aku berdandan kalau aku sendiri diabaikan oleh, Hyung?” gumam Cale menyentuh anting-antingnya. Melirik ke arah ponselnya yang tergeletak tak bersalah di atas tempat tidur sebelum akhirnya dengusan lelah ia hembuskan.

“Sudahlah. Lebih baik aku tidur,” ucapnya pada diri sendiri lalu dengan lunglai menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur (karena cerminnya berada tepat di seberang tempat tidur Cale jadi tidak perlu susah-susah bergerak untuk berpindah tempat, ia hanya perlu berdiri untuk mematut diri kemudian kembali ke tempat tidurnya ketika selesai berkaca).

DON'T DIE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang